1

206 66 89
                                    

"Semesta memberi patah untukmu kembali menata."

-ETP

Happy Reading:)Typo Bertebaran!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading:)
Typo Bertebaran!

***

Kicauan burung terdengar bersahutan. Kilaun matahari mulai muncul menembus celah jendela kamar, membuat seorang gadis terusik dari tidurnya.

Veena nama gadis yang tidurnya terusik itu mengerjapkan matanya pelan, menyesuaikan dengan cahaya. Badannya menggeliat untuk meregangkan otot-otot yang kaku.

Tak lama, Veena beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, dia mulai bersiap untuk memulai hari.

Dirasa sudah selesai semua, kaki jenjangnya mulai berjalan keluar dari kamar. Menuruni tangga dengan pelan, dan berjalan menuju dapur.

"Selamat pagi ibu." Sapa Veena, saat melihat sosok perempuan paruh baya yang tengah menata makanan.

"Pagi juga kak." Balas sang ibu, Lusi.

"Sini duduk dulu." Lanjut Lusi

Veena mengangguk, kakinya bergerak menuju meja makan. Ditariknya kursi meja makan, sebelum akhirnya mendudukkan diri.

"Tunggu sebentar ya, ibu panggil yang lain dulu." Ucapa Lusi. Dia beranjak pergi menaiki tangga.

Selagi menunggu sang ibu yang tengah memanggil anggota keluarga yang lain. Veena mulai memainkan ponselnya, membuka aplikasi berwarna orange.

Cukup lama Veena memainkan ponselnya, hingga bunyi tarikan kursi menyadarkannya. Kepalanya mendongak untuk melihat sosok yang menarik kursi disampingnya.

"Kenapa?" Tanya Sandi, kakak laki-laki Veena.

Kepala Veena menggeleng, menjawab pertanyaan sang kakak. Matanya bergulir, menelisik ruang makan yang sekarang telah terisi. Ada ayah, ibu, kakak, dan adiknya.

"Ayo cepet sarapan, biar gak lemes jalanin harinya." Perintah Lusi. Dengan segera mereka memakan makanan yang tersaji.

"Aku berangkat dulu bu, yah." Pamit Veena, setelah menghabiskan sarapannya.

"Kamu gak bareng ayah?" Tanya Lusi.

"Aku berangkat sendiri aja bu."
Sahut Veena.

"Yaudah kalo gitu. Hati-hati ya."
Pesan Lusi.

Veena menjawab dengan anggukan. Kakinya melangkah kearah sang ibu dan ayah untuk menyalimi mereka. Tak lupa juga mengajak sang abang untuk bertos dan mengusap lembut surai sang adik.

***


Veena turun dari motornya, matanya mengedar menatap sekitar. Setelah cukup lama diadakan proses belajar daring, akhirnya semua siswa di ijinkan untuk belajar secara langsung atau tatap muka. Karena itu sekolah pagi ini terlihat sangat ramai.

Semuanya terlihat bersemangat, dan senang karena bisa bertemu kembali bersama teman atau sahabat mereka. Sama seperti Veena, dia akhirnya bisa bertemu dengan teman-teman baru yang tidak pernah dia lihat semenjak pembelajaran daring.

Dia hanya mengatahui sebagian temannya, itupun berkenalan melalui media sosial. Veena mulai memasuki bangunan sekolah, mencari kelas miliknya.

Cukup lama Veena mencari kelasnya, hingga akhirnya sebuah plang diatas pintu menarik perhatiannya. 'Xl AKL 1' plang bertuliskan nama kelas
miliknya.

Ya, Veena memilih untuk memasuki sekolah kejuruan dibanding sekolah menengah. Alasannya adalah desakan dari orang tua, membuat dia mau tak mau menurut. Bahkan jurusan yang diambil pun ditentukan oleh sang ibu, Lusi.

Tak ingin terlalu dipikirkan lagi, Veena lebih memilih masuki kelasnya. Tepat setelah berdiri didepan pintu, pemandangan yang dia lihat adalah ramai.

Teman-teman kelasnya terlihat sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang tengah berebut kursi, mengobrol, berkenalan, hingga berlarian saling kejar mengejar.

Matanya menelisik, mencari tempat duduk yang masih kosong. Hingga pandangannya jatuh pada bangku kosong yang terletak dipojok samping jendela.

Tanpa berfikir lama, dengan segera Veena berjalan menuju bangku kosong tersebut. Baru saja Veena mendudukkan diri, sapaan dari arah sampingnya membuat dia dengan segere menoleh.

"Veena? Hai." Sapa seorang gadis.

"Nala?" Ucap Veena memastikan.

"Yap, ini gue Nala." Sahut Nala.

Nala merupakan teman semasa sekolah menengah pertama-nya. Sifatnya yang ramah, gampang bergaul, dan, ceplas-ceplos membuat dia betah untuk berteman dengan nala. Parasnya yang cantik juga point plus bagi Nala.

"Gue gak nyangka bakal sekelas bareng lo lagi." Lanjut Nala, diiringi dengan kekehan kecil diakhir.

Veena hanya membalas dengan senyuman, matanya beralih menelisik sekitar kelasnya. Hingga matanya terpaku pada sosok laki-laki yang duduk tepat di depannya.

Dia, sosok laki-laki yang mengajaknya berkenalan kemarin saat Veena melakukan siaran langsung. Seketika ingatan miliknya kembali ke kejadian kemarin, dimana dia dan laki-laki itu berkenalan

Sosok Laki-laki itu adalah....

***

Hai-hai...
Balik lagi nih sama saya bininya taehyung, wkwk.

Gimana nih ceritanya?

Kasih kritik dan sarannya dikolom komentar yaaa..

Next?

Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan diem aja kayak patung🗿

See you...

Tbc.

EPILOG TANPA PROLOG Where stories live. Discover now