we hadn't met today [part 2]

17 5 3
                                    

"Temen lo?" Tanya Natalie sambil menyesap rokoknya santai.

Aku mengangguk, "Iya. Layanin aja, Kak," ucapku memasang wajah penuh kode.

Setelah memahami maksud dari tatapanku, Natalie pun mengangguk dan beralih menatap ketiga laki-laki dengan raut keheranan itu, "Yaudah. Masuk. Kalau mau pesan 10 menit lagi ya, barista yang lain masih di luar."

Setelah mereka memilih tempat duduk yang tak jauh dari posisiku saat ini, Natalie pun beralih berjalan mendekat ke arahku yang mulai membereskan isi tas.

"Beneran mau balik lo?" Tanyanya.

Aku mengangguk, "Iya Kak. Mungkin obrolannya bisa dilanjut lain kali."

Natalie mengendikkan bahunya, "Tauk deh ya, lihat dulu kalau gue gak sibuk."

Mendengarnya lantas membuatku memutar otak, "Kalau gitu saya boleh minta nomor kakak?" Tanyaku seraya menyodorkan ponsel.

Awalnya Natalie sempat menatapku ragu. Namun pada akhirnya ia menerima ponselku dan mengetikkan beberapa angka pada sebuah kontak baru. Seraya menunggu Natalie menyelesaikan aktivitasnya, kedua mataku refleks bergulir ke arah Chris, Niko, dan Kai yang tengah mengobrolkan sesuatu.

Tapi siapa sangka jika ternyata Kai diam-diam juga tengah menatapku di sela-sela tawa Chris yang begitu menggelegar ketika menanggapi candaan Niko.

"Nih."

Saat Natalie mengembalikan ponselku, aku spontan mengalihkan pandang.

"A-Ah, makasih Kak."

"Yaudah, sana balik."

Aku beranjak dari tempat dudukku dan mengulas senyum ramah, "Makasih Kak sebelumnya."

Kemudian Natalie berjalan ke balik meja kasir, tempatnya untuk melayani para pembeli. Sedangkan aku yang harus melewati meja Chris, Niko, dan Kai lantas berpamitan kepada mereka saat hendak pulang.

"Balik dulu ya."

Namun hanya Chris dan Niko yang menanggapiku.

"Iya, hati-hati, Kei."

Sedangkan Kai hanya fokus pada layar ponsel di hadapannya tanpa menengok ke arahku sedikitpun.

Sedangkan Kai hanya fokus pada layar ponsel di hadapannya tanpa menengok ke arahku sedikitpun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku pikir aku akan segera mengabaikannya. Tapi ternyata aku keluar dari dalam café dengan sedikit rasa kecewa yang berseliweran di benakku. Kenapa aku terkesan seolah berharap jika Kai akan menyapaku? Padahal kami tidak bisa dibilang sedekat itu. Ah, memalukan. Tidak paham dengan apa yang terbesit dikepalaku saat ini, membuatku buru-buru memesan ojek online melalui aplikasi di ponsel.

Seraya menunggu datangnya pesanan ojek di pinggir jalan, aku pun memainkan ponsel agar tidak bosan. Hingga tiba-tiba saja notif direct message dari akun Kai muncul dan spontan membuatku langsung membacanya.

kai_aditama: Lihat belakang

Detik berikutnya, aku pun menoleh ke belakang. Tapi nihil. Tidak ada orang di sana. Bahkan meski telah benar-benar memperhatikan sampai ke segala sudut area, aku tidak menemukan sesuatu. Merasa dibohongi membuatku lantas kembali menghadap depan dengan raut kesal. Namun niat untuk membalas chat Kai itu justru tertunda akibat keterkejutanku saat berhasil menemukan kehadiran seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di depanku tanpa berbicara sedikit pun.

if only,Where stories live. Discover now