Chapter 07. istana Es

1.4K 46 5
                                    

Rimuru, adalah seorang tuan putri dari kerajaan tertentu. Namun naasnya, kerajaan tersebut di Landa oleh kekacauan dan bencana. Menghancurkan seluruh negri dan penduduk yang ada di dalamnya.

Namun, kala itu. Seseorang memungutnya, seorang pria yang tertarik karena paras dari sang putri yang terlihat seperti bidadari. Dia gemetar saat melihat pria itu, matanya bergetar ketakutan.

"Kau sudah tidak memiliki tempat tinggal, jadi ikutlah dengan ku mulai saat ini." Pria yang bernamakan Guy, sedikit menyeringai kala mengulurkan tangannya.

.

.

.

.

.

.

Beberapa tahun kemudian, Rimuru tidak menyangka kalau hidupnya akan berubah drastis seperti ini. Dia yang dulu hidup dengan penuh kasih dan kemewahan.

Kini Rimuru, menjadi pelayan dari pria yang bernama Guy Crimson, bersama dengan dua pelayan lainnya yaitu Rain dan Mizari. Usainya sekarang sudah menginjak tujuh belas tahun, parasnya semakin cantik saat umurnya bertambah.

Meskipun sudah hidup bertahun-tahun bersama Guy, namun dia tidak bisa menghilangkan perasaan ngeri karena pria itu telah membantai jutaan nyawa dengan mudahnya. Meskipun Rimuru sangat marah dan membenci pria tersebut, namun perasaan takut lebih mendominasi dirinya.

Dia juga sudah menyadari, kalau Rain dan Mizari adalah iblis yang setingkat dengan Guy. Namun yang jadi pertanyaan nya adalah kenapa mereka ingin bekerja di bawahnya.

"Rimuru, Guy-sama memanggil mu keruangannya."

Rimuru menelan ludah kasar saat kata itu di keluarkan dari Mizari. Sementara gadis berambut perak yang sedang duduk dengan anggun di meja makan, hanya menatapnya dengan sinis. Itu adalah Velzard yang cemburu dengan keberadaan gadis tersebut.

Rimuru mengalihkan pandangannya, berjalan menuju ruangan pribadi milik Guy.

Sebelum dia mengetuk pintu, dia menarik nafas terlebih dahulu untuk menghentikan detak jantungnya yang kian berdebar.

"Kenapa tidak masuk?"

Sebuah suara yang muncul dari dalam ruangan berhasil membuat Rimuru terkejut setengah mati.

"P-Permisi ..."

Membuka pintu, Rimuru dengan gugup memasuki kamar milik Guy. Dia melihat Guy sedang bersandar di ujung ranjang dengan telanjang dada.

"Jangan hanya berdiam di situ, kemarilah." Guy sedikit tersenyum, menepuk permukaan ranjang di sisinya.

Rimuru menelan ludah, dia sudah tau ini akan mengarah kemana.

"Emm, sepertinya ... Itu tidak sopan bagiku untuk dudu–."

Rimuru segera terdiam saat mendapatkan tatapan tanpa emosi dari Guy. Dia sedikit memekik sebelum berlari kecil dan duduk di tempat yang telah Guy suruh. Yang bisa dia lakukan saat ini hanya menuruti semua perkataan dari pria ini, dia hanya punya pilihan yaitu 'ya' dan 'baik' Guy tidak ingin menerima penolakan apapun dari apa yang telah dia perintahkan.

"Maafkan aku ..." Rimuru bergetar, meremas rok maid yang tengah dia pakai dengan keringat dingin.

"Haruskah aku menghukum mu karena berpikir untuk menolak perintahku!?"

Jemari Guy, merambat dengan lembut di pinggang yang ramping dari Rimuru. Membuat Rimuru sedikit geli.

"A-aku minta maaf–Hikk.."

Rimuru sedikit memekik saat telinganya di gigit dengan lembut oleh Guy, dia merasa ingin menggerakkan kepalanya agar Guy menghentikan gigitan di telinganya. Tapi Rimuru tidak berani melakukan itu.

Ketika Rimuru menjadi perempuan. Where stories live. Discover now