Chapter 42.

1K 137 14
                                    



. Happy Reading .

***

Arsen yang memang sedang kelelahan tanpa sadar baru terbangun pukul lima sore, Alena sendiri tidak tega untuk membangunkan.

Maka gadis itu tetap berada di sampingnya sembari memainkan ponsel, dia pikir acaranya akan di mulai setelah magrib jadi tidak apa-apa kalau mereka masih berada di dalam kamar.

Setelah menyuruh Alena lebih dulu mandi, kini giliran Arsen yang mandi.

Alena mengeringkan rambutnya di depan cermin besar, setelah itu ia membuka lemari. Mengambil tas ransel dan menyiapkan baju untuk Arsen.

Selang berapa menit, terdengar pintu terbuka. Alena menoleh pada sumber suara, mata gadis itu melotot dan. "AAKK!!" teriak Alena, ia buru-buru berbalik badan menutupi wajahnya.

Begitu pun dengan Arsen ia sampai beristighfar tak kalah terkejut mendengar Alena berteriak dan juga kaget gadis itu berada di kamar, ia reflek menutupi tubuhnya dengan tangan. "Ih.. Arsen. Kok kamu keluar sih?" Kata Alena bernada jengkel.

"Aku pikir kamu nggak di sini? Aku mau ngambil baju."

"Kalau aku nggak di sini, aku di mana? Di luar? Aku nggak kenal mereka." Jawab Alena ketus.

"Iya maaf, aku ambil bajunya habis itu masuk lagi." Ucap Arsen mengalah.

"Hmm." Gumam Alena, sesekali gadis itu sedikit menengok ke belakang. Mengintip Arsen yang sedang mengambil baju yang dia taruh di atas kasur.

Tanpa sadar pipinya memerah, senyum malunya pun terlihat saat melihat bagaimana tubuh Arsen bagian atas, ini mungkin baru pertama kalinya dia melihat langsung tubuh Arsen yang sangat terlihat bagus dan macho.

Saat ini Arsen hanya menggunakan handuk berwarna putih, tadinya cowok itu ingin berganti baju dan berpikir kalau Alena tidak ada di dalam kamar.

Tapi ternyata gadis itu masih di sana, dan dia dengan santai keluar dari kamar mandi.

Biasanya ketika di rumah, Alena sudah memberikan baju dan perlengkapan lainya, jadi dia keluar sudah menggunakan pakaian yang lengkap.

Sampai saat ini Arsen benar-benar menepati janjinya untuk tidak menyentuh Alena lebih, sampai urusan dengan orang tua gadis itu selesai.

Walaupun sudah tinggal satu rumah selama satu bulan, mereka belum pernah melakukan apa-apa. Mungkin hanya sebatas memeluk dan mencium.

Dan Alena sangat kagum. Dia pikir Arsen hanya bisa melakukan perjanjian itu beberapa hari saja, namun ternyata tidak.

Tapi di sisi lain ia juga merasa tidak enak dan merasa bersalah, biar bagaimanapun mereka sudah suami istri. Namun mereka tidak melakukan apa-apa.

Bukannya berharap, tapi dia takut akan menjadi istri yang durhaka karena tidak memberikan apa yang memang sudah hak menjadi milik cowok itu.

"Ngelamun?" Alena tersentak, ia mendongak melihat Arsen yang sudah rapi.

"Nggak kok, cuma lihat pemandangan." Jawabnya ngasal.

Arsen hanya mengangguk sambil menyugar rambutnya yang basah.

Kembali menoleh, Alena memandangi aktivitas Arsen setelah mandi seperti memakai jam tangan, hair powder dan yang terakhir parfum.

Sadar sedang di perhatikan, cowok itu berhenti menyemprot parfumnya. "Kenapa?" Alena gelagapan salah tingkah, ketahuan memperhatikannya.

Gadis itu menggaruk keningnya menatap kearah lain.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Donde viven las historias. Descúbrelo ahora