PROLOG

49 38 53
                                    

•••••••••••••••••••••••••••
cerita ini di buat bukan hanya sekadar untuk boom vote, mutual respect ygy.
•••••••••••••••••••••••••••




Jum'at ini, tepat seminggu setelah melaksanakan ujian, para murid-murid tampak berkerumun dihadapan mading untuk melihat hasil nilai mereka setelah menempuh pendidikan menengah pertama tiga tahun lamanya.

Terlihat seorang gadis berambut panjang yang diikat tengah berusaha untuk menerobos kerumunan tersebut.

"eh geser dikit dong, aku mau lihat juga." teriak gadis itu sembari tangannya yang sibuk membuka jalan untuk dirinya.

"Gowri aracelli, rata-rata 97,10 yes." kata gadis itu setelah melihat namanya berada diurutan ketiga teratas peraih nilai tertinggi.

"yahh, padahal selisihnya cuman beda sedikit." Gowri menghela napas lantaran selisi nilainya dengan murid lain hanya 0,10 dan 0,15.

Walaupun tidak meraih posisi nomor satu, Gowri tetap bahagia melihat hasil kerja kerasnya selama ini.

"semoga bunda ama papa senang dengan pencapaianku." ucap Gowri penuh harap.

🍫

Setibanya dirumah, Gowri langsung mencari orang tuanya.

"Assalamualaikum, bundaa, papaa." teriak Gowri mencari kedua orang tuanya, namun Gowri tidak mendapatkan jawaban.

Gowri melangkah menuju dapur dengan harapan orang tuanya ada disana. Sesampainya didapur Gowri melihat papanya yang sibuk dengan benda pipih yang ada ditangannya. Sedangkan bundanya sedang sibuk merapikan alat dapur sambil mengoceh, entah apa yang dia ucapkan.

"Bunda, pa, mau tau gak?, Gowri dapat urutan ketiga peraih nilai tertinggi loh." ucap Gowri dengan nada yang terdengar antusias.

Namun, lagi dan lagi respon dari orang tuanya selalu sama, mereka tidak pernah mengapresiasi pencapaian Gowri.

"Dapat urutan ketiga kamu bangga?, cih anak teman papa ajah dapat nilai tertinggi, kamu ini masih SMP urutannya udah ketiga, bagaimana kalau di SMA atau kuliah nanti." ucap David, papa Gowri.

Dari sekian kalinya, Gowri terus dibandingkan dengan orang lain, padahal manusia punya kemampuan yang berbeda.

"Lihat kakak kamu dong, dia selalu mewakili sekolah ikut kompetisi, nilainya juga tinggi" ucap Rose -bunda Gowri- ikut menghardik Gowri.

"Bunda, pa, bisa tidak, sekali ajah jangan bandingin Gowri dengan orang lain, Gowri capek diginiin terus, kalau kalian mau bandingin Gowri dengan orang lain, bandingin dulu diri kalian dengan orang tua diluar sana, sama gak cara kalian mendidik Gowri?, sama gak kasih sayang yang kalian berikan, bahkan kata penyemangat ajah tidak pernah keluar dari mulut kalian! " ucap Gowri menumpahkan semua rasa kecewanya.

David berdiri menghapiri Gowri.

Plak!!

"ANAK KURANG AJAR, TIDAK TAHU BAGAIMANA CARA BERTERIMA KASIH SAMA ORANG TUA!! "

Gowri tidak mampu menahan air matanya lagi, dia berlari memasuki kamarnya yang ada dekat pintu belakang rumahnya.

Seharusnya dia mendapatkan apresiasi dari orang tuanya seperti anak kebanyakan, namun itu sepertinya hal yang mustahil untuk dia dapatkan.

Didunia ini banyak sekali orang tua yang selalu egois, tidak pernah menghargai perasaan anak mereka.

Mereka selalu membandingkan anak mereka dengan anak orang lain tanpa membandingkan cara mereka mendidik anaknya.

Memberikan standar yang terlalu tinggi dengan dukungan yang tidak sepadan. Namun anak selalu dituntut untuk menghormati dan membahagiakan kedua orang tua mereka.

Begitu juga dengan nasib Gowri yang lahir dikeluarga yang toxic ini.











---------🍫-------
Bagaimana pendapat kalian untum prolog ini?

Ada gak yang sama nasibnya dengan Gowri?

Aku yakin pasti banyak sih, soalnya toxic parent udah banyk yang ngalamin.

Jangan lupa vote ama koment yah

Thank you, luv

---------🍫-------

MY ATHEIS CRUSHWhere stories live. Discover now