OS 10 : "Oy, wasap Om Sat."

412 23 0
                                    

* * *

Rina menggeliat di atas ranjang king size di kamar itu.

Sebentar.. Ini dimana?

Setau Rina terakhir kali ia tidur itu masih di pesawat dan menyenderkan kepalanya ke bahu Ryan kan. Lalu ini dimana?

Ruangannya begitu bersih dan rapi, Rina suka. Ia mencoba bangun dan berdiri.

Eh!

Ini bukan pakaian yang sebelumnya ia pakai tadi.

Buru-buru Rina mengecek jam yang ada di handponenya yang alhamdulillah nya terletak di nakas sebelah ranjang.

"Jam 19:06? Udah malem?" ia pun beranjak membuka gorden yang tertutup. Langit memang sudah gelap. Tak jauh dari sana juga Rina melihat koper-kopernya.

Apa ini rumah Om Ryan?

Rina pun berjalan ke arah pintu besar dan membukanya. Mata sekaligus bibirnya membulat sempurna. Melihat ruangan bak istana ini.

Eh ini gue mimpi apa gimana? Seperti di syurga!

Rina mencoba menampar pipinya untuk menyadarkan, siapa tau saja ia bermimpi.

Seinget gue terakhir kali ada di pesawat.. HAH!! apa gue udah mati??

Ia mencoba berjalan dan melihat ada bingkai foto buesaaarrr sekali terpajang di sebuah dinding yang mungkin khusus untuk foto seperti ini.

Foto itu adalah foto dirinya dan Ryan saat resepsi pernikahan seminggu lalu.

Ternyata benar ini rumahnya.

Tangan Rina meraih bingkai foto kecil yang berada tepat di meja bawah foto bingkai besar tadi.

"Kayaknya ini Om Ryan kecil deh.. Kyopta!" gumam Rina tanpa sadar tersenyum.

"Nyonya." sapa pelan seorang wanita tanpa sadar mengejutkan Rina.

"Aigoo khamchagiya!!!" karena terkejut, bingkai foto masa kecil Ryan terjatuh dan kacanya petjah.

"Eh maaf, maafkan saya nyonya." wanita itu langsung berlutut.

"Eh! Kenapa minta maaf? Saya yang jatuhin fotonya, harusnya saya yang minta maaf." ucap Rina tak enak sembari ikut berlutut.

"Awas beling nyonya." Rina langsung terlonjak dan tak sengaja kaki kanannya menginjak beling.

"AAWWW!!"

Kini kaki Rina tengah di obati oleh seorang wanita paruh baya.

"Aw." cicit Rina saat wanita paruh baya itu menekan lukanya dengan kapas yang di baluri betadine.

"Tahan sebentar." ucapnya lalu kembali fokus.

"O.. Tante bukannya hadir juga di pernikahan kemarin ya?" setelah Rina melihat wajahnya seksama ia ingat bahwa ia pernah di kenalkan dengan tante ini oleh Ryan. "Eee kalo gak salah, nama tante itu..." Rina menggantung ucapannya karena berpikir. Ia lupa.

"Sudah selesai." wanita itu lalu menurunkan kaki Rina. "Nama saya Astuti.. Semua ini memanggil sama Buti." Rina baru ingat.

"Buti adalah orang spesial di hidup saya." begitu ucapan Om Ryan pada Rina saat mengenalkannya.

"Aahh,, iya saya baru inget. Buti." cengir Rina.

"Mereka semua pelayan di rumah ini. Jika perlu dan butuh sesuatu, anda tinggal beritahu saja kepada mereka." lagi-lagi Rina melongo saat ia baru sadar berapa puluh pelayan yang berjejer di hadapannya.

Om, Eh SuamiWhere stories live. Discover now