Sepanjang perjalanan kembali ke apart, ara memikirkan ucapan anin.
Dia sendiri masih tidak yakin dengan ide gila anin, ara takut hal itu malah makin membuat dia dan chika menjauh, seperti kemarin."Ah males banget, kak anin jadi bikin gue ovt dan berharap gini anjir"
"Iya kalo chika beneran ada rasa sama gue"
"Kalo kaga kan yg ada malah nyesek dua kali"
"Aaarghh tau lah males gue"
Sesampainya di apart, ara langsung naik ke unitnya.
Sepertinya chika sudah lebih dulu sampai disana, ara melihat mobil chika sudah terparkir dibawah."Chik" panggil ara ketika melihat chika hendak memasuki kamarnya
"Apaan" jawab chika ketus
"Ke kampus jam berapa ?" Tanya ara menghampirinya
"Males" jawab chika
"Kok gitu" tanya ara
"Ya bentar lagi lah araaa, lo ga liat sekarang masih jam berapa ?" Tanya chika ngegas
"Kenapa sih hm ? Marah marah mulu lo" ucap ara mencolek dagu chika
"Gausah pegang pegang" ucap chika menepis tangan ara
Ara terkekeh melihat itu, dia tau sahabatnya itu pasti sedang kesal tapi tidak bisa mara marah karena tak mau ketahuan kalau dia mengikuti ara.
"Udah ketemu aninnya ?" Tanya chika menekan kan nama anin
"Udah, tadi gue sam .."
"Stop, ga ada yg nyuruh lo cerita dan gue ga mau dengerin hal ga penting itu" ucap chika memotong ucapan ara
"Padahal kan gue lagi seneng chik, pengen curhat" ucap ara tersenyum
"Gila lo" ucap chika ketus lalu masuk ke kamarnya dan membanting pintu itu didepan muka ara
"Gue boleh gr ga sih chik" gumam ara sambil tersenyum
Sementara itu chika didalam sudah mencak mencak karena kesal, ingin rasanya dia menjambak muka anin yg tadi nyender nyender dibahu ara.
"Sumpah si anin tuh ngajak perang banget sama gue"
"Awas aja lo ketemu gue lagi, gue botakin pala lo nin"
Chika berdiri didepan kaca, dia manatap dirinya sendiri yg terlihat sedang emosi itu.
"Pada kenapa sih orang orang"
"Kok malah pada ngebet deketin ara"
"Semalem macha, sekarang si anin"
"Besok siapa lagi ?!"
"Belum lagi si cowok cafe itu sama cewek alay waktu itu"
"Ngeselin banget sih"
"Ara juga kenapa sih malah di ladenin"
"Pengen gue tonjok rasanya"
"Anjing"
"ARAAAAAA"
Seketika pintu kamar chika terbuka, ara yg tadi berada dikamarnya langsung berlari menuju kamar chika karena mendengar teriakan chika.
"Kenapa ? Ada kecoa lagi ?" Tanya ara dengan panik menghampiri chika
"Hey kenpa ? Kok diem ?" Tanya ara memegang dua bahu chika
"Tuhkan, gue gabisa marah lagi sama dia" batin chika
"Ara gue ini kenapa sih"
"Chikaaa ? Heh" ara menyadarkan chika dari lamunannya
Seketika itu chika langsung memeluk ara dengan erat, kemudian chika menangis, chika kesal, dia ingin marah tapi tidak bisa.
Dia sendiri tidak tau dirinya kenapa, akhirnya chika hanya bisa menangis menumpahkan semuanya dibahu sahabatnya itu.

YOU ARE READING
Best Friend ?
Fanfictionpernah ga sih kalian diem diem suka sama sahabat sendiri ? kisah kali ini menceritakan tentang seorang remaja yg ternyata diam diam menyimpan perasaan pada sahabatnya. Rasa sayang yg lebih dari sekedar sahabat, membuatnya tersiksa karena harus memen...