4

33 11 26
                                    

"Aku ingin hidup dan tidak
hanya bertahan hidup."

~ETP

Happy ReadingTypo Bertebaran!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Happy Reading
Typo Bertebaran!

***

Pagi ini Veena telah bersiap dengan seragam putih abu-abu miliknya. Tidak lupa juga tas ransel yang menempel di punggungnya

Disaat tengah asik menatap penampilannya didepan kaca, tiba-tiba suara ketukan pintu mengalihkan atensinya. Tidak ingin membuat orang lain menunggu, dengan segera Veena berjalan kearah pintu kamar dan membukanya.

"Loh ibu?" Ujar Veena saat membuka pintu.

"Cepet keluar, kita sarapan bersama. Udah ditunggu sama yang lain." Ujar Lusi

Veena hanya mengangguk sebagai jawaban, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya mengikuti sang ibu. Tepat setelah sampai diruang makan, Veena disambut hal yang membuatnya tersenyum hangat.

Disana, tepatnya diruang makan terlihat bagaimana keluarganya saling berkomunikasi dengan baik. Sang ayah yang tengah asik bercengkrama dengan Aldevaro, serta Sandy yang tengah asik menjaili Nesy.

"Eh adek, sini dek kita sarapan dulu." Ujar Al saat menyadari kedatangan sang adik.

"Kalian dari tadi? Maaf ya udah buat kalian nunggu." Ujar Veena

"Udahlah gak usah drama dulu, mending kita makan aja. Udah laper nih." Ucap Sandy

Veena hanya bisa menggerutu pelan melihat tingkah abang ketiganya yang menurut Veena sangat menyebalkan.

"Udah-udah gak usah pada ribut, lebih baik sekarang kita sarapan, keburu kalian pada telat nanti." Ucap Lusi menengahi.

Mendengar itu, mereka dengan segera menyelesaikan sarapan paginya. Setelah semua selesai, mereka mulai melakukan aktivitas masing-masing.

                            ***

"Pagi Nala, Key, Ney." Sapa Veena saat baru sampai dikelas.

"Pagi." Jawab mereka bertiga secara serentak.

"Nadine mana, kok gak kelihatan?" Tanya Veena saat tidak melihat keberadaan Nadine.

"Kaya gak kenal Nadine aja, dia kan kalo berangkat barengan sama bel masuk." Jawab Ney santai, dia sudah terbiasa dengan keterlambatan temannya itu.

Veena hanya menggeleng kepala tanda tidak habis pikir, setahunya dulu saat kelas sepuluh dimana kelas masih diberangkatkan secara sesi, Nadine adalah murid paling rajin karena selalu berangkat pagi. Tapi sekarang, bukannya berangkat pagi Nadine malah berangkat tepat bel masuk berbunyi.

"Lagi pada ngomongin gue ya?" Baru saja dibicarakan sang bintang sudah menunjukkan batang hidungnya. Dan tepat sekali setelah Nadine datang bel masuk berbunyi.

EPILOG TANPA PROLOG Donde viven las historias. Descúbrelo ahora