📌𝒫𝓁𝑒𝒶𝓈𝑒 𝒟𝑜𝓃'𝓉 𝓃𝑜𝓉 𝒞𝑜𝓅𝓎 𝑀𝓎 𝒮𝓉𝑜𝓇𝓎 📌
⚠️ 🄰🅆🄰🅂 🄱🄰🄿🄴🅁 ⚠️
Ini sebuah kisah tentang Arsenio Januareza bersama Alena Amirthalina, pertemuan mereka yang tak di sengaja. Membuat keduanya memiliki kisah yang mengharuskannya be...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yuk bisa yuk tambahin votenya 😁 . . . . . . .
~•~
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Di sepanjang perjalanan yang memakan waktu lebih dari dua jam, Alena tampak gusar. Hatinya merasa gelisah, ada perasaan takut.
"Turun! Lo mau disini terus?" Alena tersentak ketika Bryan tiba-tiba sudah berada di luar membukakan pintu untuknya.
Ia tidak tahu, sejak kapan mereka sampai dan Bryan keluar dari mobil. "I..iya," jawab Alena gugup, perlahan keluar dari mobil sport milik cowok itu.
Alena memperhatikan tempat tersebut, sudah dapat di tebak mereka sedang berada di penggunaan, berjejer Villa besar dan mewah.
"Lama banget kalian baru nyampe?" tanya teman Bryan yang berdiri di depan pintu Villa.
"Lo pikir, nggak macet!" sungut Bryan yang kesal pada temannya.
Temannya itu terkekeh, Alena hanya diam saja melihat keduanya, sebab ia merasa baru melihat teman Bryan yang kali ini.
Alena menjadi risih, ketika cowok tadi curi-curi pandang kepadanya. "Kok lo santai? Udah beres semua?"
"Lo remehin gue? Kalau gue yang atur semua kelar dalam sekejap." balas cowok itu terkekeh geli.
Bryan mendengus, lalu ia menarik tangan Alena untuk masuk kedalam Villa. Membuka sebuah pintu kamar untuk Alena. "Lo istirahat di sini sebentar. Habis itu lo harus siap-siap. Acaranya jam delapan mulai," titah Bryan.
Cowok itu keluar dari kamar meninggalkan Alena yang memperhatikan kamarnya, tidak lama Bryan datang kembali dengan membawa dua kantong belanjaan.
"Semua perlengkapan lo ada di situ, lo harus pakai yang ada di situ. Ingat! Lo nggak boleh protes dan turutin keinginan gue. Ngerti kan?" Alena hanya mengangguk pelan.
"Bryan." langkah cowok itu berhenti lalu berbalik.
"Acaranya di mana? Bukan di sini? Kenapa keliatannya sepi,"
