17

1.4K 105 0
                                    

"Bang, ini proker kelompok gimane, kapan dikerjain?" tanya Haikal menatap Mark yang sedang mengerjakan sesuatu dilaptopnya.

"Bentar, jangan ajak gua ngobrol dulu." ucap Mark tanpa mengahlikan pandangannya dari layar laptopnya.

Haikal mendekik sebal meninggalkan ketua kelompoknya itu lalu duduk ditengah-tengah April dan Jendral yang sedang mengerjakan proposal diteras rumah.

"Apasih." sinis Jendral.

"Gabut gua anjing sebel banget ish, minggiran dikit bangsat pantat gua satunya kaga duduk." oceh Haikal mendorong Jendral. Jendral hanya diam menatap malas temennya satu ini, diladenin juga ntar malah nyusahin diri sendriri.

"Haikal kenapa?" tanya April.

"Ga diajakin main sama anak-anak sumpah udah dimusuhin gua."

"Lah kenapa?" tanya April penasaran.

"Kemaren gua manjakin pohon kersen didepan baldes abis itu bocah-bocah pada minta jadi gua bilangin bentar soalnya gua masih diatas pohon, eh malah diteriakin maling sampai pak RT dateng anjing malu banget gua."

April terbahak mendengarkan penjelasan Haikal lalu menggeleng miris, lagian yah nih bocah ga ada kapok-kapoknya manjakin tuh pohon kersen padahal dah dilarang sama pak RT.

"Yaudah kalau Haikal gabut mending cuci pakian Haikal aja, tuh dah numpuk banget."

Haikal abis denger April spontan berdiri dan turun dari rumah menjauh dari pandangan gadis tersebut, segabut-gabutnya Haikal dia kaga mau nyuci sore kek gini.

"Lah mau kemana?" teriak April namun tidak dihiraukan oleh lelaki receh itu.

Sementara Juna dan Chaka lagi jajan dirumah sebelah abis itu duduk santai dibale depan posko, dua bocah itu akhir-akhir ini tak terpisahkan dimana ada Chaka disana pasti ada Juna, begitu pula sebaliknya.

Juna menghelah nafas lalu baring dibale menatap langit sore, Chaka melihat itu memutar badannya menghadap Juna dan menatap lelaki jakung ini.

"Napa sih lo anjing dari tadi helah nafas mulu." sebal Chaka.

"Kagaaa."

"Kenapa ga?"

Juna mendekik sebal lalu membuat balon dari permen karetnya abis itu mengehelah nafas lagi, dia pengen banget cerita ke Chaka tapi takut.

"Yaudah gaosah cerita kalau belum siap."

Juna berdecak lalu duduk bersila dihadapan Chaka, "gua lagi pusing, Chak."

"Kenapa?"

"Gue puyeng anjing mikirin biaya kosan gua bulan depan." ucap Juna terdengar putus asa, Chaka mengangkat alisnya bingung.

"Gimana?"

"Duit mama gue untuk biaya kos bulan kepake untuk ini, KKN. Anjing ga enak banget gue sama mama." keluh Juna.

Chaka terdiam menatap Juna yang mengacak rambutnya stress, pantas aja selama mereka ada disini nih bocah suka ngelamun ga jelas sambil menghelah nafas berat, pas ditanya bilangnya gapapa.

"Emang lo kosan dimana?"

"Belakang kampus, mana mahal pula anjing. Gue gatau lagi, Ka, gua mesti gimana gue kasihan sama mama gue tiap hari jualan di pasar demi gue kuliah, ga berguna banget gue jadi anak laki bangsat." ucap Juna memukul kepalanya.

Chaka menahan Juna lalu melotot marah melihat kelakuan Juna.

"Maaf, Ju, papa lo kemana?" cicit Chaka.

"Digandol janda ghoib wkwk."

"Serius anjir!"

"Beneran, emak sama bapak gue cerai pas gue SMA wkwk. Bapak gue ninggalin gue demi perempuan lain abis itu lepas tanggung jawab atas gue, sampai mama gue stroke ringan pas tau itu. Semenjak itu gue suka jualan disekolah bawa kue-kue gitu di jualin disekolah buat tambah biaya spp gua." jelas Juna dengan senyuman polosnya.

Story Of KKN! [TERBIT]Where stories live. Discover now