04

52.6K 3.8K 76
                                    

Sebelumnya...

"Abang alin emang gak ada disini"ujar alin

"Tapi dia gak meninggal"lanjutnya dengan cepat saat melihat mereka yang ingin berbicara.

Happy reading~

_____________________

"Terus kenapa lo nangis?"tanya rendi.

Mereka semua yang mendengar ucapan rendi itu pun sontak menatap pemuda itu tajam.

"Kenapa?"tanya nya bingung saat melihat mereka semua sedang menatapnya tajam seperti ingin menerkam nya saja.

"Bahasa lo dijaga be*o"ujar andra.

"Oh hehe ya sorry"balasnya cengengesan.

"Kamu kenapa nangis?"tanya nya lagi dengan mengganti kosakata nya. Dia ngeri euy, pawangnya serem serem.

"Takut hujan"cicitnya seraya memilin jarinya.

Mereka yang mendengar itupun terdiam. Ombrophobia? Itulah isi pikiran mereka sekarang. Ternyata gadis imut itu phobia terhadap hujan.

"Eum kita belum kenalan kan?"tanya andra mengalihkan pembahasan mereka.

Alin mengangguk lucu. Sedangkan mereka semua yang melihat itupun menahan gemas.

Cup

Sontak saja mereka membelalakkan matanya terkejut saat melihat axel dengan santainya mencium pipi gadis imut itu. Sedangkan alin, dia terdiam dan mengerjapkan matanya guna mencerna kejadian barusan.

"Bang*at gue dicium?" Batin alin tidak percaya

"Eh lo apa apaan sih bos, main nyosor nyosor aja lo bambang"ujar kevin sinis seraya menarik axel menjauh dari alin. Kevin adalah salah satu inti dari geng aodra, geng yang diketuai oleh axel.

"Gemesin banget tu bocah"jawab axel menatap gemas alin yang masih terdiam.

"Ya tapi kan gak dicium juga kutil kuda"ujar andre kesal karena ketua nya ini lebih dulu mencium gadis imut itu. Dia kan juga pengen. Eh?!

"Alin dicium?"ujar alin polos sembari memegang pipinya yang sempat dicium oleh pemuda tampan tadi.

"Kenapa kakak cium alin?"tanya nya polos kepada axel.

"Karna kamu lucu"jawabnya polos.

Mereka yang melihat itupun sontak menganga tidak percaya. Hei siapa yang percaya, seorang Axel Atmaja bersikap polos kepada makhluk yang sering membuatnya risih, siapa lagi jika bukan betina.

"Oh"alin mengangguk paham. Lagi lagi mereka menganga tidak percaya. Pembicaraan macam apa ini?

"Cih kalo aja gue bukan ppg, udah gue tendang tu joni" batin alin kesal

Alin tersentak kaget saat tiba tiba saja sebuah tangan kekar memegang wajahnya.

"Kita kenalan"ujar gevan singkat seraya mengelus lembut pipi alin.

"Kenalan sih kenalan, tapi gak usah pegang pegang juga kali" batin alin sinis.

Alin mengangguk polos. Lain dihati lain juga di ekspetasi. Ck benar benar ppb ni bocah-_-

"Minggir lo bos, gak usah pegang pegang deh. Sosial distancing"ujar aldi menatap sinis gevan sembari melepaskan tangan pemuda itu dari wajah alin.

Lalu aldi membawa alin kebelakang nya.

"Eh siniin degem gue woy"ujar rendi mendelik tidak terima begitu pun dengan yang lain saat aldi menyembunyikan alin dibelakang pemuda itu.

"Gak bisa! Nanti ni bocah diterkam lagi ama lo pada"jawabnya tegas.

ALIN TRANSMIGRATION {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang