Chapter 22. Kamp pelatihan.

1.1K 134 11
                                    

Kamp pelatihan musim panas telah di mulai, sekarang kami ada di perjalanan menuju tempatnya menggunakan bus. Satu kelas ada di dalam bus ini, bersama dengan Aizawa-sensei.

"Oi!! Ayo kita nyalakan Musik!!" Kaminari berteriak girang.

Ini pertama kalinya Aizawa-sensei membiarkan kami melakukan apa yang kami mau, meskipun bus ini sangat berisik entah itu karena obrolan maupun musik yang sedang di putar. Dia tidak menegur kami sama sekali.

Itu seperti ketenangan sebelum badai.

"Rimuru-Chan!! Bagaimana dengan kondisi tubuhmu!!?" Toru yang duduk di sampingku sedikit berteriak.

"Baik-baik saja, setelah istirahat demam ku telah hilang sepenuhnya." Yah, ini tentang liburan kemarin. Aku beralasan kalau aku sedang sakit, jadi tidak salah jika Toru bertanya keadaan ku saat ini.

"Hah!?" Dia berteriak kembali, sepertinya dia tidak mendengar apa yang ku katakan. Aku mendekatkan wajahku untuk mendekatinya.

"Ku bilang aku sudah sembuh!"

Ada sesuatu yang menyentuh bibir ku. apakah aku terlalu dekat?

"Hahhh!? Hawawawa!!!"

"Ada apa?"

"T-t-t-tttidak ada!!"

Kenapa dia menutup mulutnya?

Tapi, bus ini berisik sekali. Aku tidak dapat mendengar suaranya dengan jelas. Ingin sekali aku berteriak untuk menghentikan mereka bernyanyi. Menuju kamp pelatihan ini, kami menggunakan seragam tanpa blazer.

"Jangan berdiri di atas kursi!! Kau tidak boleh berdiri di atas kursi!!" Lida menegur Mineta dan Kaminari yang paling aktif di bus ini. Tapi suaranya sedikit teredam oleh musik karena jarak bangku Lida dan mereka berdua juga cukup jauh.

"Berisik sekali ya." Aku hanya bisa menutup telinga, gendang telinga ku hampir pecah karena keributan ini.

Setelah satu jam perjalanan, akhirnya bus berhenti di tempat ... Tujuan? Ini hanya seperti persimpangan jalan. Setelah keluar dari bus, aku sedikit melakukan peregangan karena sedari tadi hanya duduk diam saja.

"Ada apa Toru, dari tadi kau bertingkah aneh loh."

"T-tidak ada, sepertinya kita s-sudah sampai di tujuan ya."

"Mungkin, mungkin juga tidak. Apakah persimpangan jalan ini dapat terlihat seperti tempat tujuan kita?" Aku melihat sekitar, di bawah jalan besar ini yang terdapat pagar pembatas. Ada hutan besar yang lebat.

"Eh? T-tidak mungkin kan?" Toru kembali bertanya dengan ragu.

"Itu mungkin saja terjadi, Ini U.A loh."

Seluruh teman sekelas kami mulai keluar dari bus satu persatu, Mineta berlarian ke sana kemari hanya untuk mencari toilet di tempat seperti ini.

"Ges Eraserhead! Lama tidak bertemu ya!" Ada dua perempuan asing yang melakukan pose ... Aneh? Pussycats?

"Ku perkenalkan kalian dengan pahlawan pro ini, pussycats." Ucap Aizawa-sensei.

"Salah satu pahlawan yang mendirikan kantor persekutuan! Spesiali mereka adalah penyelamatan di daerah pegunungan, dan mereka sangat profesional di lapangan kerja mereka sendiri! Pengalaman mereka saja sudah 12 tahun ..."

Uwahh, Midoriya benar-benar seorang otaku ya. Dia sangat tergila-gila dengan pahlawan. Informasi yang dia miliki tentang para pahlawan tidak bisa di anggap remeh.

"Di hatiku! Usia ku masih 18 tahun Loh!" Salah satu perempuan meraup wajah Deku dengan kasar, sepertinya dia tidak terima di sebut tua.

"Seluruh area ini, kurang lebih adalah wilayah kekuasaan kami. Tempat kalian menginap nanti, akan ada di pedalaman gunung sana." Salah satu perempuan lain yang memakai Costum pahlawan bertipe kucing menunjuk jauh ke dalam hutan, aku bahkan tidak dapat melihat apapun selain pepohonan yang terlihat.

Rimuru X Boku no Hero.Where stories live. Discover now