CHAPTER 10 : PRECIOUS GIRL

156 17 0
                                    

"Bund itu mobil siapa?" tanya Dara begitu melihat ada mobil asing yang terparkir di halaman rumah mereka.

"Eh ada tamu?" tambah Zia pula.

Bunda pun berdiri dari duduknya lalu menatap keluar, dan benar saja ada sebuah mobil Jeep Wrangler Rubicon terparkir di halaman. Tapi tak lama kemudian dia dapat melihat putri ketiganya keluar dari mobil itu, lalu seorang pria yang duduk di kursi kemudi. Berlari tergesa-gesa untuk membantu Nana keluar dan membimbingnya berjalan masuk ke dalam rumah.

"Itu Mas Arkan sama Abang." Zia segera membukakan pintu untuk kakak nya dan mempersilahkan mereka duduk.

Arkan mendudukkan Nana di sofa ruang tamu, lalu kemudian mengambil posisi di samping gadis itu.

"Zi bikinin minum buat Pak Arkan," titah Sang bunda.

"Oke bund," balas Zia yang segera bergerak ke dapur.

"Eh ngga papa Bu. Nggak usah repot-repot," kata Arkan menatap bunda canggung.

Bunda tersenyum hangat pada Pria itu. "Gak papa Pak, Gam repot kok."

Sang perwira di buat tidak enak jadi nya, niatnya hanya mengantar Nana tapi kenapa malah jadi kayak ngapel begini? Di tambah mengantarkan anak gadis orang dalam keadaan seperti sekarang.

"Sebelumnya saya mohon maaf Ibu. karena mengantarkan Nana dalam keadaan seperti ini," ucap pria itu dengan nada bicara sopan.

"Kak Na kenapa?" Dara memberanikan diri bertanya karena tadi melihat kakaknya seperti kesulitan berjalan.

"Ga papa. Tadi kecelakaan kecil doang di jalan gara gara ngantuk," jelas Nana dengan tenang.

Bunda memicingkan matanya mendengar penjelasan anak nya itu. "Kecelakaan gimana?" tanya wanita itu.

"Tadi rada ngantuk Bund. Terus ada yang nyalib, jadi nya oleng deh," jawab Sang anak. "Untung nya ada Pak Arkan tadi yang nolongin Nana, Kalo ngga.. ga tau deh nasib Nana ga bisa bangun. Mana posisinya kehimpit motor pula," tambah gadis itu lagi seraya menatap ke arah komandan nya.

Bunda menoleh ke arah pria tampan itu, kali ini dia yang tidak enak karena merasa selalu merepotkan Arkan perihal anak gadis nya itu. "Pak Arkan terimakasih banyak ya? ini sudah kedua kalinya bapak menyelamatkan Nana, dan saya ga tau harus bilang apa lagi. Saya benar benar ga enak sama bapak."

Arkan tersenyum hangat. "Ga masalah Bu, kan saya sudah bilang sebelumnya bahwa Nana adalah tanggung jawab Saya. Sesuai janji saya pada Zia juga, Iya kan Zia?"

Zia yang sedang menata minuman di atas meja mengangguk yakin lalu tersenyum menatap Sang Perwira. "Mas Kaden keren."

"Ekehmmm Sweet banget, Udah jadian nih?" goda Dara dengan jail nya seperti biasa, membuat Nana mendelik ke arahnya.

"Apaan sih Dar?" Nana salah tingkah

"Iyaa kak. Kemarin Zia di kasih pj nya Ropang," jawab Zia dengan polos.

Nana melotot ke arah adik bungsunya yang duduk di samping bunda itu.

"Wah parah sih? Masa Zia doang di kasih PJ? Dara kok nggak? gimana ini Ndan?" Dara makin makin menggoda pasangan tersebut.

"Daraaaa..." tegur bunda membuat Dara menghentikan aksi nya dan duduk anteng di samping sang bunda.

"Ini nih Pj nya," ujar Arkan seraya menyodorkan bungkusan hihanghoheng tadi pada Dara.

Sang gadis berambut panjang menatap pemberian pria itu bergantian dengan mata elang Arkan.

"Ambil dong!" titah Arkan lagi membuat Dara tersadar.

ANNOYING KOMANDAN {END} ✓Where stories live. Discover now