07 - Anggota Baru-Klub

120 9 4
                                    

Chapter 07, "Anggota Baru-Klub".

Jam mekanik menunjukkan pukul 05.17, pagi dini hari.

Langit tidak sepenuhnya diselimuti kegelapan, semburan cahaya hangat mulai mengusir gelap dari arah timur. Kabut dingin masih belum seutuhnya sirna membuat embun air menggantung di setiap jendela kamar asrama para murid. Aroma tanah basah yang khas tercium dari seberang padang rumput yang luas, kucing-kucing yang dibiarkan oleh petugas mulai aktif berburu saat ini.

Pagi ini Morrin bangun lebih awal, dengan payung lipat berwarna mustard di sakunya, menghabiskan waktu lebih santai untuk berjalan demi sekedar menghirup udara segar yang tidak mungkin dia rasakan di tengah hari.

Fokusnya teralihkan saat menelusuri dinding sekolah, matanya tertuju pada salah satu kertas rekrutmen yang sebelumnya tidak ada di majalah dinding minggu ini, itu adalah perekrutan anggota baru untuk klub seni lukis. Menyadari beberapa kertas rekrutmen yang sama ditempel di setiap dinding sekolah, Morrin dapat menebak perbuatan siapa ini.

Melihat ini, mau tidak mau Morrin teringat kembali tentang persoalan yang dihadapi klub mereka akhir-akhir ini. Morrin hanya bisa menghela napas pelan saat melihat tidak ada satu pun nama yang tertarik di kertas rekrutmen tersebut, kebanyakan murid baru sudah direkrut oleh klub lain, Morrin memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya bersamaan saat lensa kamera pengawas sedang memantau setiap gerak-geriknya dari setiap sudut bangunan Pchenory.

Sepanjang perjalanan, Morrin tidak menemukan sesuatu yang khusus sampai dia mendengar suara dentuman keras diikuti suara yang familiar setelahnya, berteriak padanya.

"Hei yang di sana, awas!"

Mengandalkan instingnya, reflek Morrin mendongak ke atas, pupilnya melebar, terkejut dengan apa yang dilihatnya. Itu terlihat seperti kepulan asap hitam yang bercampur dengan suatu cairan kehijauan yang dimuntahkan dari jendela di lantai 4.

Tidak sempat kabur, dengan sigap, Morrin mengambil payung yang berada di saku kanannya dan membukanya, menghindari kontak dengan cairan misterius itu. Untungnya tindakannya itu tidak berakhir sia-sia, cairan itu hanya sebatas mengenai sepatu pantofelnya yang sekarang terlihat sedikit memprihatinkan.

Yang jauh lebih memprihatinkan, dibandingkan pantofelnya, kondisi rumput di sekitarnya yang terkena cairan hijau tadi kini menjadi layu dan menghitam. Seketika Morrin menghela napas, di saat yang bersamaan juga memandang ngeri, membayangkan 'itu' mengenai dirinya.

Setelah memastikan tidak ada ledakan lain di sekitarnya yang memungkinkan mengarah padanya, Morrin menutup payungnya yang kini mempunyai aroma baru yang aneh, sebelum terdengar suara langkah kaki beberapa orang yang terburu-buru menghampirinya.

Dilihat dari pakaian mereka, walaupun tertutupi oleh noda hitam, Morrin mengenal mereka sebagai anggota klub sains fanatik.

"Oh Ruthies! Kamu terluka? Apa kamu baik-baik saja?"

Seorang pria tinggi berjalan ke arahnya diikuti wajah khawatir, sekaligus pemilik suara yang memperingatkannya sebelumnya. Morrin tidak mengenalnya, tapi tidak mungkin tidak ada yang mengenali wajahnya di sekolah ini. Laki-laki itu tidak lain adalah Wakil Ketua ORKEN, Eurico Elgro.

*ORKEN: Organisasi Kesiswaan.

Tidak tahu harus protes atau berterima kasih, Morrin hanya berakhir memberikan anggukan singkat. Mendapati orang-orang di belakang pria itu memiliki wajah cemas yang sama, Morrin menyadari, semua kekhawatiran itu bukan ditujukan untuknya, melainkan untuk diri mereka sendiri.

Salah satu dari mereka, yang memiliki rambut merah yang mencolok, dengan sorot mata yang aneh, angkat suara. Berbicara dengan suara tanpa emosi.

"Syukurlah kau berhasil menghindar dengan cepat, kalau sampai terjadi sesuatu pada murid lain kali ini, kepala sekolah tidak akan membiarkan-"

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Nov 30, 2023 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

[GL] BLOODY RUBY जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें