20. ° Kuroko cchi °

84 11 14
                                    

Seorang Kise Ryota, model baru, muda, dan terkenal di Tokyo tak bisa berhenti memikirkan seorang gadis bernama Name. Meski dia dekat dengan berbagai macam wanita dan sempat mengalami masalah soal wanita, Kise tetap memikirkan senyum itu.

Senyum secerah bunga matahari yang menariknya dari kegelapan. Ini aneh, padahal itu senyum yang bisa dimiliki hampir seluruh gadis lugu di dunia ini, tapi entah kenapa Kise merasa itu sangat spesial. Padahal belum tentu Name memiliki perasaan spesial padanya dan mengkhususkan senyuman itu.

"Hei, Kise! Pertandingan hari ini cukup bagus! Kau sangat hebat seperti biasa!"

Kise menoleh, dia membalas tepukan di pundaknya dan tertawa. Merasa senang dipuji begitu.

"Hahaha! Serahkan saja pada bakat hebatku ini!"

Pertandingan tadi cukup lebih baik dibanding pertandingan sebelumnya. Lawannya cukup sengit dan punya strategi yang bagus. Tapi seperti biasa, itu masih belum cukup untuk menggairahkannya dalam permainan.

Kise mulai bosan dengan olahraga yang kali ini dicobanya. Sepak bola cukup mudah dan hanya menggunakan kakinya saja. Dengan manuver ahli itu sudah lebih dari cukup untuk menguasai permainan.

"Ah senpai, aku mau pergi membeli minuman dulu," Pamit dari selebrasi kemenangan, Kise lansung bergerak meninggalkan mereka. Berjalan tanpa arah dan membiarkan kakinya bergerak semaunya untuk menuju kantin.

Berisik sekali, klub kesayangan kepala sekolah benar benar berisik. Oh iya, Name cchi nya berada di klub ini ya. Mungkin menyapa sebentar juga tak apa, meski rasanya jantungnya ini serasa berdebar debar.

"Nice, Kuroko! Kau memang sangat bisa diandalkan!"

Di ruangan luas itu hanya ada tiga orang, Name, Kuroko dan seseorang yang tak dikenalinya. Hn, tidak, setelah dia lihat lagi dia mengenalinya, dia Aomine Daiki. Ace dari klub basket Teikou.

Berbeda dengan sepak bola yang mengandalkan kecepatan dan kelincahan kaki, basket lebih sulit lagi. Ritme keseimbangan dari dribble, kecepatan langkah, refleks, ah apapun itu membuatnya sangat memukau. Ketika itu dimainkan Aomine, basket itu menjadi benar benar terlihat menyenangkan.

"Oh Kise! Apa ada yang kau butuhkan? Masuklah!"

Lamunan yang memikirkan segala kekaguman pada basket buyar karena panggilan Name. Kise tertawa canggung setelah dia ketahuan tengah mengamati mereka.

"Hahaha, tidak apa Name cchi! Ah ya, terima kasih untuk yang minggu kemarin ... aku jauh lebih baik dan tenang karenamu dan psikolog yang kau rekomendasikan," Kise menatap tangan Name yang kini berbalut sarung tangan karena kedatangan Kise, "Ah dan kau tidak usah memaksakan diri untuk terus pakai itu, Name cchi setiap aku datang."

Senyum Name tetap ada, dia menggeleng, "Aku tidak memaksakan diri. Aku tidak mau menyentuhmu secara lansung saat kau masih dalam masalah begini."

Ah, sepertinya ia benar benar menyukainya. Senyuman itu dan suara yang selalu menjernihkan pikirannya. Andai saja, Name berada di klub sepak bola mungkin dia akan betah sebosan apapun dia.

"Hei, Name, kami sudah selesai!" Teriak Aomine dari tempat duduk di dekat area lapangan basket, "Ayo cepat, babu bergeraklah!"

Guratan urat kekesalan muncul di dahi Name, Name tertawa terlihat menahan kekesalannya. Dan itu membuat Kise terkejut, baru kali ini dia melihat ekspresi lain dari Name. Tidak, dia pernah melihatnya, itu mirip dengan pertemuan pertamanya dengan Name.

"Urus dirimu sendiri bodoh!" Name mengarahkan kepalannya mengancam Aomine yang sekarang malah memanas manasi Name dengan sikap mengejek dan mengabaikan.

GTDA (Kuroko No Basuke x Reader)  ■ Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang