20

1.4K 124 6
                                    

"Bang Mark." panggil Juna.

"Ape? Ada maunya nih bocah manggil gua abang." sinis Mark.

"Dih anying sensi amat dipanggil abang."

"Apaa?"

Juna duduk disamping Mark lalu membisik lelaki Jaksel itu dan tanpa diduga Mark membelalakan matanya lalu terkikik jahil.

"Gas!"

Jadi tuh Juna semalem abis rapat paripurna yang tersembunyi bareng Jaevan dan Chaka, nah si Haikal lagi ulang tahun mau dikerjain dikit-dikit terus minta persetujuan sang kelompok.

Nah kenapa Juna ga beritahu Rakha, Jendral dan April biar kesannya natural aja dikerjaiinnya soalnya kalau mereka bertiga dilibatin kadang suka out of the box acting mereka.

"Jadi gimanaa?" tanya Mark.

"Jangan disini dodol ngomongnya, Chaka bareng Jaevan ada di waduk nungguin lo, yok." bisik Juna.

Kedua lelaki ini berjalan santai namun hatinya dugun-dugun nanti si pemeran utama malah mau ikut.

"MO KEMANAA NICHHHH?" tanya Haikal semangat abis mandi.

Mark berdecak sebal, baru aja dibilangin udah berkoar aje nih satu manusia.

"Motong kayu, mo join?"

"Ga deng lagi mager."

"Yaodah gausah."

Haikal menatap kepergian kedua lelaki itu lalu kembali rebahan ikutan nonton drakor bareng April.

"Neng, gua mau nanya deh." ucap Haikal.

"Paan?"

"Kalau misalnya nih yah tukang tambal ban berdoa minta rejeki sama Tuhan itu berarti doain ban motornya orang bocor?"

April mengpause drakornya lalu berbalik menatap Haikal yang juga menatapnya dengan polos, alis April mengerut bingung mendengarkan pertanyaan Haikal.

"Bentar..."

"Kalau kao ku sambit pake tombak itu dosa apa rejeki?" tanya Rakha balik.

"Apaan sih lo, lo tuh ga diajak." sinis Haikal abis itu dilemparin gulungan kaos kaki bekas sama Rakha.

"Jadi gimana neng, itu dosa apa rejeki?" tanya Haikal.

"Aduh gausah deh tanya-tanya, cukup laporan KKN aja yang buat aku puyeng kamu jangan."

Haikal mencibir lalu keluar dari rumah dan melihat para bocil kematian lagi main pasir ditanah lapang didepan, Haikal turun dan ikut join disana.

"Pada ngapain nich?" tanya Haikal.

"Bang tau ga?"

"Kaga, paan?"

"Ituloh dikebun cokelat dibelakang pondokan abang disana katanya ada kuburan tua lho, kata mama angker banget." ucap Ilo.

Haikal membulatkan matanya lalu mengikuti pandangan para bocah yang menatap kebun luas itu, bulu kuduk Haikal seketika meremang dan angin berhembus dengan kencang.

"Affha iyachh?"

"Iyo, kalau tidak mau percaya yaodah. Katanya tiap malam bulan purnama tuh suka keliaran hantunya tuh kuburan." sahut Zaki.

"Bentar malam kan bulan purnama..." beo Haikal.

"Hayoloh bang, sampein sama abang yang lain biar nanti malam jangan keliaran dulu. Biasanya kalau malam purnama banyak suanggi keliaran." sambung Ilo.

"Suanggi?"

---^^---

Malam haripun tiba, kegiatan rapat rutin telah dilaksanakan dan anggota kelompok pada sibuk dengan kegiatannya masing-masing, nah salah satunya si kutil Haikal lagi gigitin kukunya takut.

Story Of KKN! [TERBIT]Where stories live. Discover now