Park Jimin

391 59 13
                                    

Pelayan perempuan memasuki kamar sambil membawa setumpuk baju malam indah. "Tidak, Ana. Jangan gaun merah muda," iu berkata sambil memberi isyarat dari balik pundaknya. "Malam ini aku ingin pakaian yang lebih memukau. Sesuatu yang nakal." IU duduk di depan meja riasnya. Menatap cermin oval dalam pigura bersapu emas dan menyapukan jemari di rambut lurus hitamnya.

"Gaun biru gelap dengan belahan model Tube Dress?" Ana memberi saran. Wajah bulatnya merekah dalam senyuman. Ana lahir dan dibesarkan di desa, terpesona oleh seluruh gaya canggih yang bisa ditemukan di Seoul.

"Sempurna! Aku selalu menang lebih banyak saat memakai gaun itu. Semua pria menatap dadaku alih-alih memusatkan pikiran mereka pada kartu"

Ana tergelak dan pergi mencari gaun tersebut, sementara IU merias wajahnya. Dengan lihai IU melukis wajahnya dengan sangat cantik. Ia tersenyum pada cermin, tapi lebih menyerupai seringai. Seringai beraninya yang dulu memiliki efek hebat sudah hilang. Akhir-akhir ini sepertinya IU tidak sanggup melakukan apapun selain tiruan menyedihkan dari seringai itu. Mungkin karena tekanan yang dilewatinya selama ini.

IU tersenyum muram pada bayangannya. Kalau tidak berteman dengan Park Ji-min. Sekarang sikap iu pasti lebih muram dan keras. Ironis, pria paling sinis yang pernah dikenalnya justru membantunya mempertahankan beberapa helai harapan terakhir.

IU tahu sebagian besar kalangan atas meyakini dirinya menjalin hubungan dengan Jimin. IU tidak terkejut mendengar spekulasi semacam ini.. Jimin bukan jenis pria yang menjalin hubungan platonis dengan wanita. Namun di antara mereka tidak ada hubungan romantis, dan tidak akan pernah ada.

Jimin bahkan tidak pernah berusaha menciumnya. Tentu saja, sulit meyakinkan orang-orang mengenai kenyataan itu. Karena mereka sering terlihat bersama dan serasi di tempat berburu kesukaan mereka. Tempat-tempat yang berkisar dari tempat duduk terbaik di Opera hingga kedai minum Gangnam Blues yang paling suram.

Jimin juga sering terlihat mendatangi rumah IU di Seoul Village. Tapi ada beberapa batasan yang tidak mereka langgar. Mereka benar-benar bersahabat tanpa ada ketertarikan secara perasaan ataupun seksual. Persetan pendapat orang tentang IU yang menjadi wanita simpanan seorang Park Jimin. Karena pada kenyataannya.. IU dan Jimin hanyalah bersahabat. Hubungan Platonis!

Namun IU menyukai keadaan ini. Karena mencegah pria lain melakukan pendekatan yang tidak diinginkannya. Karena tidak ada seorang di Korea Selatan yang berani mengganggu sesuatu yang dianggap sebagai kekuasaan Park Ji-min.

Jimin adalah seorang mafia kelas atas Korea Selatan. Dia lembut namun kejam, Jaringan nya bukan hanya sekedar di dalam negri.. tapi sudah merambah ke luar negri. Jimin memiliki sebuah Kasino terbesar di Seoul, Tempat para crazy rich berjudi, minum-minum, Bersenang-senang menghabiskan uang mereka.

The Jim's adalah sebuah Bar & Kasino bintang 5 di pusat kota Seoul. Bahkan untuk mendapatkan keanggotaan club milik Jimin itu, orang-orang harus mengeluarkan kocek yang tidak murah, bahkan seharga mobil sport mewah. Namun sepadan dengan kesenangan yang di dapatkan.

Selama 2 tahun terakhir ini ada beberapa hal yang dikagumi iu dalam diri Jimin. Kekuatan dan keberaniannya. Tentu saja, Jimin punya kelemahan. Jimin tidak punya perasaan! Dia menyukai uang, denting koin adalah musik baginya. Lebih manis daripada suara yang bisa dihasilkan biola atau piano.

Jimin tidak menyukai lukisan atau ukiran, tapi bentuk sempurna sebuah dadu.. dia menghargainya. Selain tidak punya selera budaya, IU juga terpaksa mengakui bahwa Jimin orang yang sangat egois.. yang itu juga menjadi alasan mengapa dia tidak pernah jatuh cinta. Jimin tidak akan pernah bisa mendahulukan kepentingan orang lain di atas dirinya. Namun seandainya tidak seegois itu, Seandainya dia memiliki sifat baik hati dan sensitif, maka masa kecilnya sudah menghancurkannya.

MISTRESS [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang