26.Terbebas dari sangkar

42.9K 3.4K 8.7K
                                    

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   Di gudang lama olahraga. Aristide menatap Alzada yang sedang diobati oleh Daisy. Dia menunduk saat Alzada berdiri dan menatapnya. Aristide menahan napas saat Alzada menepuk bahunya. Dia menatap sang kakak, “maaf kak... Aku—”

   “Terima kasih. Sekarang pulang, temui gadismu.” Kata Alzada sambil beranjak pergi.

    “Kak,” panggil Aristide membuat Alzada berhenti dan menoleh, “kau tidak akan memberitaukan hal ini pada daddy kan??”

   “Jangan khawatir, ayo Cutie.” Alzada menggandeng Daisy pergi bersamanya. Aristide tersenyum lantas menuju ke ruang guru, karena alasan lain dia datang adalah membahas soal pertandingan persahabatan futsal antar SMA nantinya.

   “Ren!”

   Alzada menghentikan langkahnya. Dia menatap bingung Daisy yang tampak marah. “Kamu sembunyiin apalagi dari aku?!” tanya Daisy marah.

   Alzada menghela napas berat, “kemari.”

   “Enggak—Ren lepasin!!” berontak Daisy saat Alzada membawanya ke tempat ganti anak-anak futsal.

   Cklekk!

   “Ngapain kesini?! Aku tanya Ren! Gaffa yang gak sengaja ku sentuh kamu tabrak, tapi Jay?! Dia kasarin aku dan kamu diem aja?! Bener kata Jay, kamu gila!! Pemikiran kamu gak bisa ditebak. Kadang baik kadang jahat! Bener-bener pesikopat,” maki Daisy. Alzada menjatuhkan kepalanya pada bahu Daisy. Dan entah mengapa, emosi gadis itu perlahan mereda.

   “Maaf, Cutie.”

   Tunggu 1 bulan lagi, ku mohon maafkan aku. Batin Alzada.

   “Jelasin Ren... Seenggaknya aku tau alasannya,” pinta Daisy sambil mengangkup kedua pipi Alzada. Alzada menarik tangan kanan Daisy dan menciumnya. Dia mengajak gadisnya duduk dikursi.

   “Biar aku jelaskan.”

   Alzada menjelaskan segalanya. Menjelaskan kenapa dia tidak melawan ataupun membalas bullyan Jay. Saat ditengah cerita, Daisy menahan tangis dan memeluknya. Alzada pun membalas pelukan Daisy. Karena pelukan gadis itulah yang menjadi penguat untuknya.

   Ren... Aku nggak tau berapa banyak luka yang kamu sembunyiin. Aku senang, kamu mulai terbuka dan ternyata sesakit itu. Mendengarmu bercerita saja aku tidak bisa membayangkan bagaimana berada di posisimu saat itu. Namun, maaf... Aku tetap gak bisa bertahan Ren. Jauh dari kamu memang sakit, tapi didekatmu membuatku terluka. Maaf... Batin Daisy sambil menangis.

   “Anjay! Gue gak nyangka anak-anak SMA sebelah ramah juga.”

   “Ren, kayaknya ada yang mau dateng.” Bisik Daisy panik. Alzada melirik dan menarik tangan Daisy. Keduanya bersembunyi di dalam lemari yang kebetulan kosong. Dengan posisi keduanya saling berpelukan.

   “Sssttt, diem hm?” bisik Alzada dan Daisy mengangguk paham.

   “Tutup korden pintunya cuk!”

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang