Sepuluh

9 1 1
                                    

SEBELUM BACA DIPASTIKAN SUDAH FOLLOW.

JANGAN LUPA VOTE.

DAN KOMEN DISETIAP PARAGRAF.

SEMOGA SUKA DENGAN PART INI.

°°°

Pagi hari di SMA Lentera tepat pukul 7 kurang 10 menit, dimana hampir semua siswa sudah datang kesekolah. Mereka melihat seseorang dengan tatapan herannya termasuk Bu Erna. Karena yang mereka lihat adalah seorang siswa yang datang sebelum bel masuk, memakai pakaian rapi dari atas sampai bawah, tampak seperti siswa teladan, ya orang itu adalah Sheva.

Sheva berangkat kesekolah sendiri, sebab dia temannya itu pasti belum bangun. Ia ingin coba merubah dirinya selama satu Bulan sesuai dengan janjinya dengan Alden. Dan jika orang tuanya bangga ia akan menjadi seperti itu seterusnya. Tetapi jika tetap dimarahi dan hanya mengucapkan kata 'tumben' ia akan kembali seperti semula.

Beberapa menit kemudian, bel masuk telah berbunyi. Sheva duduk didepan tukeran dengan salah satu siswa. Kedua temannya pun belum mulai menampakkan dirinya masing-masing. Siswa-siswi dikelasnya, fokus menatap Sheva semua tanpa terkecuali.

"Shev, lo semalam habis makan sama minum apaan? Kok bisa jadi kayak gini?" Tanya Deo salah satu siswa di kelasnya.

"Atau jangan-jangan lo lagi kerasukan setan baik ya?" Sahut Clara yang berada disamping kanan tempat duduknya.

"Enak aja kalian ngomongnya, gue lagi mau berubah, itu aja," Balas Sheva menatap teman sekelasnya satu per satu.

"Jadi jangan ada yang tanya-tanya lagi dan buat gue gak jadi berubah kayak sekarang ini," sambungnya kembali menatap depan.

Pelajaran segera dimulai, Pak Dadang kembali memasuki kelas X1 IPS 3. Rasanya baru kemarin mereka belajar bersama Pak Dadang, kenapa sekarang ada lagi? Itu lah yang jadi pertanyaan mereka saat ini, kenapa waktu berpihak dengan Pak Dadang.

Selama pelajaran berlangsung, Sheva fokus mendengarkan dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan Pak Dadang. Semua teman kelasnya tercengang melihat apa yang Sheva lakukan saat ini. Rasanya itu bukan Sheva, tetapi orang lain.

Dua jam pelajaran, tepat pukul 8 lebih 30 menit. Dari arah pintu kelas terdengar suara ketukan pintu. Pak Dadang segera memberhentikan aktivitas belajarnya sebentar dan seluruh atensi siswa-siswi menuju ke arah pintu.

"KALIAN INI TELAT LAGI TELAT LAGI, MAU JADI APA KALIAN INI HAH!" Teriak Pak Dadang marah melihat kedua siswa kelas XI IPS 3 terlambat masuk sekolah.

"MEMANG KALIAN KIRA INI SEKOLAH MILIK NENEK MOYANG KALIAN HAH"

"KALAU GAK NIAT SEKOLAH KELUAR, BIKIN MASALAH TERUS"

"BUAT MAKALAH 5 LEMBAR TULIS TANGAN, KUMPULKAN MINGGU DEPAN DIMEJA SAYA," Ucap Pak Dadang serius tanpa belas kasihan.

Sheva tau pasti dua orang tersebut adalah sahabatnya. Dan tebakannya tentu benar, kedua sahabatnya masuk kelas dengan Enza yang masih mengunyah permen karetnya dan Kenzie yang memasang wajah sok coolnya.

Tatapan keduanya langsung membola ketika melihat sahabat yang satunya duduk rapi didepan. Sampai-sampai mereka berdua tak menyadari jika Pak Dadang akan kembali melanjutkan pelajaran ya yang tertunda Karena kedua anak tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALDENIUS [ON GOING]Where stories live. Discover now