5

1.6K 225 8
                                    

Annelise mencengkram erat pinggiran wastafel dengan kepala menunduk. Air matanya sedari tadi menetes tanpa henti, jevano benar benar membuat hatinya semakin sakit.

'Ku tebak, pasti sudah banyak lelaki yang menyentuh dadamu'

Ucapan jevano beberapa menit  yang lalu  masih terngiang di telinga annelise. Perlahan, gadis itu mulai merapikan kembali kemejanya yang sedikit lusuh dan kotor. Ia juga menghapus air matanya dan mencuci mukanya agar terlihat lebih segar.

"Ann, kau dari mana saja?" Tanya helen yang berjalan mendekati annelise yang baru saja keluar dari toilet.

Gadis cantik itu tersenyum kikuk, ia takut helen akan bertanya hal yang lain. Mengingat kemejanya pasti sangat terlihat lusuh saat ini.

"Oh, aku dari luar, mencari makan siang untuk tuan jevano" bohongnya

Helen mengangguk, ia sedikit menyipitkan matanya melihat kemeja annelise yang terdapat banyak bekas debu.

"Kau terjatuh?" Tanyanya

"I-iya, aku terserempet pengendara tadi. Tapi aku baik baik saja, hanya sedikit terkejut" jawabnya lagi berbohong.

"Huh! Tapi ku lihat kau sedikit pucat ann, izin saja ya? Aku yang akan mengizinkannya pada mr jevano"

Annelise menggeleng "tidak, aku tidak apa helen, sungguh. Aku hanya terkejut saja tadi" tahannya

"Tapi---"

"Miss annelise, mr jevano mencari anda" potong johan yang tiba2 datang.

Annelise mengangguk dan langsung menuju ke ruangan jevano tanpa menghiraukan helen yang nampak sangat khawatir.



"Bagimana sayang, aku boleh kan ikut perjalanan bisnis denganmu?" Tanya cloe yang duduk di atas meja jevano.

Jevano hanya diam menatap layar monitornya yang menampilkan beberapa laporan perusahaannya.

"Aku takkan mengganggumu sayang, lagipula leo juga ada kan? Nanti aku bersamanya, bagaimana?" Rayu wanita itu lagi sembari merunduk menatap wajah jevano dari dekat.

Baru saja jevano akan menjawab, pintu ruangannya terbuka. Dapat dilihat, annelise nampak terkejut melihat pemandangan di depannya.

"Ah, maafkan saya tu--"

"Masuk!" Sentak jevano dengan menatap tajam gadis cantik itu.

Dengan perasaan gugup dan takut, annelise masuk ke ruangan jevano. Sedangkan cloe, wanita itu nampak kurang suka dengan kehadiran gadis blonde itu.

"Kau ini miskin sekali ya?" Ejek cloe menatap annelise dari atas sampai bawah. Wanita itu turun dari meja dan berjalan mendekati annelise.

"Tidak sopan!" Cercanya sembari menarik jijik kemeja annelise "mana ada orang bekerja dengan pakaian selusuh ini" imbuhnya

Annelise hanya diam menunduk, sungguh kalau bukan karena eileen dia pasti sudah mengundurkan diri sekarang.

"Sayang, kenapa kau mempertahankan pegawai seperti dia" tanya cloe dengan menunjuk annelise "dia tak pantas menjadi asistenmu sayang, terlalu buruk" lanjutnya.

"M-maafkan saya tuan" lirih annelise.

Jevano hanya menyunggingkan senyumnya "cari baju ganti, setelah makan siang kau ikut aku meeting dengan petinggi starlight corp" titahnya

Annelise mengangguk lalu berpamitan keluar dari ruangan jevano. Melihat kepergian gadis itu, cloe langsung berbalik dan berjalan mendekati jevano.

"Sayang, aku tak suka dengan asistenmu itu. Lebih baik kau---"

SECOND CHANCE  [M]  Rosekook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang