OS 14 : "Segila-gilanya saya gak akan jual diri Madam."

285 11 1
                                    

***

"Pak Ryan.. Tadi pak Ryan bilang anggap saja ini sebuah pesta resepsi pernikahan pak Ryan dan istri kan?" seorang dosen wanita berbicara. Ryan mengangguk. "Terus istrinya pak Ryan mana? Saya pikir istri pak Ryan bakal dateng juga." seorang dosen bertanya.

"Uhuk! Uhuk!!" Rina terbatuk mendengar itu.

"Lo kenape Rin?" Alif langsung menepuk-nepuk punggung Rina dan memberikanya minum.

"Istri saya sibuk, dia juga bekerja soalnya. Jadi mohon maaf jika dia tidak bisa datang." elak Ryan sambil sesekali melihat Rina.

"Lo kenapa sih?" tanya Alif lagi.

Rina menggeleng. "Gak papa." kembali ia makan.

***

Rina pulang kerumahnya dengan perut kenyang. Ia dikejutkan dengan kehadiran ayah dan kakak iparnya yang sedang duduk di ruang tamu.

Tak lama Ryan datang, berdiri di belakang Rina.

"Menantu." seru Raja langsung menghampiri Ryan dan tak menghiraukan Rina. "Apa kabar?" Raja memeluk Ryan yang tak kembali memeluknya.

"Baik." jawab Ryan singkat. "Disini juga ada putri anda. Tidak ingin tanya keadaannya?" Raja gelagapan, lalu ia menghampiri Rina.

"Rina, apa kabar? Kamu semakin cantik setelah menikah." Rina diam tak ingin menjawab.

"Papih ngapain disini?" hanya itu yang ia tanya.

"Papih kesini ada urusan sama menantu." tanpa berbicara apapun lagi Rina langsung pergi kedalam kamarnya. Salah ia berharap jika sang Ayah akan menjawab kalau ia merindukannya, salah besar.

"Bicara di ruang kerja saya saja." Raja dan Rayan berjalan mengikuti Ryan ke ruang kerjanya.

Di kamar, entah kenapa Rina menangis. Menelungkupkan kepalanya keatas ranjang. Meredam suaranya agar tak menggema di kamarnya itu.

Seharusnya ia sudan biasa dengan rasa sakit di hatinya ini karena sang ayah bukan? Tapi entah kenapa air mata ini rasanya tak bisa ia tahan untuk tidak keluar.

Karena menangis sampai ketiduran, Rina tak mengganti baju atau menghapus riasannya dulu semalam. Alhasil mukanya begitu sembab pagi ini. Untuk menyamarkan walaupun sedikit, ia memilih untuk memakai masker.

Hari ini ia tak ke kampus karena ini hari minggu.

Dengan memakai piyama di pagi hari setelah mandi, ramput di cepol dengan bando pink di rambut, wajah pakai masker dan memakai sandal rumahan, Rina menuju dapur untuk mencari makanan.

"Madam cari apa?" tanya seorang pelayan melihat istri majikannya ini membuka semua laci di dapur.

"Ede mekenen ge?" tanya Rina tak ingin menggerakan bibirnya karena ia sedang memakai masker.

"Hah?" pelayan itu tak dengar.

"Mekenen,, ede gek?" tanyanya lagi. Berusaha lebih keras.

"Saya gak ngerti, Madam." Rina merasa lelah. Sudahlah ia cari saja sendiri. "Coba bilang yang jelas. Biar saja carikan, Madam." Rina tak mengubrisnya dan inilah yang ia cari, akhirnya ada makanan juga.

Om, Eh SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang