BAB 3

4 4 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

"Kamu kalo mau ngaterin aku mikir jugalah..." ocehku kala Nike mengeluarkan motor trelnya dari dalam gudang.

"Berisik lo!" Serunya kesal sambil mendorong pelan motornya itu.

"Ini ketinggian... aku nggak-"

"Udah berisiknya, ayo buruan naik!" Selanya tatkala aku masih mau protes. Aku lalu menurut, dengan wajah malas akupun naik ke atas kuda besinya itu.

"Pegangan, atau kecuali lo mau terjungkal." Lanjutnya lagi yang membuatku tertawa pelan.

****

"Udah, turun..." pinta Nike saat sampai di depan pagar rumah aku. Aku langsung turun dan memamerkan senyuman termanisku kepada gadis batu yang ada di depanku ini.

"Masuk sana, minta maaf..." suruhnya dengan wajah malas.

"Iyaya, terima kasih..." sahutku dan hendak berbalik dan masuk ke dalam. Aku langsung menghentikan langkahku ketika melihat Maci yang tampak berbincang dengan seseorang di teras rumahku.

"Kenapa?" Tanya Nike lalu turun dari motornya. Aku lalu berbalik dan menggelengkan kepala.

"Mau gue temani?" Tawarnya yang membuatku terdiam.

"Nggak usah, aku bisa melakukannya." Ucapku menyemangati diri sendiri. Nike hanya mengangguk paham.

"Udah sana, pulang ke rumahmu." Usirku yang membuatnya terlihat kesal.

"Gue pulang setelah lo masuk ke dalam." Sahutnya serius, aku hanya memutar bola mataku malas, setelah itu melangkah masuk ke dalam pekarangan rumahku. Dia hanya menatapku dari luar pagar. Sesekali aku berbalik dan menyuruhnya untuk pulang namun dia masih tetap berdiri mematung di sana.

"Dasar batu..." gumamku lalu terus melangkah masuk ke dalam teras rumahku.

"Hai Mah..." sapaku setelah sampai di teras rumahku. Maci hanya menatapku sambil menampilkan senyumannya.

"Sapa juga Mas Chio..." pintanya yang membuatku menarik napas pelan lalu,

"Hello, Om..." sapaku kepada Om Chio di balas senyumannya.

"Kamu habis dari mana, Mulan?" Tanya Maci yang membuatku tersenyum.

"Rumah Nike." Jawabku singkat yang membuat Maci mengangguk paham.

"Mulan, habis ini keluar bareng Om, yah..." seru Om Chio yang membuatku langsung menoleh padanya.

"Ngapain?" Kata itu tanpa sengaja keluar dari mulutku. Terdengar ketus. Maci lalu menarik tanganku pelan.

"Maksudku, mau ke mana? Ngapain? gituu..." jelasku yang berusaha meluruskan ucapanku tadi. Om Chio hanya mengangguk paham.

"Makan malam sama anak-anak Om. Mau?" Lanjutnya yang membuatku menatap cengo kepadanya.

"Om punya dua anak kembar. Mereka seumuran denganmu. Om hanya ingin kalian dekat." Jelasnya yang membuatku tanpa sengaja mengangguk setuju.

"Boleh, Mah?" Tanyaku pada Maci. Maci langsung mengangguk setuju.

"Oke."

****

Room Chat.

Vrniqueen: "Woi"

17.03

Moonlnd: "Hai, Nike"

17.05

Vrniqueen: "Gimana? Udah beres?"

17.06

Moonlnd: "Belum. Aku belum minta maaf ke Maci. Dan ya, aku di ajak Om Chio makan malam sama anak-anaknya."

MOON LIGHT (END)Where stories live. Discover now