↳①⑦┊HOUSE CUP

2.5K 437 292
                                    

|ੈ‧₊˚┊𝙷𝙾𝚄𝚂𝙴 𝙲𝚄𝙿
─── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
ⓐⓡⓡⓐⓝⓘⓔⓡ

[🌾] Lebih bijak dalam menanggapi Chapter ini ya, soalnya banyak adegan kekerasan.


































TAK TAHU WAKTU sudah menunjukkan pukul berapa, [Name] Tetap terbaring dengan kondisi lumpuh. Namun kini matanya terbuka, melihat sosok Quirrell dengan turban yang menutup kepalanya dengan sempurna.

Quirrell hanya memperhatikan dalam diam, sampai akhirnya orang dibelakang turbannya itu bersua. "[Name] Cardwell ...."

[Name] bergidik mendengarnya, sensasinya aneh. Lebih mengerikan ketimbang dibentak oleh Leiden. Dengan takut-takut [Name] memberanikan diri menatap wajah Quirrell.

Memberanikan diri untuk angkat suara. FYI, ia tak punya tongkat, yang artinya ia tak punya kekuatan untuk membela dirinya sendiri. Sial.

"... Professor, apakah saya cukup berguna bagi anda?" tanya [Name] hati-hati. "Sampai anda tak berniat untuk membunuh saya di tempat."

"Itu semua kehendak tuanku—"

"Biarkan aku bicara dengannya." Sosok lain ikut dalam perbincangan ke duanya. Anak kecil dan orang dewasa itu diam. Menunggu si piawai berujar.

Perlahan Quirrell menurunkan sorbannya, belakang kepalanya menjijikan. Disinilah bau anyir itu berasal, mual. Rasanya ingin muntah. Ada sosok yang menempati Quirrell sebagai inang.

Dan [Name] sekarang yakin, ialah bencana sepuluh tahun silam. Voldemort. Sang Kau-Tahu-Siapa.

Ia benar kembali bangkit, si anak bertahan Hidup tak berhasil menghapusnya. Ia bencana, dan [Name] lemas seketika.

"Cardwell, ya namamu itu — aku tahu silsilah keluargamu, Erta mengunjungiku  sebelum  — si pembangkang kapitalis, merusak upayaku sedikit banyaknya."

Erta? Apa hubungan kakeknya dengan Voldemort? Ini ... Sesuatu yang tak pernah ia tahu sebelumnya. Tapi tak mungkin seorang Cardwell terlibat, tak mungkin seorang Cardwell terjerumus.

"... Apa mau anda tuan."

"Prekonigsi." Serak dan parau, [Name] bergidik ngeri kala mendengar permintaan sang makhluk bengis. "Itu keinginanku."

Prekonigsi. Apa Voldemort kira ia bisa melakukan ramalan semacam itu? Ia tak punya power semacam itu, [Name] terlalu murahan dan tak berguna. Ia itu cacat.

"Saya pikir, tuan salah menilai saya. Saya tak bisa melakukan prekonigsi."

"HAHAHHAAHAHAHAHA? KAMU? TIDAK BISA?"

Pekiknya tertawa mengerikan di sudut ruangan yang menggema tak terelakan. "Aku tahu persis semua Cardwell itu bisa."

"Tidak tuan, saya adalah ciptaan yang gagal —"

Tubuh [Name] ditarik mendekat dengan sihir. Masih dalam posisi terjerat. [Name] meringis saat kuku-kuku Quirrell mengapit wajahnya sehingga menggores luka. "BOHONG!"

Berpikir [Name]. Berpikir. Saat ini Voldemort tak tahu kebenarannya, Voldemort tak akan pernah tahu saat semua yang terjadi dengan keluarga Cardwell itu terjaga dengan rahasia.

Ramalan di turunkan kepada Selena, takdir menunjuknya. Bukan [Name] Cardwell. Tapi [Name] tak bisa serta merta melimpahkan semuanya kepada Sang Adik.

𝐑𝐄𝐕𝐄𝐀𝐋 || ∂. мαℓƒσуTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang