0.15 Masalalu yang Terungkap

68 17 5
                                    

Selamat hari kamis, untuk kamu yang maines😻😻
Alay bgt ewh😩

HAPPY READING!!

Sementara di kota Bern, Gilang sekeluarga menghadiri resepsi acara peresmian pelantikan CEO rekan perusahaan Lukman dari Indonesia yang juga berdiri di Swiss. Tiga orang itu kemudian berangkat menuju selatan, di tempat gedung resepsi itu diadakan.

Gilang dengan setelan jas hitam dan sepatu hitam mengkilap, membuat pesonanya begitu menonjol malam itu. Sedangkan Lukman, pria itu telah tiba di Swiss sejak kemarin lusa. Ia menggunakan jas hitam dengan dasi biru malam di dadanya, juga sang istri——Tina, menggunakan gaun biru dongker yang menampilkan lekuk tubuhnya.

Ketiganya telah tiba di gedung hotel bintang lima setelah meelalui karpet merah. Tak banyak perhatian yang mengelilingi mereka, semuanya sama rata dari kalangan teratas, tanpa terkecuali.

"Selamat atas kenaikan jabatannya, Pak," ucap Lukman menyatukan tangannya dengan seorang pria yang bertubuh tak jauh sepertinya. Pria itu berterimakasih singkat setelah pertemuan tangan mereka.

"Oh iya, ini putri semata wayang saya, Hanni namanya," ulas Anggara setelah kehadiran Hanni di sampingnya. Gadis itu menunduk singkat setelah memperkenalkan diri, kemudian menyapa Gilang dengan lantang. "Hai, Gilang!"

Ketiga orang tua itu saling melempar pandangan. "Kalian saling kenal?" tanya Tina.

"Saya satu sekolah dengan Gilang, Tante," balas gadis itu tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Wah, dunia ini benar-benar sempit ya?," imbuh Anggara.

"Gilang, Papa dengan Pak Anggara ini menjadi rekan bisnis dari tiga tahun yang lalu loh, baru tau Papa kalau kalian satu sekolah," jelas Lukman yang menurut Gilang sangat tidak penting untuk ia ketahui.

Setelah pemotongan tali persemian dan memilih beberapa kudapan khas dari beberapa negara; Lukman, Tina, serta Gilang kemudian duduk di bangku dan meja bundar yang menghadap pada kolam renang. Serta merta mata Gilang bertemu dengan Hanni yang tersenyum ke arahnya, ia membalas kelu senyuman itu dan beralih menyantap kembali daging panggangnya.

Gadis berponi rata itu kemudian berjalan ke arahnya, membawa dua gelas jus jeruk yang diapit di kedua tangan. Namun tanpa sengaja seseorang menyenggol tubuh moleknya itu hingga Hanni oleng karena pengaruh sepatunya yang tinggi, dan terjatuh ke dalam kolam.

"HANNI!"

Seluruh perhatian kini tertuju pada gadis itu, waktu seolah melambat untuk menyaksikan jatuhnya Hanni ke dalam kolam. Namun malangnya, tak ada yang berniat untuk menolong gadis itu, hanya kericuhan yang menjadi tawanan. Gilang yang mendapat tatapan tajam dari sang Ayah kemudian mengangguk paham dan menyebur ke dalam kolam setinggi dua meter. Meski ia teramat malas untuk menunaikannya.

Setelah membaringkannya di bibir kolam, Gilang langsung memompa dada gadis itu, namun tidak ada perubahan, hingga dipercobaan ketiga Hanni mengeluarkan air dari mulutnya. "Are you okey?" tanya Gilang.

Hanni tidak mengangguk ataupun menggeleng sebagai jawaban, ia langsung memeluk Gilang dan membenamkan tangisnya di dada bidang laki-laki itu. Gilang kaku beberapa saat, tidak tau apa yang akan ia lakukan bahkan setelah kedua orang tua Hanni datang dalam kerumunan itu.

"Hanni?!"

•••

"Ah, saya selaku Ayah dari Hanni berterimakasih banyak kepada Gilang karena sudah menyelamatkan anak saya. Karena pada dasarnya Hanni ini tidak bisa berenang dari kecil," ucap Anggara setelah dua keluarga itu berkumpul di ruang tertutup. "Betul itu, Hanni juga sempat dibawa ombak pas main di pantai, makanya dia trauma sama kolam terutama pantai," tambah Istri Anggara—Lita.

ALANDA - Park JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang