10

1.7K 201 31
                                    

"Selamat malam tuan, maaf kedai sebentar lagi tutup" ucap salah satu pegawai annelise pada jevano yang masih setia duduk di sudut kedai sembari menatap annelise yang sibuk melayani pelanggan. Setelah kekacauan pagi tadi, jevano memilih stay di kedai itu menjaga annelise.

Jevano hanya menganggukan kepalanya tanpa beranjak dari sana. Sesekali ia memainkan ponselnya membalas pesan masuk dari sekertaris juga beberapa temannya. Sehari ini jevano telah menggagalkan 3 meeting penting dengan para koleganya. Ia juga tidak datang ke acara launching butik baru milik ibunya demi annelise, wanitanya.

"Kau sudah mau pulang?" Tanya jevano pada annelise yang berjalan melewatinya.

Annelise menoleh menatap jevano sekilas lalu mengangguk "aku sangat berterimakasih kau membantuku tadi. Tapi--- bukan berarti aku kembali padamu" jawabnya

Jevano tersenyum lalu berdiri, lelaki tampan itu meraih tangan annelise dan menggenggamnya erat "ayo ku antar pulang"

"Rumahku hanya di ujung, aku bisa pulang sendiri" tolak annelise berusaha melepaskan tangannya dari genggaman lelaki itu.

"Aku tak menerima penolakan, lagi pula aku ingin menemui putriku"

Annelise kemudian mendongak menatap jevano yang lebih tinggi darinya "putrimu?" Tanyanya dengan mengernyit bingung.

"Ya, eileen-- bukankah putrimu juga berarti dia putriku? Aku akan mencoba dekat dengannya sebelum kita menikah"





Sedangkan di tempat lain, sepasang suami istri nampak saling bersitegang. Entah siapa yang memulainya, tapi dari tatapan mereka berdua menyiratkan sebuah amarah yang membara.

"Aku tak sudi menerima anak haram itu, jika kau ingin membawanya kemari--- aku akan pindah ke mansion jevano" ucap si wanita pada lelaki di depannya.

Nampaknya lelaki itu sangat marah kala wanitanya menyebut kata anak haram. "Dia bukan anak haram, dia anak yang lahir dalam pernikahan yang sah!" Elaknya

Wanita itu tersenyum sinis "pernikahan tanpa restu dari istri sahnya begitu maksudmu?"

"Terserah kau mau menerimanya atau tidak. Aku akan tetap membawanya kemari" final lelaki itu yang berbalik hendak pergi dari sana.

"Bawalah kemari dario, dan akan ku pastikan wajahnya terpampang di media masa sebagai hasil dari perselingkuhanmu di masalalu"  seringai wanita itu

Brak!!!

Dario berbalik dan langsung menggebrak meja di depannya "sebenarnya apa mau mu ha?! Aku sudah menyerahkan 50% hartaku untukmu juga jevano, sekarang apa lagi?!" Amuknya

"Aku ingin semuanya--- 50% untukku dan 50% untuk jevano"

°°°°°



"Sebaiknya kau langsung pulang saja, dan--- ku harap kau tak menggangguku lagi. Urusan kita selesai" ucap annelise setelah turun dari mobil jevano

Jevano menggeleng "belum, urusan kita belum selesai, aku akan menikahimu" ujarnya

"Tidak! Tidak perlu, kau tak perlu melakukan itu jika hanya karena rasa bersalah. Aku tak mau menikah dengan lelaki hanya karena rasa bersalah. Menikah itu untuk sehidup semati" tolak annelise

"Jasmine, aku tau aku salah. Apa semarah itu kau padaku sampai tak mau memberiku satu kesempatan lagi. Beri aku kesempatan kedua jasmine" mohonnya

Annelise tersenyum "aku memaafkanmu jev, ku anggap semua itu karma untukku karena dulu sering menyakitimu. Tapi sampai kapanpun kita takkan pernah bisa bersama"

SECOND CHANCE  [M]  Rosekook Where stories live. Discover now