Lee IU

1.1K 66 2
                                    

Seoul 2023

"Sial, sial... Hilang sudah benda sialan itu!" Serangkaian umpatan melayang terbawa angin, mengejutkan para tamu di pesta sungai.

Yacht itu ditambatkan di tengah sungai han, tempat para tamu berkumpul untuk menghormati salah seorang pebisnis ternama di Korea Selatan.
Yacht itu bagaikan istana kesenangan yang berada di atas air. Para tamu sudah banyak minum demi mendapatkan euforia ringan yang bisa menjadi pengganti kesenangan sesungguhnya.

Mungkin acara itu akan terasa lebih menarik Seandainya yang punya pesta ini sedangkan tidak berduka akibat kematian istrinya.
Sekarang sang pengusaha kaya itu ingin ditemanain orang-orang yang bisa membuatnya tertawa dan terhibur agar bisa meringankan kesepiannya.

Karena itulah, kabarnya, beliau secara khusus mengundang Miss Lee IU ke pesta sungai. Hanya tinggal menunggu waktu, kata seorang tamu disana sampai Miss Lee memeriahkan suasana. Seperti biasa, wanita itu tidak pernah mengecewakan.

"Seseorang Tolong ambilkan benda sialan itu!" IU berteriak di antara ledakan tawa renyah.. "Gelombang sungai han menjauhkannya dari kapal!"

Para pria lega bisa terhindar sejenak dari rasa bosan, lalu bergegas menghampiri keributan. Para wanita menyerukan protes kesal saat pendamping mereka menghilang ke arah haluan kapal, tempat IU membungkuk di atas birai dan menatap benda yang mengambang di air "Chapeau kesayanganku" IU menjawab berbagai pertanyaan yang sama, mengayunkan tangan mungilnya ke arah topi itu. "Angin menerbangkannya dari kepalaku!" IU berbalik menghadap kerumunan penggemar yang siap menghiburnya.

Namun IU tidak menginginkan simpati-ia menginginkan topinya. Seraya menyeringai jail, IU menatap wajah mereka satu per satu. "Siapa yang bersedia menjadi pria sejati nan gagah dan mengambilkan topi itu untukku?"

Sebenarnya IU sengaja melempar topinya. Ia menyadari ada beberapa orang pria yang mencurigai hal itu, Tapi itu tidak menghentikan serbuan tawaran jantan dari mereka. "Izinkan aku melakukannya" ujar salah seorang pria, sedangkan pria lainnya terlihat sedang melepas topi dan mantel. "Tidak, Aku berkeras akulah Yang pantas mendapatkan kesempatan istimewa ini!" Perdebatan seru dimulai, karena mereka semua ingin disukai IU.

Namun hari ini air sungai cukup deras, dan cukup dingin untuk mengancam keselamatan. Dan yang paling penting, airnya bisa merusak mantol mahal yang dijahit sempurna.

IU memperhatikan kontroversi yang disulutnya, bibirnya melengkung senang. Para pria itu Justru lebih memilih berdebat daripada bertindak, bersikap sok gagah dan melontarkan berbagai seruan jantan. Seandainya ada seseorang yang memang berniat menyelamatkan topinya, pria itu pasti sudah melakukannya sekarang juga. "Pemandangan yang seru," IU berkata pelan, menatap para pria rapih yang sedang bertengkar. IU akan menghargai pria yang berani menghampirinya dan menyuruhnya pergi ke neraka, memberitahunya bahwa topi merah muda konyol tidak pantas untuk diributkan seperti ini.

Tapi tidak ada yang berani melakukannya. Seandainya Park Jimin ada di sini, pria itu pasti akan menertawakannya, atau memperlihatkan isyarat kasar yang akan membuat IU terkikik. IU dan Jimin sama-sama tidak menyukai kalangan atas yang terlalu santun, berlebihan, dan sombong karena kekayaan mereka.

Sambil mendesah, IU mengalihkan perhatiannya ke arah sungai yang terlihat gelap, kelabu, dan berarus deras di bawah langit yang menggelayut berat. Di musim semi sungai han luar biasa dingin. IU mengangkat wajah menyambut angin, matanya setengah terpejam seperti kucing yang sedang dibelai. Rambut lurusnya tertiup angin..

IU mengejutkan para pria yang berada di dekatnya dengan tawa melengking dan bebas. Lalu menendang sepatu berhaknya. Gundukan topinya yang berwarna merah jambu masih terlihat di atas air. "Chapeau-ku yang malang nyaris tenggelam," seru IU, lalu mengayunkan kaki melewati birai. "Maskulinitas omong kosong. Kurasa aku harus menyelamatkannya sendiri!" Sebelum ada yang sempat menghentikannya, IU Yacht.

Sungai menelan tubuh IU, sebuah gelombang menyapu tempatnya semula berada. Beberapa wanita menjerit. Para pria mengamati permukaan air yang bergelombang dengan cemas "Ya Tuhan," ujar salah seorang dari mereka, tapi yang lainnya terlalu terpana untuk bicara.

Lady Kim. Seorang janda kaya raya yang sudah berusia 54 tahun berseru takjub. "Aku sudah bilang- wanita itu gila! Semoga Tuhan membantu kita!"

IU berada di bawah air sedikit lebih lama daripada yang seharusnya. Awalnya suhu dingin mengejutkan IU, melumpuhkan tungkainya, membuat darahnya seolah membeku. Gaunnya terasa berat, menariknya ke bawah menuju kegelapan yang dingin dan misterius. Tidak sulit membiarkan hal itu terjadi, pikir IU hampa..

"Aku mendapatkannya!" Ujar IU, lalu mengangkat topinya tinggi-tinggi dengan penuh kemenangan.

Beberapa menit kemudian IU ditarik keluar dari sungai oleh beberapa pasang tangan yang membantunya. Ia muncul dengan gaun basah yang menempel erat di setiap lekuk tubuhnya, memperlihatkan sosok langsing yang indah. Kerumunan di atas Yacht serentak terkesiap.

Para wanita mengamatinya dengan campuran rasa iri dan tidak suka, karena di Seoul tidak ada wanita lain yang lebih dikagumi para pria. Wanita lain yang bersikap sepertinya dipandang dengan rasa iba Dan Benci, sedangkan IU ...

"Dia bisa melakukan apapun, tak peduli betapa memalukannya. Dan para pria justru semakin memujanya karena hal itu!" Lady Kim mengeluh keras-keras. "Dia menarik skandal seperti halnya madu menarik lalat. Seandainya wanita lain, Dia pasti sudah hancur lusinan kali. Bahkan raja Korea sekalipun tidak mau mendengar kritik apapun mengenai wanita itu. Bagaimana dia melakukannya?

"Karena dia bertingkah seperti pria." Lady Choi istri dari pejabat pemerintah, Choi Siwon berkata muram.
"Berjudi, berburu, mengumpat, dan bermain politik.. mereka terpesona oleh keanehan wanita yang bersikap maskulin seperti itu."

"Dia tidak kelihatan maskulin," Lady Kim menggerutu, mengamati sosok mungil berbalut kain basah itu.

Setelah memastikan keselamatan IU. Para pria yang berkerumun di sekelilingnya meledak dalam tawa dan tepuk tangan karena keberaniannya, seraya menyingkirkan rambut basah dari matanya, IU menyeringai sambil menekuk lutut untuk memberi hormat. "Well, dulu ini topi kesayanganku," IU berkata sambil menatap gumpalan kain rusak di tangannya.

"Ya Tuhan," salah seorang penonton berseru kagum, "kamu benar-benar pemberani, ya"

"Tentu saja" kata IU, membuat mereka semua tergelak. Tetesan air mengalir turun dari leher dan pundaknya. IU menikahnya dan berbalik untuk menggeleng-gelengkan kepala basahnya. "Apa salah seorang dari kalian, para pria terhormat, mau mengambilkan handuk untukku Dan mungkin minuman yang menyegarkan sebelum aku mati karena..." Suara IU menghilang saat melihat sosok kaku dari balik tirai rambut basahnya.

Di sekelilingnya terjadi pergerakan saat para pria berpencar mencari handuk, minuman panas, apapun yang bisa membuat IU merasa lebih nyaman. Namun pria yang berdiri beberapa meter darinya tidak bergerak. Perlahan-lahan IU menegakkan tubuh dan menyingkirkan rambutnya ke belakang, membalas tatapan berani pria itu. Pria itu tidak dikenalnya. IU tidak tahu mengapa pria itu menatapnya seperti itu.

IU sudah terbiasa dengan tatapanmu memuja para pria.. tapi tatapan pria ini dingin, tanpa emosi.. dan mulutnya mencibir penuh kebencian. IU berdiri kaku, tubuh rampingnya gemetar.

IU belum pernah melihat sosok putih pucat tanpa celah yang dipadukan dengan tubuh seperti dewa. Angin meniup helaian rambut dari kening pria itu, memperlihatkan garis rambutnya. Wajahnya yang aristokrat dan seperti burung elang terlihat sangat kaku dan keras kepala. Di dalam matanya yang sangat gelap adakah hampaan yang di sadari IU akan menghantuinya selama beberapa waktu ke depan. Hanya seseorang yang sudah pernah mengalami kekecewaan yang sama pahitnya yang bisa mengenali hal itu di diri orang lain.

IU merasa sangat terganggu oleh tatapan si orang asing, lalu memunggungi pria itu dan tersenyum pada para pengagum yang menghampirinya. Mereka membawakan handuk, jubah, dan minuman panas mengepul disingkirkannya semua pikiran mengenai pria tidak dikenal itu dari benaknya. Mengapa pula ia harus mempedulikan pendapat aristokrat sombong mengenai dirinya?

"Miss Lee," Lord Jeon, seorang jaksa muda kaya raya berseru dengan ekspresi khawatir. "Aku khawatir kamu akan terserang flu, kalau kamu mau. Dengan senang hati aku akan mengantarmu ke darat menggunakan speed boat ku"

Saat menyadari giginya gemeletuk di tepian gelas dan membuatnya tidak bisa minum, IU mengangguk penuh syukur. IU mengulurkan tangannya yang pucat kebiruan dan meraih tangan Lord Jeon, lalu menariknya agar pria itu menunduk. Bibir IU yang membeku nyaris menempel di telinga jaksa tampan itu, "cepatlah, ku-mohon." Bisik IU "ku-kurasa aku bersikap terlalu im-impulsif. Tapi jangan bilang siapa-siapa aku mengatakannya."

MISTRESS [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang