Dream pt1

14.5K 176 14
                                    

Tangan dinginnya menyentuh lembut kedua tanganku dan menggenggamnya dengan satu tangan, perlahan tubuhnya naik hingga wajah putihnya berpapasan dengan wajahku, hembusan nafas dinginnya menerpa wajahku, mataku tertutup pelan dan mulutku sedikit terbuka disertai kepala yang mendongak sedikit keatas, aku juga meneguk ludah disaat merasakan hembusan nafasnya lagi.

Lalu.. bibir dinginnya mengecup sudut bibirku, tubuhku seakan merasakan sengatan listrik akan ciuman itu, dan genggaman tangan yang begitu lembut beralih menjadi cengkraman keras, membuatku tersentak seketika dan membuka mata, nafasku menderu kencang seakan baru selesai berlari, mataku bergerak memandang sekeliling dan menyadari ruangan yang ku tempati berbeda.

Perlahan aku duduk dan mengernyitkan mata disaat sinar mentari mengenai wajahku, tangan kananku terangkat menghadang sinar mentari dan kepalaku bergerak pelan memandang sekeliling lagi.

"Bagaimana keadaanmu?" Kudengar suara lembut dari sebelahku, aku hanya diam masih mengatur nafas dan tirai yang menghalangi tergeser ke kanan, kulihat sosok perempuan pendek dengan surai sepunggung memandangku khawatir.

"Kalisa.." Panggilku lirih, Kalisa berdecak kecil dan memelukku erat, aku tersenyum tipis akan pelukan itu dan membalasnya.

Kalisa adalah teman masa kecilku, sekaligus teman sekamarku.

"Apa yang terjadi denganku, Kalisa?" Aku segera mempertanyakan apa yang terjadi kepadaku, karena aku sadar berada di uks kampus.

Kalisa menarik dirinya dan menjewer telinga kananku, sakit tentunya, namun melihat mata bulat Kalisa yang memandangku khawatir dan terlihat mata itu sembab pula, rasa sakitnya tidak sebanding dengan tangisan Kalisa.

"Kamu tiba-tiba pingsan."

Tidak.. air matanya kembali jatuh, aku mengangkat lemah tangan kananku dan menyentuh lembut pipi kirinya disertai mengusap lembut air mata yang jatuh.

Kalisa menyandarkan kepalanya di dadaku, aku menghela nafas panjang dan menyentuh lembut kepalanya.

"Apa kita pindah saja dari kost'an sekarang?"

Ya.. aku menyadari kalau aku akhir-akhir ini suka tiba-tiba pingsan, dan kemungkinan penyebab itu semua berawal dari kepindahanku ke kota ini dan menempati suatu kost'an bersama Kalisa.

Kost'an yang terlihat biasa-biasa saja, tidak mewah tidak pula terlihat buruk, sederhana dan aku nyaman menempati kost'an itu, ditambah tetangga kost'an begitu baik dan ramah.

Tetapi berbeda dengan Kalisa, ia terkadang merasakan suatu perasaan dingin dan janggal, Kalisa kerap mengajakku untuk pindah ke asrama kampus, aku menolak, namun untuk kali ini sepertinya aku bakal menerima ajakan Kalisa untuk pergi dari kost'an itu.

"Baiklah.. mari kita lakukan." Mendengar perkataan ku, Kalisa kembali memeluk ku erat dan bersorak kecil disertai helaan nafas lega.

Mungkin ia merasa senang dan lega karena berhasil membujukku yang keras kepala untuk bertahan di kost'an itu.

Tetapi, berselang beberapa menit setelah aku keluar dari UKS kampus dan berada di taman bersama Kalisa, senyuman senang dan perasaan lega itu lenyap, Kalisa baru saja menghubungi saudaranya yang menetap di asrama kampus, dan kata saudaranya, asrama kampus kembali buka disaat semester depan, otomatis saat ini Kalisa dan aku tidak bisa menepati kampus asrama.

Aku menyentuh lembut kepalanya lagi dan mengusapnya pelan.

"Iyaudah.. menjelang semester depan, kita bertahan dulu di kost'an itu ya?" Kalisa menggelengkan kepala dan menghela nafas kasar.

"Aku tidak bisa.. kamu kembali ke kost'an sendiri tidak apa-apa?" Ia bertanya dengan ragu, aku tau alasannya tidak bisa kembali ke asrama, perasaan yang dingin dan janggal, aku mengangguk pelan dan menarik tangan dari kepalanya.

18+Where stories live. Discover now