SEMBILAN

182 15 0
                                    

Pagi hari disambut dengan pemandangan yang sangat indah --menurut Bastian.

Ia lihat, tepat. Didepan matanya terlihat narez tidak memakai atasan apapun.

Hingga terpampang perut kotak kotak nya.

Mata Bastian mengerjap dan berbinar binar.

Narez bahkan punya 8 kotak, mengapa dia hanya 6 kotak?

Rasanya ia ingin mengelus elus perut tersebut.

"eja?" Bastian memanggil narez yang sedang berdiri didepan cermin.

-eja, nama panggilan sewaktu kecil narez, panggilan yang langsung dilontarkan sang ibu.

NAREZA [EZA] ➡️ [EJA]

"Iya, kenapa sayang?" Nareza menoleh ke belakang, ia lihat kekasihnya masih memakai selimut. Hingga terlihat lucu apalagi dengan muka baru bangun tidurnya.

"keren banget," bastian beranjak dan menghampiri narez yang tengah mengaca tersebut.

Bastian menyusuri perut tersebut, satu persatu.

Turun,
Turun
Dan turun.

Kemudian mengelus.

"nakal ya?" Narez mencubit pelan hidung lancip bastian.

Tanpa Bastian sadari, perlakuan ia bisa membuat 'itu' bangun.

Kemudian bastian beralih pada pipi narez dan mengelusnya lembut.

Dan turun pada leher, lalu berlanjut pada dada bidang narez.

Dan sentuhan demi sentuhan, membuat narez melayang, melenguh panjang.

Narez mendongak, dan kembali menurunkan kepalanya.

Lalu ia tangkup pipi bastian,
"lucu banget, Sadar gak? kamu kayak gini buat aku bangun loh."

"oh, iya?" Bastian melingkarkan tangannya pada leher narez.

Narez dengan gesit ia langsung menggendong bastian dan menjatuhkannya di ranjang.

"n-narez? aku cuma bercanda, tapi aku mau pegang perut kamu," bastian terhempas dari gendongan narez dan ia merentangkan tangannya.

"boleh sayang," narez merangkak dan menghampiri Bastian.

Dan langsung menelentangkan tubuhnya disamping bastian.

Dan menghadap Bastian, ia angkat telapak tangan yang lebih mungil dari dia menuju perut berkotak yang ia miliki.

"Elus, sayang."

Bastian yang mendengar itu-- sekujur tubuhnya langsung merinding.

Dan bastian langsung memaju mundurkan telapak tangannya.

Membuat sang kekasih melenguh rendah, nikmat mengucuri tubuh narez.

Bastian menoleh ke wajah narez yang sedang menikmati sentuhannya, dan ia daratkan kecupan manis pada pipi narez.

Dan secara tiba tiba, narez mengukung kekasih mungilnya.

Bastian tersentak, ia tentu saja terkejut.

"kaget ya? maaf," narez mengecupi seluruh wajah bastian, dan leher bastian.

"engh, eja.." narez sangat suka dengan panggilan masa kecilnya, apalagi yang menyebutnya adalah bastian.

-author skip scene ini hehe

''sayang, bunda ngechat aku katanya dia pulang malam ini.'' ucap narez sedang menyeruput kopinya.

sementara bastian sedang duduk manis disampingnya.

Race [JAEMJEN]Where stories live. Discover now