[KODE; 02][9]

614 71 10
                                    

Chuuya duduk dengan ekspresi tidak senang di wajahnya.

Dia meletakkan sikunya di atas meja dan menatap kosong ke dinding kotor dengan mata setengah tertutup. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk mengalihkan perhatiannya dari pidato panjang sang detektif, 'Jadi, itulah yang aku pikirkan'.

“Udon adalah yang kamu butuhkan dalam hidup. Kamu punya uang terlalu banyak untuk seseorang yang begitu muda. Mereka yang menumpahkan darah, keringat, dan air mata untuk bekerja dan mengatasi stagnasi yang terus-menerus dan kenaikan gaji muncul di dunia sebagai fishcake dan tempura di atas udon, atau lebih tepatnya, yang ingin aku katakan adalah bahwa kerja keras dihargai, apalagi…”

Chuuya sudah lama menyerah melihat jarum jam dan bertanya-tanya sudah berapa lama dia mendengarkan omongannya.

Pembicaraan detektif itu panjang, seperti khotbah, dan yang terburuk, tidak langsung ke intinya. Dia beralih dari membuat pelajaran dari kisah hidupnya menjadi mengeluh tentangnya di tengah jalan, lalu di tengah-tengah itu mulai mengenang masa lalu, lalu di tengah-tengah itu mulai menceramahinya.

Dia berputar-putar, mengulangi cerita yang sama berkali-kali, namun detailnya tampak sepele. Namun, hanya ketika detektif itu mengulangi cerita-cerita itu, matanya bersinar gembira, seolah-olah dia mengungkapkan kebenaran dunia ini untuk pertama kalinya.

“Jadi, itulah yang aku pikirkan ketika aku ditugaskan di kantor ini. Seorang senpaiku bilang bahwa senpai lain ini menggunakan terlalu banyak produk gel di rambutnya dan itu membuat semuanya lengket… ”

Chuuya tidak mendengarkan. Dia membuat zona pada suatu titik di udara dan hanya menahannya. Bagaimanapun, ini adalah wawancara sukarela. Polisi tidak memiliki surat perintah untuk menangkap Chuuya,
jadi mereka tidak memiliki hak hukum untuk menahannya. Cara dia melihatnya, dia bisa mengabaikan detektif itu, berdiri, dan pergi tanpa berpikir dua kali. Tapi dia tidak melakukan itu. Tujuannya adalah mengulur waktu bagi Adam untuk menyelamatkan Shirase. Sampai saat itu, Chuuya harus tetap fokus pada detektif itu.

Jadi, Chuuya terus menahannya.

Aku hanyalah kerikil yang jatuh yang kebetulan berakhir di sini,

dia dengan putus asa berkata pada dirinya sendiri sementara detektif itu terus mengoceh.

"Kamu tahu apa maksudku? Ketika aku seusiamu, aku sudah sengsara.” Detektif itu mengangguk dengan ekspresi penuh kemenangan di wajahnya.

“aku kelaparan karena aku tidak dapat kerjaan yang layak. Kakak laki-laki ku tidak tahan menonton lebih lama dan entah bagaimana memberi ku pekerjaan di bagian keamanan, tetapi itu cukup menuntut. Aku yakin kamu bisa membayangkannya. Rekan kerja ku segera berhenti atau meninggalkan jabatan mereka, tetapi entah bagaimana semangat ku membuat aku berhasil. Ya, yang kamu butuhkan adalah nyali…”

“Katakan,” Tidak tahan lagi, Chuuya membuka mulutnya. "Berapa lama lagi kamu akan terus menceritakan kisah yang membosankan ini?"

Setelah detektif mengangkat alisnya, dia tertawa seolah-olah dia telah menunggu itu. “Beri aku satu tanda tangan dan kamu dapat melanjutkan perjalanan. Kamu juga bisa mengajak teman kecilmu, Shirase.”

Detektif mengeluarkan dokumen dari saku jasnya dan menggesernya ke seberang meja.

Chuuya terdiam.

Itu adalah surat persetujuan tentang dakwaan tambahan dan kerja sama untuk mengumpulkan bukti.

Dengan kata lain, itu adalah dokumen yang menunjukkan bahwa dia menyetujui tawar-menawar pembelaan, dan sebagai imbalan untuk menolak tuduhan terhadapnya dan Shirase, Chuuya harus memberi tahu mereka sebuah rahasia.

Rahasia yang hanya diketahui Chuuya—alias, informasi orang dalam tentang Port Mafia.

"Kamu ingin aku mengkhianati mafia?" Chuuya bertanya dengan suara pelan.

"Kamu tidak ingin meninggalkan temanmu di sini, kan?" Detektif itu tersenyum, tapi tatapannya tajam. “Sepertinya tidak terlalu rumit bagiku… Jangan khawatir. Aku hanya tertarik pada satu hal. Aku ingin menutup salah satu rute perdagangan ilegal Port Mafia.”

Chuuya menatap detektif itu tanpa ekspresi sebelum mengamati dokumen itu. Dia memasang tampang serius di wajahnya, lalu menatap detektif itu sekali lagi.

"Beri aku pena."

"Tentu saja."

Detektif itu memberinya sebuah pulpen dan di kotak tanda tangan dari tawar-menawar pembelaan, Chuuya mulai menulis beberapa huruf.

Detektif itu menyelinap melihat kotak tanda tangan. Ditulis ada dua kata.

Makan tuh tai

Chuuya melempar pulpen ke atas meja, menyilangkan tangan di belakang kepala, dan bersandar di kursinya.

Menempatkan kakinya di atas meja, dia berkata, "Maaf telah mengganggu khotbah kecilmu." Dia berbicara dengan suara tenang. "Tolong lanjutkan."

Detektif itu diam.

Dan dengan mata sekaku batu lapuk di tengah padang pasir, dia menatap tajam ke arah Chuuya.

⤗⤗⤗⥁⬽⬽⬽

STORM BRINGER [BSD LIGHT NOVEL TERJEMAHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang