47. Lika-Liku

85 18 0
                                    

"Summer! Beristirahatlah dengan tenang!" Aku menatap tubuh Summer yang dihinggapi banyak lalat.

Semua kuda telah mati! Begitu juga para binatang di tempat ini. Aku menatap Hendrik dan berjalan bersamanya memasuki dalam kastil. Mungkin aku bisa bertemu salah satu dari mereka berlima.

"Bagaimana caramu sadar Hendrik?"

"Sepertinya aku tersadar setelah mendengar suara tangisanmu. Aku tidak menyukai saat kau menangis!"

"Apa kau langsung mengingatku?"

"Iya, aku senang kau hidup baik disana."

"Hendrik, jika semua ini selesai. Mari hidup lebih baik di luar tempat ini. Aku masih ingat ketika mengatakan untuk membangun cafe bersama. Makananmu akan sangat laris di negaraku."

"Apa kau akan menjamin hidupku?"

"Miraa tinggal di kubah seperti ini di negaraku. Disana juga banyak orang-orang sepertimu, jika kau mau. Kau mungkin bisa tinggal disana. Aku sangat berharap kalian semua bisa kembali menemukan kehidupan yang jauh lebih baik."

Daripada tinggal di tempat ini lagi. Ada banyak kesengsaraan disini, ada kenangan buruk, juga hidup yang tidak terjamin. Aku ingin mereka hidup di tempat baru. Dengan begitu, aku pasti akan bahagia melihat mereka bahagia.

"Apakah aku akan diterima? Aku ingin pergi melihat dunia Jieun!"

"Mari bantu mereka Hendrik! Kita pulang ke negaraku!" Aku memegang tangan Hendrik yang bergetar.

"Apa kau sudah menentukan pilihanmu?"

"Pilihanku?"

Pilihan apa? Apa yang harus kupilih? Aku mengerti sama sekali atas apa yang Hendrik katakan.

"Diantara kami, siapa yang kau pilih untuk menjadi pasanganmu? Pasti bukan aku, jika begitu. Bisakah kau pilih dia sekarang? Dengan begitu, ikatan diantara kita akan terlepas. Aku akan menemukan pasangan lain selain dirimu."

"Memilih diantara kalian berenam? Itu... Aku..."

Jika aku melakukannya, apakah mereka akan terlepas dariku? Aku memegang kalung ibu Xander. Aku sudah tahu apa yang harus kulakukan. Aku mengangguk pada Hendrik. Aku harus melepaskan ikatanku pada mereka. Ini tidak benar jika kau terus mengikat mereka.

"Jika aku lakukan, apa yang terjadi pada yang lainnya?"

"Kami akan terikat pada pasangan lain, jika waktunya tiba dan kami belum menemukannya. Kami akan mati atau menjadi kanibal. Tapi kau tidak perlu khawatir Jieun! Mungkin kucing itu bisa membantu kita. Aku bisa merasakan, dia bisa melakukannya."

"Maksudmu Lui?"

"Iya, dia terlihat tidak asing bagiku. Kami seperti pernah bertemu sebelumnya. Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku merasa kami pernah bertemu di suatu tempat. Mungkin, dia akan membantu kami. Kau tidak perlu khawatir, kami tidak mungkin mati secepat ini. Aku masih harus membangun cafe denganmu!" Hendrik tersenyum padaku.

"Baiklah!"

Aku akan melakukannya!

Duarrr... Duarrr...

Kastil bergetar dengan hebat, reruntuhan mulai berjatuhan dari atas. Ledakan itu berasal dari aula. Hendrik menarikku dan berlari menuju aula. Semua berada disana! Kuharap mereka semua baik-baik saja.

"Mati kalian!" Teriakkan Andreas menggema ke seluruh kastil.

"Astaga! Bahkan kau hanya membuat boneka serigala-serigala ini! Hadapi aku Retoz seperti dulu!" Miraa mengeluarkan cahaya dari dalam tangannya dan melemparkannya ke arah Andreas. Tapi dengan cepat Alexander datang dan menghadangnya dengan banyaknya tanaman merambat.

Alexandre berada disini! Aku melihat ke segala arah dan menemukan sosok lain. Vincent dan Christopher menghadapi Luna bersamaan. Tapi, dimana Xander!

"Arghttt..." Hendrik terpental dengan sebuah cahaya menyilaukan ketubuhnya.

Apa itu Xander? Xander berjalan dengan tatapan kosong kepadaku. Dia tidak ingat padaku!

"Xander! Aku Jieun! Aku Jieun!"

"Siapa kau!"

"Arghttt..." Xander mencengkram erat leherku. Aku harus membuatnya ingat padaku! Tapi, aku tidak bisa bernapas atau berbicara. Dia mencekikku dengan sangat kuat.

Brakkk...

Sebuah api membakar tubuh Xander. Xander melepaskanku dan menepuk bajunya yang terlalap oleh api. Aku menghirup udara di sekitar.

"Uhukkk... Uhukkk..."

"Sadarlah! Dia Jieun!" Teriak Hendrik bersiap untuk menyerang Xander lagi.

"Aku tidak kenal dengannya!"

"Apa? Apa kau lupa pada seseorang yang sangat kau cintai itu? Lihat wajahnya baik-baik! Kau sangat menyukainya Xander! Ingatlah!"

"Diam kau!" Xander melesat dan menyerang tubuh Hendrik.

Semua orang di tempat ini sedang bertarung. Hanya aku saja yang diam disini. Aku harus menyadarkan mereka! Aku harus menolong mereka. Aku tidak boleh takut di saat mereka mempertaruhkan nyawa!

Aku!

Pasti bisa menyadarkan mereka! Aku berlari pada Xander yang hendak menusuk Hendrik. Aku harus mencegahnya!

"Xander! Tolong ingatlah aku!" Aku memeluk tubuh Xander dari belakang. Aku tidak akan melepaskannya!

"Lepas!"

"Ingatlah aku! Aku Jieun! Aku pasanganmu Xander! Apa kau tidak ingat padaku? Aku memilihmu! Aku memilihmu Xander! Tolonglah, ingat aku! Apa kau lupa tentang kita? Bagaimana kau melatihku menggunakan pedang ini, bagaimana kita saling bertengkar, bagaimana kau yang sering memarahiku, dan bagaimana kau membantuku pergi dari tempat ini. Apa kau lupa tentang kalung ibumu yang kau berikan padaku? Xander, aku menyukaimu. Dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku mencintaimu."

Tubuh Xander menjadi luluh, dia melepaskan pedangnya, dan berbalik melihatku. Mata hijau yang indah kembali padanya! Aku benar-benar mencintainya! Aku ingin hidup dengannya! Aku... Tidak ingin melepaskannya!

"Xander?"

"Hiskkk... Jieun, ini kau?" Xander menangkup wajahku.

"Iya, ini aku. Kenapa dengan dirimu ini?" Aku menyentuh wajah Xander yang teramat kasar dan penuh dengan bulu disekitar wajahnya. Dia terlihat sangat tua.

"Maafkan, aku!"

"Aku tidak ingin mendengar permintaan maafmu. Aku kembali untuk mengajakmu pergi dari tempat ini. Aku sangat menyukaimu!"

"Aku juga, aku sangat menyukaimu!"

Aku tersenyum mendengar pernyataannya, aku mengusap wajah Xander dan mencium bibirnya. Aku telah memilih serigala ini menjadi pasangan hidupku. Aku memilihnya.

"Aku akan membunuh Andreas!" Xander menggenggam tanganku erat.

"Hmm... Berhati-hatilah!" Pintaku.

"Hendrik! Jaga pasanganku! Aku akan membunuh orang itu!" Xander mengangkat pedangnya ke arah Andreas.

"Baiklah! Cepat lakukan! Aku akan menjaga Jieun untukmu!" Hendrik mengusap lehernya.

Tidak ada cara lain untuk kami. Membunuh Andreas adalah cara satu-satunya untuk menghentikan semua ini. Aku percaya pada Xander! Dia akan baik-baik saja!

🌹🌹🌹

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Number : The Castle ( END )Where stories live. Discover now