02 - Semester Baru di Pchenory

302 34 4
                                    

Chapter 02, "Semester Baru di Pchenory".

Setelah memberi makan anjing itu, Morrin melanjutkan perjalanannya, tapi menyadari cairan merah pekat yang berbau tajam masih menetes dari kulitnya, dia mencari toserba terdekat, mencoba mencari cara siapa tahu dia dapat menemukan gulungan perban kasa di suatu tempat, tapi sayangnya, dia hanya mendapatkan dua plester setelah mencari ke sana dan kemari, tidak ada waktu lagi baginya sehingga dia hanya memakaikan plester tipis itu pada lukanya yang darahnya mulai mengeras.

Awalnya, dia memutuskan untuk berjalan kaki ke sekolah, tapi nampaknya waktu berjalan dengan sangat cepat, lagi pula dia sedikit tidak terbiasa berjalan kaki untuk berangkat ke sekolah, jadi dia berakhir memesan taksi online, taksi itu tiba tidak lama kemudian. Sopir melihat gadis muda itu masuk dari kaca spion, dan bertanya dengan ramah. "Anda ingin pergi ke tujuan mana, Nona?"

Gadis di belakangnya yang baru saja mendaratkan bokongnya berkata dengan sopan sambil tersenyum. "Tolong ke SMA Pchenory."

Pengemudi di kursi depan mengangguk, memastikan lokasi di peta, dan menyalakan mesin. Bersandar, Morrin menatap jalan di luar jendela untuk waktu yang lama, tanpa sadar memejamkan mata, dan diam-diam menghirup aroma mocha dari pengharum mobil. Dia benci pengharum semacam itu, terutama bau vanilla, tapi kali ini dia bisa membuat hidungnya bernapas lebih nyaman.

Saking terlalu nyamannya, dia hampir tenggelam dalam tidurnya, memperbaiki kemejanya yang sedikit kusut, dia bertanya dengan sopan kepada sang Sopir. "Permisi, apakah kita sudah dekat?"

"Seperti yang Anda lihat, setelah melewati kuil agung, sebentar lagi kita akan tiba." Ucap sang sopir dengan suara seraknya.

Dan benar saja, tak lama mereka melihat bangunan pencakar langit yang super duper besar dan kokoh, atau yang lebih terlihat seperti istana, sampai-sampai tembok besarnya menutupi sebagian besar sumber cahaya, bangunan yang dinamakan kuil agung, tempat beriman bagi orang yang beriman. Sayangnya, itu bukan tempat yang cocok bagi Morrin.

Setelah melalui perjalanan beroda di atas aspal, dengan jarak tidak dekat maupun jauh, mesin tua itu akhirnya tiba di tempat yang tujuan, berhenti tepat di depan gerbang merah milik Sekolah Menengah Akhir, Pchenory. Kamu akan disambut dengan petugas kebersihan di jam ini, dan beberapa murid lain yang sudah tiba, serta jalan utama yang menghubungkan lapangan utama yang dikelilingi oleh pagar yang dililit tanaman menjalar.

Pada saat ini, Sekolah Menengah Akhir Pchenory sedang menduduki peringkat ke-tiga tentang sekolah paling bergengsi dan berprestasi di kota, yang menempati urutan pertama tentunya Sekolah Menengah Akhir-Nous, gedung yang berisikan anak-anak muda paling jenius dan ambisius, tentunya, seleksi masuknya sangat sulit, karena itu Morrin berakhir di tempat ini. Peringkat ke-dua saat ini adalah Sekolah Menengah Akhir-Thera, selalu tentang praktik dan latihan di alam bebas, tentu ketiga dari sekolah itu menghabiskan banyak tenaga dan biaya.

Sekolah Pchenory bukan semata-mata mencapai peringkat ke-tiga tanpa alasan, tempat ini merupakan tempat paling sakral dengan beribu-ribu aturan dan hukuman paling berat bagi yang melanggar, juga dengan seleksi paling ketat, seketat celana leggingmu, jika kamu tidak berguna, maka kamu akan dikeluarkan, atau paling tidak menjadi pelajar abadi. Ini seperti seleksi kelayakan untuk setiap pelajar.

Lihat saja, semester dua baru saja dimulai belum lama ini, tapi empat atau lima murid dari masing-masing kelas telah menghilang dengan kasus yang serupa.

Namun, percaya atau tidak, dekade lalu Sekolah Pchenory pernah menempati urutan terakhir dengan rumor paling buruk, mungkin karena alasan itulah mereka mengganti kepala sekolah, serta peraturannya. Tapi saat ini, yang menempati posisi terakhir itu tidak lain adalah Sekolah Menengah Pertama-Ecollus, serta Morrin adalah salah satu alumninya.

[GL] BLOODY RUBY Where stories live. Discover now