CHAPTER 13 ♥ Sedikit lebih dekat

11 4 19
                                    

HAPPY READING!!!

Gowri bingung melihat sekelilingnya, dirinya terbaring lemah di atas kasur empuk, entah sudah berapa lama dia pingsan, yang pastinya kepala sangat sakit dan seluruh tubuhnya pun semakin sakit.

Gowri berusaha mendudukkan dirinya, tak ada seorang pun di kamar ini, tidak mungkin ruangan ini adalah kamar pasien, Gowri dapat memastikan itu. Ia melihat tasnya berada disamping kasur, Gowri berusaha meraihnya, berniat mencari handphone nya.

Namun, ketika ia ingin menekan kontak Ghyr, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, Gowri diam sejenak, menunggu siapa yang akan muncul dibalik pintu itu.

Seorang cewek cantik menampakkan diri dari balik pintu, kulitnya yang putih bersih, rambutnya dibiarkan tergerai, dan baju oversize yang menutupi setengah pahanya.

Gowri memandang bingung kearah cewek tersebut, cewek tersebut tersenyum kearahnya dan spontan Gowri membalas senyuman tersebut.

Cewek itu melenggang kearah Gowri. "Hai kak Gowri, kenalin aku Aghyra, adiknya kak Ghyr." ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Hai." Gowri menjabat tangan Aghyra, jujur dia bingung ingin menjawab apa.

"Kak Ghyrnya lagi keluar, bentar lagi makanan kak Gowri bakalan sampai, kata kak Ghyr harus habis makanannya." jelas Aghyra.

"Oh iya, maaf ngerepotin, sini duduk samping aku." Gowri bergeser sedikit kesamping untuk memberikan Aghyra tempat duduk disisi kasur.

"Nggak ngerepotin kok, aku malah seneng ada yang nemenin dirumah." mendengarkan ucapan Aghyra, kini Gowri mengetahui jika dia sedang berada di rumah milik Ghyr.

"Aghyra, kam-" ucapan Gowri dipotong oleh Aghyra.

"Panggil Ghyra aja kak."

"Ghyra, kamu tidak pergi sekolah?" tanya Gowri penasaran.

"Nggak sih, cuman malas aja, hehe" ucap Aghyra terkekeh.

"Kamu sudah kelas berapa emangnya?"

"Baru naik kelas sembilan kak, sekarang gantian bertanya-nya, kak Gowri pacar kak Ghyr kan, jawab jujur." kini Aghyra terlihat sangat serius.

"B-bukan kok, cuman temenan aja." jawab Gowri sejujur-jujurnya.

"Kak Gowri yakin cuman temenan aja?, asal kak Gowri tau, kakak itu spesial bagi kak Ghyr." Aghyra berucap sambil menatap intens ke arah Gowri.

"Mungkin spesial karena aku yang ngerjain tugas dia." jawaban sederhana yang keluar dari mulut Gowri.

"Aduh kak Gowri, lebih peka dikit dong, kak Ghyr emang dari SMP udah nyuruh-nyuruh cewek untuk ngerjain tugasnya, tapi nggak ada satupun cewek yang pernah kak Ghyr bawa kerumah, nggak ada cewek lain yang pernah masuk mobil kak Ghyr kecuali aku sama mama, nggak ada satupun cewek yang bisa buat kak Ghyr sekhawatir itu, sepanik itu, kalau boleh jujur, kak Ghyr bisa dibilang sudah nggak berempati, bahkan aku sendiri, adik kandungnya jarang banget diajak ngobrol, sekali ngobrol pasti bertengkar, aku yakin kak Gowri punya tempat di hati kak Ghyr." Aghyra menjelaskan panjang lebar kepada Gowri. Gowri berusaha mencerna setiap kata yang diucapkan Aghyra.

"Nggak mungkin aku punya tempat di hati Ghyr, dulu dia pernah berkata, kalau dia nggak punya hati, di ambil orang katanya." ucap Gowri berusaha membantah teori Aghyra.

"Tapikan bisa jadi itu kode halus kak Gowri, peka dikit dong." kini Aghyra mulai kesal dengan Gowri.

Terdengar suara pintu kamar terbuka, disana berdiri seorang Ghyr yang menenteng plastik makanan ditangannya, Ghyr berjalan menuju Gowri yang terduduk di kasur.

"Makan dulu." perintah Ghyr menyodorkan plastik berisi makanan.

"Loh, ini kapan nyampenya?" tanya Aghyra bingung.

"Barusan, lo ditelpon nggak diangkat." ucap Ghyr datar, entah kenapa, wajahnya kelihatan sangat lelah.

"Kamu sudah makan?" tanya Gowri kepada Ghyr.

"Belum." jawab Ghyr singkat.

"Yaudah sini makan bareng sama Ghyra juga." ajak Gowri.

"Nggak usah." tolak Ghyr.

"Nggak usah kak, bentar aja." tolak Aghyra.

Ghyr kemudian berjalan ke sofa yang berasa di dalam kamar Aghyra, ia mendudukkan dirinya disana, dan menarik nafas panjang. Batin Gowri bertanya-tanya, tidak biasanya Ghyr terlihat sangat lelah, seperti banyak pikiran.

Gowri menikmati makanannya, namun tidak lama kemudian ia baru teringat ada tugas yang harus dia kumpulkan hari ini dan tugas itu belum benar-benar selesai.

"Ghyra, boleh izin makai meja belajarnya yah, aku ada tugas, udah terlambat." Gowri meminta izin kepada Aghyra yang duduk sambil bermain handphone disampingnya.

"Boleh aja, tapi kan kak Gowri masih sakit."

Secara tiba-tiba Ghyr berdiri dan menatap lurus kearah Gowri. "Sudah gue kerjaiin dan kumpulin di guru lo." Ghyr berjalan menuju kasur yang ditempati oleh Gowri.

"Makannya sudah beres?" tanya Ghyr.

"Sudah." singkat Gowri.

"Minum obat lo, terus istirahat, nggak usah mikirin aneh-aneh." Ghyr melemparkan bungkusan obat secara halus kepada Gowri dan jatuh tepat di hadapannya, Ghyr kemudian berjalan keluar kamar tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Nah kan, apa yang aku bilang, kak Ghyr itu suka sama kak Gowri, padahal dia cuek banget." Aghyra kembali heboh ketika Ghyr sudah tidak ada.

"Dia cuman nggak enak aja sama aku." bela Gowri tidak membenarkan ucapan Aghyra.

"Duh, kak Ghyr itu nggak punya simpati tau." bela Aghyra mempertahankan pendapatnya.

"Emang ada orang yang nggak punya empati?" tanya Gowri.

"Jelas ada lah, orang yang sering dapat kekerasan mungkin, atau kurang bahagia, bisa juga orang yang lahir di keluarga yang kurang harmonis, orang yang di didik kekerasan, contohnya kak Ghyr, sebagai anak pertama dan cowok satu-satunya, dia banyak banget di tuntut sama mama papa, apa lagi papa yang sering lakuin kekerasan fisik ama verbal, jadi gitu deh kak Ghyr jadinya sekarang." Aghyra menjelaskan sesuatu yang mungkin sebaiknya tidak dijelaskan tanpa izin dari Ghyr sendiri.

Kini Gowri mengetahui, Ghyr dan dia sama-sama punya masalah dengan keluarga, mungkin itu penyebab Ghyr bersikap baik sama Gowri, walaupun tidak selalu seperti itu.

"Kalau boleh tau, kak Gowri kenapa bisa seperti ini, di tubuh kakak banyak luka, Sampai pingsan juga tadi." tanya Aghyra, jujur ia sangat penasaran, karena ketika dia bertanya kepada Ghyr, bukan jawaban yang ia dapatkan, melainkan hanya diomelin oleh Ghyr.

"O-oh ini... cuman jatuh di WC sekolah ajah, jadi ada beberapa memar." ucap Gowri jelas berbohong.

"Nggak mungkin, banyak loh bekas lukanya." ujar Aghyra tidak langsung percaya.

"Ohh itu cuman gara-gara darah manis, jadi gitu deh." lagi-lagi Gowri berbohong.

Aghyra hanya mengangguk walaupun belum percaya sepenuhnya, ia diam sejenak, ada satu pertanyaan lagi yang sulit ia tanyakan kepada Gowri, ia sedikit ragu, merasa tidak enak kepada Gowri.

"Kak aku mau bertanya boleh nggak?" ucap Aghyra meminta izi.

"Boleh kok?" jawab Gowri walau sedikit ragu, ia takut bila Aghyra bertanya lagi tentang luka-lukanya.

"Kak Gowri mau jadi kakak ipar aku nggak?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY ATHEIS CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang