⏳JuRa-50⏳

7.4K 1.5K 96
                                    

Oke, aku sengaja up jam segini, karena pasti kalian dah pada dalam waktu senggang, jadi sider pasti bakal gak terlalu ramai.

JANGAN SIDER! Sider tuh Syaiton.

VOTE diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen ayooo.

The Killer

Bertahun-tahun begitu cepat berlalu, tanpa bisa dicegah atau ditunda.

Radev sekarang udah sekolah, dia sudah kelas 6 SD bahkan, berarti umur Radev sudah 11 tahun, beberapa bulan lagi Radev bakal lulus SD dan masuk SMP.

Umur Bunda Juya, Papa Ramel dan Papi Rakel sudah 32 tahun, masih betah menanti kapan Bunda Juya menerima lamaran mereka.

Bunda Juya bahkan sekarang makin-makin cantik, Radev jadi makin sayang sama Bunda Juya.

Oh, dan Radev tuh disunat tau, walau dia non muslim, dia sunat karena anjuran Dokter, untuk kesehatan, lagipula Papa Ramel dan Papi Rakel juga sunat kok.

Walau Sunat nya di usia mereka yang ke 22 tahun kata Nenek Zilvia, kan nunggu Papa Ramel sembuh total dari penyakit mentalnya.

Sikap Radev tetap sama, tetap antisosial, pendiam, cuek, kurang peka dan agak aneh bagi orang sekitar.

Radev terkadang suka bicara sendiri, atau terkadang dia suka main sama kucing liar di halaman belakang sekolah, tapi beberapa hari kemudian kucing-kucing liar itu sudah tak ada lagi.

Di kelas hari ini, Radev duduk di kursi paling depan, sendirian karena Radev gak suka duduk sama orang lain.

"Baiklah, besok panggil ibu atau ayah kalian untuk datang ke sekolah, karena akan ada rapat orang tua, penentuan Kelulusan nantinya."

Radev bertopang dagu, matanya yang sayu itu menatap kearah Guru berambut pirang didepan sana, guru itu punya aura yang jelek.

Tapi anehnya Radev merasa familiar jika sudah berbicara dengan guru bernama Ronald itu.

"Pak," Radev mengangkat tangannya, dia mau bertanya.

"Ya Tsiriza? Ada pertanyaan?"

"Saya bawa bunda saya aja, gak papa kan?"

"Enggak papa kok, malah bagus."

Senyum Ronald berikan, senyumanya terlihat ceria dan sangat positif vibes, tapi dimata Radev, senyuman itu punya arti lain.

"Oke, Pak Ronald."

Radev kembali diam, menatap Ronald yang kembali berbicara pada murid lainnya.

"Tau gak?"

Radev melirik kearah seorang roh pria yang duduk dikursi kosong sebelah Radev "Tau apa?" tanya Radev.

"Pria itu, mantan ODGJ. Tapi kayanya masih gila deh. Mood nya cepet banget berubah."

Radev diam, kemudian bertanya lagi.

"Kenapa kau tau soal ODGJ?"

"Dulu aku juga ODGJ di RSJR, dan katanya ada pasien kabur, sampai bertahun-tahun gak ketangkap, sampai sekarang pun kayanya, bisa aja kalau Ronald itu si pasien kabur.

Radev menegakan tubuhnya, pasien kabur? Jangan-jangan Leoz? Ah tapi mana mungkin, jelas-jelas wajah Ronald sangat berbeda dengan Leoz.

Pasti cuma perkataan asal roh itu, Radev tak bisa langsung mempercayai perkataan makhluk yang sudah mati itu.

.....

Radev datang ke klinik tempat Juya bekerja, dia menyapa singkat pada mbak-mbak resepsionis.

Tinggi Radev sekarang sudah 155 cm, semakin cepat tinggi setelah beberapa hari seusai disunat.

Radev hendak mengetuk pintu ruangan Juya, tapi terhenti kala mendengar suara seseorang.

"Nedra sama Nafar mati Juya, mereka udah gak ada, mayat mereka ditemukan di gudang terbengkalai, keadaannya sudah membusuk."

"Itu bohong kan!? Semalam Nedra sama Nafar masih datang ke rumah, mereka baik-baik aja!"

"Juya! Mereka udah mati 6 hari yang lalu!"

"KAMU BOHONG! ITU GAK MUNGKIN RAMEL!"

"Ramel gak bohong Juya.."

Tak lama Radev mendengar suara tangisan Bunda Juya, membuat dada Radev sesak, dia tak suka mendengar Bunda nya menangis.

Apalagi menangisi pria-pria tak berguna seperti Nedra dan Nafar, sangat tak masuk akal bagi Radev.

"Aku tau siapa pelakunya."

Radev menoleh ke belakang, ternyata sosok Nafar dan Nedra yang muncul disana.

Raut wajah Radev mengeras "Kalian buat Bunda sedih, sialan!"

Nedra dan Nafar tau, tapi mau bagaimana lagi, sudah takdir.

"Sudahlah bocil, ayah bisa ngasih tau siapa pelakunya."

"Abah juga tau."

"Radev bisa cari tau sendiri, Radev punya orang yang Radev curigai."

Nedra dan Nafar hanya mengangguk, pasti Radev bisa menyelesaikan masalah ini, sayang sekali mereka harus mati, jadinya gak bisa nikah sama Juya.

Tapi mau bagaimana lagi, keadaan begitu cepat terjadi.

Malam itu mereka bertemu 2 orang yang tak mereka sangka akan melakukan hal keji ini.

Juya pasti kecewa jika tau siapa pelakunya, sangat kecewa dan tak biaa mempercayai siapapun lagi setelahnya.

Radev tak jadi masuk ke ruangan bunda Juya, dia memilih pergi untuk menemui orang itu, dan menyingkirkannya dari sisi Bunda Juya.

⏳Bersambung⏳

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Where stories live. Discover now