⏳JuRa-17⏳

21K 3.3K 129
                                    

Ini cerita baru jalan 4 hari, udah chapter 17 aja yah, heuum, gila sekali diriku ini.

Anyway, kalau ini cepat penuh, aku bisa up lagiii, jadi bisa sampai 4 kali up juga untuk hari ini.

Jadi, JANGAN SIDER, jadilah anak baik okey? Aku menanti vote dan komen kalian💕

Vote diawal atau diakhir chapter, 200 vote dan 55 komen ayooo🏃

Juya belong to Ramel

Ramel masih agak takut saat ada orang berjalan kearahnya, mereka saat ini ada di mall, tadi sudah ke Cafe guna makan siang sekalian ketemu Liona.

Ramel gak kenal siapa Liona, jadi selama Juya bicara sama Liona, Ramel cuma duduk sambil main game di Hp Juya.

"Juyaaa, boleh kesana gak?" Ramel menunjuk kearah time zone, dia menatap Juya dengan tatapan penuh binar.

Sudah lama sejak Ramel keluar rumah, mungkin ini kali pertama sejak 4 atau 5 tahun, Juya merangkul pinggang Ramel lalu mengecup pipinya.

"Tentu, ayo kita kesana." Ramel hanya mampu tersipu malu, dia membiarkan Juya mendominasi saat ini, karena Ramel memang suka didominasi Juya.

Mereka membeli kartu untuk main, lalu mengisi saldo sebanyak 500 ribu, lalu mereka bermain ke permainan paling awam, yaitu lempar bola basket.

"Juya gak main?" tanya Ramel semangat.

"Enggak, kamu aja. Aku nontonin."

"Jangan pergi, disitu aja."

"Iya Ramel." Juya tersenyum melihat betapa bahagianya Ramel saat ini, tawa, senyumnya, begitu menghangatkan dada Juya.

Ramel berhasil memasukan 1 bola, dia menatap Juya penuh kebanggaan.

"Ramel bisa masukin 1, tapi waktunya habis.."

"Enggak apa, kita main ke permainan lain."

"Yeay!"

Mereka menghabiskan waktu agak lama disana, karena Ramel benar-benar mencoba semua permainan yang ada di time zone.

Mereka main mesin capit boneka, Juya berhasil dapetin 2 boneka panda kembar, satu untuk Ramel dan satu untuk Juya.

Lalu mereka ke photoboth, mengambil banyak foto bersam, betapa bahagianya.

Tapi sayangnya, kebahagiaan mereka sirna saat Juya mendapat panggilan dari Bik Imah.

"Halo, ada apa bik?"

"Neng Juya toloooong! Den Leoz masuk rumah sakit, tadi Den Leoz nusuk tangan dan ngiris pergelangannya, bibik gak tau nomor neng Jiya, jadi bibik telepon neng Juya aja."

Juya menghela napas malas, ada-ada aja sih.

"Juyaaa, ada apa?"

Juya menggeleng pelan "Iya bik, kirim aja alamat rumah sakit sama nomor kamar."

"Baik neng."

"Kita mau pulang ya?"

Ramel bertanya dengan raut muka sedih, Juya tersenyum gemas melihatnya "Enggak dong, kita lanjut main, ayo!"

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang