21. Bersama Lan XiChen, Dermaga Teratai (1)

541 78 23
                                    

Melihat senyum dalam wajah lelah kakaknya, Jiang Cheng merasa lega sekaligus tertekan. Ia berjalan mendekat sambil mengulurkan tangan, seperti anak kecil yang meminta pelukan. Jiang Yanli sontak menurunkan baskom berisikan air di tanah dan menyambut gerakan adik kecilnya itu, sosok yang sekarang sudah lebih tinggi dari dirinya itu masih memiliki kehangatan yang sama seperti di masa lalu.

Usapan penuh kasih terasa di pucuk kepala Jiang Cheng, membuat sang empu mendengkur kenyamanan karenanya. "Bagaimana perasaanmu? Apa kamu pusing? Mual?" Tanya Jiang Yanli.

Jiang Cheng menggelengkan kepalanya, ia tidak lagi mengeluhkan hal-hal seperti itu, 'Bagaimana aku bisa mengeluh? Selama A-Jie baik-baik saja...itu sudah cukup' setidaknya itulah yang dipikirkan Jiang Cheng.

Jiang Cheng, "Tidak, aku baik-baik saja. A-Jie....kamu terlihat kelelahan, beristirahatlah dengan baik."

"Aku tidak kelelahan, A-Cheng..." Saat memanggil namanya Jiang Yanli melepaskan pelukannya pada Jiang Cheng. Lantas ia meletakkan telapak tangannya yang kasar di wajah adiknya, ibu jari itu mengelus pipi Jiang Cheng, "...aku tidak tahu apa yang sudah kamu lalui, tapi semuanya akan baik-baik saja mulai dari saat ini. Aku, A-Cheng, dan A-Xian."

Seolah tersambar petir, tatapan Jiang Cheng membeku. A-Xian....Wei WuXian, bagaimana bisa ia melupakan bocah serampangan itu?

Meletakkan tangannya pada punggung tangan Jiang Yanli, Jiang Cheng bertanya cepat, "Wei WuXian...dia...apa dia selamat?"

Benar. Apakah Wei WuXian selamat dari kejadian itu? Apakah setelah Jiang Cheng tertangkap, Wei WuXian berhasil melarikan diri?

Secercah kebahagiaan lain muncul dalam kekosongan mata Jiang Cheng. Tidak peduli apakah di masa lalu tidak terhitung berapa kali Wei WuXian membuatnya kesal, membuatnya dimarahi oleh Jiang Fengmian, membuat ibunya berteriak marah dari pagi hingga petang....Wei WuXian tetaplah saudaranya.

Namun, Jiang Yanli yang menggeleng membuat harapan kecil itu pupus. Ia berkata, "Aku tidak bisa mendapatkan informasi apapun mengenai A-Xian. Bahkan dengan bantuan Hanguang-jun kami belum bisa menemukannya."

"....dia...." Gumam Jiang Cheng, menolak fakta hilangnya Wei WuXian. Karena...hei! Itu tidak mungkin! Bajingan itu...maksudnya adalah...Wei WuXian tidak akan mati semudah itu!

Sembari membiarkan tangannya digenggam oleh Jiang Cheng dengan erat, Jiang Yanli menggunakan tangan lainnya untuk menyisir helaian rambut Jiang Cheng. Ia mengulas senyum tipis, hampir tak nampak, "Tapi tidak apa, apakah kamu sudah mendengar tentang Yunmeng?"

Kembali membahas masalah ini Jiang Cheng meneguhkan hatinya, ia mengangguk tegas, "Ya, aku sudah mendengarnya. Pos pengawas Sekte Wen di Yunmeng diratakan dalam semalam, pos terdekat di pihak kita segera mengamankan kota agar tidak kembali jatuh ke tangan Wen Ruohan. Besok...besok aku akan pergi menuju Yunmeng, mengurus sendiri masalah ini."

Ini lucu, dia yang tidak lagi memiliki inti emas ingin berlagak sebagai kepala sekte, memamerkan dominasinya di wilayah yang dia tahun lalu berhasil direbut dengan mudah dari genggamannya. Akan tetapi, Jiang Cheng tidak peduli lagi bagaimana orang lain akan mulai memandangnya, ia pernah tampil lebih memalukan lagi, ia pernah melebarkan kakinya untuk pria lain, ia bahkan pernah diejek sebagai pelacur rendahan. Jadi, ini semua bukan lagi soal harga dirinya, karena semuanya sudah hancur.

Mendengar laporan singkat dari Jiang Cheng, Jiang Yanli menganggukkan kepalanya, tidak mendebat atau mendukung, tidak memberikan tanggapan apapun. Namun, itu adalah Jiang Cheng yang menjadi resah karenanya, ia menarik lengan baju Jiang Yanli, "A-Jie...apa itu baik-baik saja?"

Jiang Yanli memiringkan kepalanya, "Kenapa tidak?"

"Aku...karena aku bukan orang yang sama lagi."

"Bagian mana dari dirimu yang bukan A-Cheng adikku?"

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang