Chapter 48

3.6K 320 14
                                    

Salju turun menutupi daratan dengan butiran-butiran nya yang menumpuk. Di sisi hutan yang dalam di atas tumpukan salju terlihat rubah kecil yang terengah-engah dengan tubuh penuh darah hingga mata violetnya gemetar.

Dia merasa saat ini ajalnya dan semua akhir dari kesombongannya. Hingga dia melihat lensa emas yang seperti sinar matahari di depannya. Wajah seorang gadis muda yang khawatir dengan telinga runcing dan rambut seputih salju. Dia tampak khawatir disertai panik, rubah itu bahkan tak tau kenapa dia seperti itu.

"Astaga, bagaimana ini bisa terjadi?!" Dia dapat mendengar suara gadis itu gemetar dengan mata yang berkaca-kaca.

Saat kesadarannya hanya tinggal setengah, dia merasakan tubuhnya terangkat dan didekap oleh pelukan hangat. Dia bisa merasakan kehangatan tubuh gadis itu yang sedang berlari diantara tumpukan salju dengan air mata mengalir. Hingga kesadaran rubah itu menghilang.

Setelah sehari berlalu, rubah itu sadar dan lagi-lagi melihat wajah gadis itu di hadapannya. Kali ini wajahnya tampak lega, senyuman syukur terlukis di sana membuatku jantung rubah itu berdetak kencang karena gadis itu sangat cantik.

"Syukurlah kau terbangun..." Lirih gadis itu lembut lalu mengusap bulu putih rubah itu.

Rubah itu langsung tau bahwa gadis ini adalah penolongnya, dan bersumpah akan membalas kebaikannya. Namun suasana hatinya tiba-tiba berubah saat melihat sosok lelaki berambut hitam datang dengan wajah tegasnya.

"Ini semua berkatmu, Lucya~" Lelaki itu tersenyum lalu mencium kepala gadis itu membuat rubah itu tidak suka.

Dan dia tau, bahwa gadis itu sudah menjadi milik orang lain. Namanya Lucya sosok peri yang cantik jelita dan juga istri dari Zeno, seorang raja yang ditakuti. Awalnya Lucya merawatnya hingga lukanya membaik, dan rubah itu sengaja membuat dirinya menarik agar Lucya terus bersamanya. Dia juga mencoba membuat Lucya lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya daripada Zeno.

Sampai Lucya harus kembali ke kerajaannya dan dia meninggalkan rubah itu sendirian di hutan dan menyuruhnya untuk kembali ke tempat asalnya. Lalu pergi, membuat rubah itu sakit hati dan tidak terima. Dan sebuah tekad gila muncul dalam dirinya, dimana dia mulai membuat kekacauan yang akan membuat Lucya menjadi miliknya.

Begitulah awal pertemuan Alexia dengan Lucya. Hingga dia mengatakan janji palsu dan mendapatkan intinya lalu memasukkan jiwanya ke dalam tubuh Zeno yang telah kosong agar gadis itu mencintainya.

Dia menunggu berabad-abad untuk membuat gadis itu bereinkarnasi pada tubuh yang sudah dia pilih yaitu Lyli. Gadis miskin yang cantik memiliki fisik seperti Lucya, jadi dia mempercayakan kekuatannya pada gadis itu agar Lucyanya bisa bangkit lagi dan kembali padanya. Dia juga merubah gadis itu sepenuhnya dan memanipulasi Duke Granet agar berpikir bahwa itu adalah anaknya. Dia juga merengut kekuatan penyembuhan dari Pricilla kecil dengan menipu Ibunya saat itu, lalu mencelakai Duchess itu.

Di luar perkiraan ternyata, Lucya malah bangkit di tubuh Pricilla. Gadis yang tak dipedulikan, gadis yang bernasib malang yang tiba-tiba menjadi seorang ratu peri dan itu membuat kekuatan Alexia di tubuh Zeno bangkit sepenuhnya.

Namun, lagi-lagi yang dia dapatkan adalah gadis itu sudah jadi milik orang lain. Dan menjadi wanita dewasa yang anggun. Sudah beberapa cara dia coba untuk menarik Pricilla padanya, hingga dia menggunakan Lyli untuk membuat kebohongan dan membuat pikiran Pricilla kalut lalu pergi meninggalkan lelaki itu.

Alexia sementara berhasil mendapatkannya lengah. Wanita itu sekarang pergi lagi, lebih buruknya tatapan Pricilla penuh kebencian. Itu menusuk hatinya, mengapa dia harus melakukan kesalahan saat semuanya akan berhasil? Dia mengutuk dirinya sendiri.

"Sial. Sekarang aku harus menemukannya, dan membunuh laki-laki sialan itu!"

____________________________

Zephan memasuki istana dengan tergesa-gesa. Tanpa permisi dia menuju lorong yang mengarah pada ruang yang tak boleh dimasuki di istana. Saat sampai di depan pintu, dia dihalangi oleh penjaga.

"Menyingkir atau kalian akan kehilangan nyawa kalian!" Ancam Zephan dengan mata merah yang menyala. Penjaga itu hanya terdiam dan tetap tidak mengizinkannya masuk.

Zephan dengan tidak sabar mengeluarkan pedangnya hingga tiba-tiba seorang laki-laki berambut pirang menghentikannya.

"Anda tidak akan menemukan apapun di sana, Grand Duke~" Zephan menoleh, lalu melihat sosok Esla yang menghampirinya.

"Ini bukan urusanmu!" Ketus Zephan mencoba mengontrol amarahnya.

"Saya bisa menunjukkan satu tempat yang bisa membantu anda~" Tawar Esla membuat mata Zephan melebar karena secercah harapan. Dia memasukan pedangnya kembali.

"Pimpin jalannya, karena aku tidak punya banyak waktu!" Esla mengangguk, Zephan mengikutinya dari belakang.

Sebenarnya banyak yang dia ingin tanya pada lelaki itu, dia tak pernah dekat dengan Esla. Bahkan ketika David selalu menjahilinya saat anak-anak, dia hanya mengabaikannya. Zephan tak pernah peduli pada siapapun kecuali dirinya dan ibunya.

Dia tak tau apakah Esla benar-benar akan membantunya atau tidak, yang pasti, dia akan mengambil setiap celah kesempatan yang muncul. Meski itu mustahil sekali pun, yang terpenting adalah Pricilla.

Jantung Zephan berdetak kencang saat mereka berhenti di depan pintu kastil putih itu. Dia pernah kemari, saat itu dia melihat Pricilla yang terpuruk seakan akan hancur di depan pintu itu. Sejak awal memang dia memiliki firasat yang aneh tentang apa yang ada di dalam bangunan ini.

"Jika anda bisa masuk ke dalam bangunan ini, anda akan menemukan jawaban yang anda cari" ucap Esla dengan penuh hormat seakan tau bahwa apa yang Zephan cari.

Zephan mengangguk pelan dan mendorong pintu besar itu, di detik selanjutnya pintu itu perlahan terbuka lebar menyambut kedatangannya. Mata merah Zephan bergetar nafasnya memburu, keringat mengalir di pelipisnya.

Dengan langkah ragu, dia masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat sekeliling yang familiar dengan wangi kasturi yang seberbak. Matanya berhenti di sebuah peti mati yang terbuka di tengah ruangan. Dia melangkah mendekat, tampak banyak kelopak bunga yang masih segar di sana. Seketika jantungnya sakit, lututnya lemas membuat dia terduduk di lantai sambil memegang tepi peti itu.

Suara dengungan memasuki telinganya, rasa sakit menggerogoti kepalanya karena ribuan ingatan masuk ke sana. Semua bagaikan reka ulang terputar di kepalanya, air mata Zephan mengalir dan tubuhnya gemetar. Hingga dia memuntahkan darah dari mulutnya.

Dimulai dari kelahirannya, percobaan pembunuhan, sampai bertemu dengan gadis itu, peri cantik yang menjadi istri serta ratunya hingga dia menutup mata untuk terakhir kalinya dipelukan gadis yang sangat dia cintai itu.

"Lucya... Maafkan aku..." Lirihnya dengan isak tangis.

Dia sudah terlalu lama meninggalkan cintanya sendirian. Andai dari awal dia ingat, dia pasti tak akan menyakitinya dan akan mencarinya lebih dulu. Tapi penyesalan tak ada artinya. Sekarang dia harus bangkit untuk menemukan istrinya, belahan jiwanya.

"Tunggu Periku, aku akan menjemputmu~"

To be continued

Hai aku up nih setelah melalui proses pemikiran yang panjang 😔✋
Ah mungkin endingnya di chapter 50 atau 52
Jangan lupa follow akun ku
Dan vote, komen
Tolong bgt dukungannya, aku sampe mual ini😭🙏

Male Lead Itu MilikkuWhere stories live. Discover now