⏳JuRa-22⏳

18.2K 2.9K 145
                                    

Hari ini bisa gak yah sampai 4 kali up, soalnya sidernya mulai naik kepermukaan, aku rada malas buat up jadinya.

Jadi anak baik dulu yahh, jangan sider, vote diawal atau diakhir okey!?

200 vote dan 55 komen, segini doang, 2 jam pasti penuh kan? Pasti bisa dong. Semangat!

Juya, belong to Ramel?

Juya menuntun jalan Rakel saat ini, semua surat pembelian dan pengeluaran Rakel sudah Juya selesaikan, sekarang Rakel bebas dan bisa hidup dengan nyaman.

Rambut panjang Rakel sudah dipotong, sekarang jadi setengkuk, terlihat lebih segar dan manis.

Untuk donor mata, Juya sudah mendapatkannya, hanya saja butuh beberapa waktu untuk melalukan operasi.

"Perlahan." Rakel mengangguk pelan, dia membiarkan gadis yang sudah membelinya memegang tangannya.

Terlebih, genggaman gadis ini hangat, lembut dan kehati-hatian, tidak mencengkram namun tidak melepas.

Mereka masuk ke sebuah rumah sederhana, rumah 1 lantai yang begitu minimalis, design nya seperti rumah pedesaan, suasana nya asri, cocok untuk Rakel tinggali.

Rakel bahkan bisa mencium aroma bunga-bunga yang begitu terbawa angin, pasti disekitar ini ada taman bunga.

"Anu, Madam-"

"Panggil aku Ila."

"Ah iya, Ila, disini ada taman bunga?"

"Benar, nanti kamu bisa melihatnya setelah operasi mata, jadi, sabar sedikit yah."

Rakel mengangguk pelan, bisa dia rasakan sebuah elusan dikepalanya, sepertinya Ila suka mengelus rambut halusnya.

Mereka masuk ke ruang tamu yang hanya disekat 1 lemari untuk memisahkan antara ruang tamu dengan ruang tv.

Lalu dapurnya memiliki meja bar mini, dapurnya mengarah langsung ke ruang tv.

"Duduk sebentar disini,"

"Kamu mau kemana?" Rakel menahan tangan Ila, menatap Ila walau matanya tak melihat apapun.

Juya tersenyum tipis, dia mengelus pipi Rakel pelan "Mau ambil barang belanjaan di depan,"

"Ah, jangan lama-lama."

"Iya Rakel, sebentar aja."

Rakel melepaskan genggamannya lalu membiarkan Ila pergi, dia diam sejenak disana, memikirkan sesuatu yang sekiranya bisa membantu Ila.

Karena Rakel disini ada untuk menjadi wadah informasi bagi Ila, jadi Rakel harus berguna.

"Setauku, Kak Virana bilang dia baru beli racun Arsenik.." gumam Rakel berusaha mengingat.

Rakel dan Virana bukan adik kandung, mereka dekat karena dulu Virana sering mampir ke rumah bordil untuk menemuinya, sekedar berbincang berdua.

Rakel senang karena dia merasa punya saudara, tapi terkadang Virana mengatakan hal aneh.

Seperti "Tunggu aku mendapatkan semuanya, aku akan mengeluarkanmu dan kita akan menikah."

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang