Chapter 08

10.1K 945 2
                                    

Di taman yang indah, terlihat sekumpulan gadis yang sedang duduk menikmati jamuan kecil yang disediakan. Satu persatu gadis lain mulai muncul. Pesta belum dimulai, mereka masih berbincang-bincang sembari menunggu yang lain. Seorang gadis berambut silver tampak begitu murung.

"Lyli ada apa? Apakah kau masih murung karena kejadian itu?" Tanya Fera gadis berambut pirang yang menjadi sahabat dari Lyli.

"Ah, ya tapi aku baik-baik saja. Hanya kurang tidur" Ucap Lyli, memang benar dia masih teringat kejadian dimana api memasuki kamarnya.

Dan di saat bersamaan dia menemukan sebuah mayat dengan pakaian kakaknya. Memang tak dapat dikonfirmasi bahwa itu adalah sang kakak karena wajah yang sudah hancur termakan api. Itu menimbulkan dampak tersendiri bagi Lyli yang dikenal sebagai keturunan peri. Ia selalu dipuji-puji oleh setiap orang di kekaisaran meski kekuatannya belum bangkit. Hal itu juga menjadikan Lyli istimewa dibandingkan yang lain.

"Kami sangat prihatin atas apa yang menimpa Lady" ucap salah satu gadis dan langsung diiyakan oleh semua gadis di sana.

"Terima kasih semuanya" Lyli tersenyum membuat orang-orang di sana terpukau atas kecantikannya.

Seorang pelayan muncul membisikkan sesuatu di telinga Fera. Mata gadis itu membulat saat mendengar apa yang disampaikan padanya. Fera segera bangun mengikuti pelayan itu, gadis-gadis itu menduga bahwa ada orang yang penting datang.

Lyli mengangkat gelasnya, ia haus. Ada segelas air yang khusus disediakan untuk tamu sebelum pesta di mulai. Entah mengapa ada firasat buruk yang menghampirinya. Tiba-tiba semua orang terdiam, Lyli yang tadi fokus kini kembali melihat ke sekeliling.

"Senang berjumpa semuanya. Aku Pricilla Angel Seyla, maaf menunggu lama"

PRANG!

Gelas itu berhasil lolos dari tangan Lyli, ia menutup mulutnya dengan kedua tangan. Semua orang khawatir akan apa yang terjadi pada gadis itu, berbeda dengan Pricilla yang menyeringai melihat ekspresi penik gadis itu.

"Lyli kau baik-baik saja?" Panik Fera.

"Astaga apakah itu karena diriku? Lady itu begitu takut melihatku seperti melihat hantu" Ucap Pricilla dengan nada yang sedih. Semua orang di sana tampak terkejut.

"Tidak! Saya tidak apa" Sangkal Lyli yang mencoba mengendalikan dirinya. Bagaimana bisa wanita itu sangat mirip dengan kakaknya? Terlebih lagi nama mereka sama.

"Lyli apakah kau pernah bertemu dengan Grand Duchess?" Tanya Fera lagi, Lyli melirik Pricilla lagi.

"Tidak. Kami tidak pernah bertemu" Ucap Lyli sembari menunduk.

'Bagus Lyli. Itu memang jawaban yang aku mau' Seringai Pricilla, Fera mempersilahkannya untuk duduk lalu acara dimulai.

Teh mulai disajikan, Fera banyak memperkenalkan teh. Dan juga mulai membuka pembicaraan. Pricilla duduk dengan tenang, ia telah mempelajari bagaimana tata krama di sini. Hingga dia sangat telaten dalam memegang cangkirnya.

"Grand Duchess, apakah anda berasal dari negeri lain? Kami belum pernah melihat anda sebelumnya" Pricilla meletakkan cangkirnya, ia tersenyum menerima pertanyaan itu.

"Ah~ Benar aku berasal dari negeri lain. Dan aku baru ke sini beberapa waktu yang lalu." Jawab Pricilla yang semakin mengundang rasa penasaran gadis-gadis di sana.

"Bisakah anda menceritakan tentang diri Anda dan bagaimana anda bisa bertemu dengan Grand Duke? Kyaa kami sangat penasaran!" Riang salah satu gadis di sana.

"Sebenarnya aku sangat malu menceritakan hal ini. Aku hanya seorang anak yang dulunya bangsawan dari negeri lain. Kehidupanku juga tak baik, di saat usiaku tujuh tahun ibuku meninggal dan ayahku menikah lagi dengan membawa seorang anak perempuan lain bersamanya. Aku dikucilkan, tempatku direbut olehnya. Aku hanya bisa pasrah oleh takdir yang begitu buruk untukku" Kini mata Pricilla berkaca-kaca menceritakan hal itu. Dia tak berbohong sepenuhnya dan benar seperti itulah kehidupannya. Bahkan gadis yang merebut tempatnya kini duduk dengan tenang satu meja dengannya.

"Astaga... Mengapa gadis itu tidak tau malu? Bukankah Anda yang sebenarnya anak sah? Dia sangat sok berkuasa. Jika saya menjadi anda maka saya akan segera mengusirnya dari rumah" Celetuk salah satu gadis dari sana. Lyli nempak gemetar dan berkeringat dingin.

'Ya Lyli. Terus diam dan saksikan lah seperti kau menyaksikan diriku disiksa oleh ibumu di masa lalu' Batin Pricilla bergejolak, rasanya dia ingin sekali membongkar semua apa yang dia alami saat itu.

"Tapi ternyata takdir masih berbaik hati pada diriku. Dia mempertemukan dengan Grand Duke. Berkatnya aku mampu bertahan, kami bertemu saat perang. Dia tak sengaja bertemu dengan ku tak jauh di dalam sebuah hutan. Kalian tau? Dia berjanji untuk membawaku pergi dari sana setelah semuanya berakhir. Dan ya, dia menjemputku membawa ke sini seorang gadis yang telah kabur dari rumah. Kami menikah, tak mau menunggu atau memperlama kami menikah tanpa adanya pesta. Hanya sedikit yang mengetahui pernikahan kami. Tapi itu tak penting karena kami saling mencintai dan mengikat janji untuk selamanya" Jelas Pricilla dengan panjang lebar. Ya, itu hanyalah omong kosong dirinya saja. Ucapannya ini pasti tersebar, melihat sifat Zephan dia pasti tak peduli.

Gadis-gadis di sana tampak sangat senang dengan hati yang berdebar mendengar kisah itu kecuali satu orang yang tampak tak suka melihat Pricilla. Gadis berambut pink, yang selalu mengejar-ngejar Zephan selama ini. Dia ke sini hanya ingin melihat siapa gadis yang menikah denga Zephan.

"Apakah anda tak terlalu mengarang, Grand Duchess?" Sindir gadis itu dengan seringai yang meremehkan.

Pricilla tau siapa gadis itu. Dan dia membencinya. Olivia Dera Hella. Anak dari Duke Hella yang mempunyai otoritas tinggi di kekaisaran selain Grand Duke dan Duke Granet. Di novel, dia selalu mengejar-ngejar Zephan bahkan setelah Zephan melukainya. Dialah awal rumor yang mengatakan Zephan gila. Di novel dia juga yang terus memprovokasi Lyli untuk segera lari dari Zephan. Bahkan dia juga yang menyarankan Lyli untuk mengakhiri hidupnya daripada hidup bersama Zephan.

Tentu saja gadis itu akan menjadi musuh bagi Pricilla. Kali ini dia akan menyingkirkan gadis itu, jika perlu memusnahkan dia dari dunia ini. Psycho? Tidak, dia hanya menyingkirkan kerikil yang mengganggu jalannya. Demi Zephan, apapun akan ia lakukan.

"Begitukah caramu berbicara padaku Lady Olivia?"

To Be Continued

Male Lead Itu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang