Chapter 08. Istana Es [II]

1.2K 44 5
                                    

Warning!! Di bawah ini ada Yuri!! Jadi yang gak suka mendingan skip!!

~~~

Malam tadi adalah malam paling buruk baginya, bukan hanya kehilangan keperawanan nya. Namun juga dia sangat malu saat di suruh mencoba mendesah oleh Guy di akhir pertunjukan.

Sekarang gadis ini tengah berada di dapur, membersihkan piring dan gelas yang habis di gunakan oleh Guy dan Velzard makan. Sementara Rain dan Mizari membersihkan ruangan lain.

"Ughh ..."

Dia mengingat suara tawa Velzard yang meledak di luar ruangan saat tadi malam, ternyata Velzard mendengar apa yang di lakukannya. Itu membuatnya malu, bahkan ingin mati saja. Tidak, gadis ini takut akan kematian.

Pintu dapur terbuka, membuat perhatian dari gadis ini teralihkan. Di sana ada Velzard yang menyapanya nya dengan sedikit tersenyum. Rimuru mengalihkan pandangannya dengan wajah memerah karena mengingat tadi malam.

"S-Selamat pagi ... Velzard-sama ..." Dia mencicit, tidak berani menatap Velzard karena rasa malu nya.

"Hmm, aku mulai menyadari kenapa Guy tertarik denganmu. Itu karena fisik mu kan? Aku tidak bisa menyangkal kalau sangatlah cantik." Velzard berjalan, mengangkat dagu Rimuru dengan dua jarinya. Sedangkan Rimuru mengalihkan pandangannya ke sisi lain, tidak berani menatap Velzard.

"Setelah ku lihat lihat lagi, memang kau sangatlah cantik, yang bahkan dapat membuatku seorang perempuan juga tertarik padamu."

"V-Velzard-sama ... Tolong hentikan, aku masih ada pekerjaan yang harus di urus."

"Benar, tidak ada yang bilang untuk berhenti bekerja." Balas Velzard, melepaskan pegangannya di dagu Rimuru. Rimuru berbalik kembali, kembali membersihkan apa yang harus di bersihkan di wastafel itu.

"Hikk!"

Dia memekik, saat tangannya secara refleks meraih rok miliknya. Velzard sedikit mengangkat alis saat dirinya hendak menaikan rok Rimuru.

"Kenapa? Kenapa berhenti bekerja?"

"Itu ...," Rimuru menelan ludah, menatap ke arah tangannya yang menahan rok miliknya.

"Ku bilang lanjutkan pekerjaan mu."

Rimuru bergetar, namun dia hanya bisa mengangguk paham dan kembali berbalik ke arah wastafel.

"V-Velzard-sama..., Tolong hentikan ..."

"Kau memberiku perintah?" Velzard, membenamkan wajahnya di leher gadis itu. Menjilatinya dengan halus.

"B-bukan begitu ... Mhhh .. aku ... Aku tidak bisa fokus bekerja jika seperti ini."

Kenapa? Kenapa harus selalu aku? Bukankah masih ada Rain ataupun Mizari? Mereka juga cantik, tapi kenapa mereka selalu melampiaskan dorongan seksualnya padaku!? Pikir gadis itu tidak mengerti.

"Kau benar-benar cantik Rimuru, sampai-sampai dapat membuat seluruh perempuan yang ada di dunia ini Iri. Termasuk aku, jadi untuk sekarang diamlah. Lebih baik seperti ini dari pada rasa iri yang muncul dalam perasaan ku, aku lampiaskan dengan cara membunuhmu."

Rimuru bergetar saat Velzard mengatakan kata 'bunuh' padanya. Jadi Velzard melakukan ini karena iri padanya?

"Mhh, Velzard-sama ..."

Tubuh Rimuru bergetar saat jemari halus Velzard membelai selangkangan nya.

"Tidak ada yang menyuruh mu menghentikan pekerjaan mu."

Bagiamana mungkin gadis ini dapat bekerja dengan tenang jika selalu di berikan rangsangan olehnya, namun meskipun begitu. Rimuru tetap melakukan apa yang di perintahkan oleh Velzard, meskipun beberapa rintihan dan erangan selalu lolos dari mulutnya saat Velzard merangsangnya. Dia juga sudah merasakan kalau celana dalam nya mulai basah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ketika Rimuru menjadi perempuan. Where stories live. Discover now