Profil-0.2

289 38 8
                                    

Disclaimer: Cerita ini hanya khayalan Author saja, gak ada sangkut pautnya sama kehidupan asli idol yang ada di dalam cerita ini. Terimakasih.

---------------------------

---------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

POV Taehyun
_________________




Darah mulai mengucur dari hidungnya tapi aku tak berhenti memukul wajah yang selalu menatap rendah diriku.

Akibatnya darah itu mengenai wajahku juga karena aku terus memukulnya tanpa berhenti, sebenarnya teman-temanku sudah meneriaki ku agar berhenti tapi tak ku hiraukan.

Semua cemoohan-nya terhadapku masih terdengar jelas di telinga dan membuatku makin menguatkan pukulanku kepadanya.

Dia sudah kehilangan kesadaran tapi itu tak membuatku berhenti begitu saja, tanganku sudah sangat kotor karena darahnya.

Bahkan giginya sudah copot 3 karena bogemanku, teman-temanku pada akhirnya menarikku agar menjauh dari manusia yang kupukuli itu.

"Bro, tenang! Jangan sampai dia mati!" Tegur temanku dan aku tak peduli aku mencoba meronta-ronta agar di lepaskan tapi temanku tetap menahanku.

Aku memang berencana membunuh si bangsat ini, agar tidak bisa melihat wajah merendahkannya terhadapku atau minimal aku ingin merobek mulutnya agar tidak menghina keluargaku.

Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.
Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial. Sial.

Aku ingin membunuhnya sekarang juga!

Kalau gara-gara ini aku di penjara, aku tak peduli! Aku terus meronta-ronta dan akhirnya berhasil membanting temanku yang menahanku itu.

Aku kembali mendekati manusia yang tergeletak tak berdaya ini, berjongkok mendekatinya, aku mengambil nametagnya.

"Ini yang paling lo banggakan kan? Nama ini cuma lo yang bisa pegang, karena lo terlahir dari keluarga kaya yang bisa ngelakuin apa saja dengan uang."

Aku tersenyum miring,
"Makan aja nama keberuntungan lo ini, bangsat."

Melebarkan mulutnya, aku mulai menggoreskan name tag itu ke ujung bibirnya hingga benar-benar merobek kulitnya. Terdengar dia sudah sadar dan berteriak kesakitan, mulutnya sudah robek seperti yang ku mau.

Tapi, sepertinya belum cukup untuk membuatnya diam. Selama dia berteriak kesakitan ku ambil korek yang ada di saku-ku dan aku menarik lidahnya.

Aku menyalakan korek itu dan mulai membakar lidahnya, ia semakin berteriak kesakitan, sepertinya dia berteriak kata 'Ampun' tapi suaranya mulai tidak jelas karena aku membakar lidahnya. Aku tertawa melihat pemandangan ini, akhirnya ia memohon ampun kepadaku.

Kurasa ini tidak cukup untukku.

Aku ingin dia lebih-lebih-lebih-lebih-lebih menderita seperti aku.

Ayahnya memberhentikan ayahku bekerja hanya karena aku tidak mau menurutinya menjadi anjing si bangsat ini.

Akhirnya rumahku disita karena tidak mampu membayar tagihan dari bank. Dan aku juga harus putus sekolah karena ini.

Ini semua belum cukup untuk membayar semua yang telah ia perbuat terhadap keluarga ku dan juga diriku.

Aku kembali berdiri dan melihat temanku sepertinya sudah memanggil polisi, aku tidak peduli. Aku melihat batu besar di seberang sana, niatku mengambil batu itu urung karena temanku kembali menahanku.

"Taehyun ! Cukup, ini udah sepadan buat dia! Berhenti !"

Aku menatapnya tajam,
"Cukup? Lo pikir segini aja cukup buat dia? Nggak! Ini kurang. Gue mau dia menderita seumur hidup nya! Minggir lo!"

Pada akhirnya temanku melepaskanku dan dia berlari pergi untuk menjemput polisi mungkin. Karena tempat ini ada di pojok yang bahkan hanya satu-dua orang yang tau.

Aku berhasil mendapatkan batu besar itu, aku membawanya ke arah manusia yang masih merintih karena lidahnya kubakar itu. Dengan sekuat tenaga aku menghantamkan batu besar itu ke arah kakinya, awalnya yang kanan lalu yang kiri.

Kanan.

Kiri.

Kanan.

Kiri.

Kanan.

Kiri.

Kanan.

Kiri.

Kanan.

Kiri.

Bunyi dari pistol mengagetkan ku dan
Rasa nyeri di pundakku memberhentikan kegiatan memukul-ku.

Aku menoleh kebelakang dan sudah ada polisi yang telah menodongkan pistol ke arahku, aku menjatuhkan batu besar itu tepat di antara kedua kaki bajingan ini.

Dan itu malah menambah satu tembakan di area dadaku, kurasa tidak mengenai jantung tapi kenapa rasanya sangat panas dan perih.

Aku yakin , aku tidak akan mati hanya karena dua tembakan ini.

Jadi, aku hanya akan beristirahat sebentar, lelah habis mengeksekusi musuhku. Hahh... Tidur sebentar bisalah ya.

Palingan setelah ini aku di bawa ke rumah sakit, ke kantor polisi, ke pengadilan, dan di penjara.

Yasudah.

Hidup di buat mudah saja.

•••

"telah terjadi perkelahian antara anak konglomerat dengan anak remaja lainnya. Anak konglomerat itu di aniaya dengan sadis oleh anak remaja itu dan di kabarkan bahwa sekarang anak konglomerat itu bisu karena mendapat luka bakar di lidah hingga pita suaranya, berita selanjutnya.. "

•••

Don't forget to vote and comment! Love you all!♥️

SCHOOL   ✖   TXT  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang