30

1.4K 108 6
                                    

"Juna..."

Mark dan Juna berbalik dan melihat Jaevan dan Haikal mematung disana, keduanya terlihat sedikit syok.

"Sejak kapan lo disana?" tanya Juna.

Jaevan dan Haikal tak menjawab pertanyaan Juna, mereka mendekat dan spontan Jaevan memeluk erat Juna.

"IH HOMO!" pekik Haikal dan mendapatkan tamparan gratis dari Mark.

"Juna, lo anak kuat. Gua bangga punya temen kaya lo." bisik Jaevan.

Juna cemberut saat merasakan air matanya mengalir deras tak bisa ia bendung, sementara Jaevan ikutan menangis memeluk Juna.

"Bang..."

"Lo ga sendirian, Ju. Ada kita, manfaatin kita jadi temen lo, ralat, saudara lo. Lo jangan merasa merasa sendiri dan memendam rasa sakit itu sendiri, bagikan dan salurkan kepada kita, Ju. Lo jangan sungkan."

"Bener kata Jaevan, lo jangan merasa sendiri. Lagian kita ga guna kalau ga saling membantu, tau." sahut Mark menepuk ringan pundak Juna.

"Huhuhu gue malu, anjing." ujar Juna mengusap air matanya sebal.

"Ngapain malu, orang lo ga telanjang juga." sebal Haikal, sekali lagi diberikan tamparan gratis dari Mark.

"Diem, lo." sinis Mark melihat Haikal ingin bicara.

"Paan sih lo bule jejadian."

"Janji lo ga mendem sendiri lagi?" tanya Jaevan.

"Ga bisa janji..."

"Gua bogem lo, Ju. Apaan sih segala diem-diem, cepirit lo ntar. Gegayaan ngerokok, ga bagus." cerocos Haikal.

Haikal itu tipikal orang tidak tau menyalurkan rasa sayang dan pedulinya terhadap orang lain dengan lembut, dia tidak bisa mengekspresikan itu. Cara Haikal itu seperti saat ini.

"Dih, ngaca." sewot Juna.

"Gue ngerokok pas pusing doang." elak Haikal.

"YAH SAMA AJA! GUE JUGA GITU!" balas Juna.

"TAPI LO GAUSAH, TOLOL. MASIH KECIL LO, APAAN SIH SEGALA NGEROKOK-NGEROKOK." sebal Haikal ingin mencaplok Juna menggunakan pantat panci.

"Enak aja, gue udah 19 tahun, bege."

"Lo seumuran sama neng, kan?" tanya Mark. Juna mengangguk.

"NAH KAN MASIH KECIL, AWAS AJE LO GUA LIAT LO NGEROKOK LAGI, GUA HANTAM LAKLAKAN LO." ancam Haikal.

"Widii apaan nih ribut-ribut, mana ga ngajak-ngajak lagi." sahut Rakha dating bersama Jendral, Chaka dan April.

"Tau nih bedua, berantem mulu kaya landak." ucap Jaevan melepaskan pelukan Juna.

"Lo juga ngapain meluk-meluk?" tanya Chaka.

"Suka-suka gua lah, iri lo?"

"Ih matanya Juna kok bengkak?" tanya April duduk dihadapan Juna.

"Abis ngedrama dia, terlalu menghayati peran awkoawkaok." canda Haikal.

"Dih."

Chaka menatap dalam Juna seolah-olah menerka apa yang terjadi baru saja, Chaka bukan anak kecil yang gampang dikibulin sama Haikal.

"Beneran?" tanya April.

"Beneran atuh neng, tanya aje ama orangnya, yakan, Jun?" ucap Haikal.

Juna hanya mengangguk menanggapi Haikal, dirinya masih terlalu malu untuk bersuara, ini lagi kenapa sih pada ngumpul kebo, mana kepo banget.

Story Of KKN! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang