Dasi pt2

31.5K 288 11
                                    

Ada puas dengan bibir Ashley, ia menarik wajah namun hal tersebut membuat Ashley terbebas, ia mendorong kuat tubuh Ada sehingga terjatuh ke kasur, Ashley bergegas turun dan Ada bergegas pula bangkit ia merangkak cepat dan..

Hap!

Dasi terpegang dan ditarik kuat, membuat tubuh Ashley tersentak kebelakang dan jatuh ke kasur, ia langsung memegang kuat dasi yang mencekiknya, matanya melotot dan mulutnya terbuka lebar meraup udara, wajahnya merah padam merasakan sakit di leher.

"Mau kabur kemana hah! Hahaha gak bisa." Dengan bangga Ada menarik-narik dasi, membuat kepala itu bergoyang pelan dan Ashley sebisa mungkin mempertahankan kesadarannya, ia bersikeras melepas cekikan dasi di lehernya.

"Selagi ini masih terpasang kau tidak akan bisa kabur." Dengan begitu ditarik lebih keras hingga Ashley terdorong ke depan, Ada langsung mendekapnya erat dan mengigit kuat leher Ashley.

"Arghhh sakit!" Menjambak keras rambut Ada dan mendorong kuat kepala itu menjauh dari lehernya, namun Ashley malah kian kesakitan karena Ada masih mengigit leher itu, otomatis kulitnya ikut tertarik disaat ia bersikeras mendorong kepala Ada.

"Ada sakit!" Ada mengacuhkannya, ia menghisap kuat dan menyedot darah yang keluar, setelah itu melepasnya dan beralih ke sisi satunya lagi, berbuat sama yang membuat Ashley memukul-mukul kepala Ada disertai rintihan kesakitan.

Tidak perduli rasa sakit Ashley, tidak perduli dengan pukulan di kepala yang diberikan Ashley, Ada terus bermain di leher istrinya.

Mengigit dan mengigit, menyedot darah dengan kuat dan memainkan lidah, Ashley terus menangis akan perbuatan Ada yang sangat kasar kepadanya.

Biasanya bila melakukan ini hanya ada rasa nikmat dan kesenangan tetapi.. Ashley tidak mendapati itu sama sekali, yang diberi hanya rasa sakit, sakit dan sakit.

"Ada please..." Memohon dengan lemah berharap Ada berhenti memperlakukannya seperti ini, tangan yang menjambak rambut Ada bahkan meregang pelan, tidak ada tenaga sama sekali, Ashley merasakan tubuhnya panas dingin, dadanya menderu pelan dan matanya meredup sayu, apa dia bakal pingsan lagi?

Ashley tidak kuat lagi, ingin rasanya mati saja di tangan Ada daripada disiksa seperti ini.

"Aku ingin mati saja." Mulut Ada menjauh dari leher, darah keluar pelan dari bekas gigitannya, Ada menyeringai tipis dan mendongak, ia menjambak Surai belakang Ashley dan menariknya hingga kepala itu terdorong kebelakang.

"Silahkan mati setelah aku menikmati dirimu." Mendengar itu Ashley tidaklah menangis, ia malah tersenyum hangat membuat Ada terdiam untuk kedua kalinya.

Ada terenyuh, jelas tidak, ia malah merasakan kesal akan senyuman Ashley, melepas kasar Surai Ashley serta mendorong tubuh itu hingga terbaring di kasur.

Ada mengatur nafasnya yang menderu kencang, rahangnya terkatup keras dan wajahnya merah padam menahan kesal.

"Ada apa? Cepat lakukan setelah itu biarkan aku mati."

Ada berbalik dan mencekik lagi leher Ashley, matanya melotot marah, sangat marah karena Ashley malah memandangnya hangat dan tersenyum.

"Sialan!" Cekikannya kian kuat, wajah itu mulai membiru dan matanya terpejam perlahan, Ada menghela nafas kasar dan melepas cekikannya, membuat Ashley langsung terbatuk-batuk dan memegang lehernya dengan kedua tangan.

Ia mengatur nafas dan meraup pelan udara, senyumannya kembali terbit dan matanya memandang kosong cermin dihadapannya.

Sungguh miris keadaan Ashley, leher yang berdenyut perih dan masih mengeluarkan darah, lalu lebam ditubuhnya masih terlihat jelas.

18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang