43.

40 1 0
                                    

Terhitung sudah tiga hari Erza semakin menjaga jarak dari jangkauan Ava,semenjak salah paham dengan hubungan nya dengan Abi kemarahan pemuda itu tak kunjung mereda. Bahkan Erza mungkin lebih marah karena melihat dirinya dengan Agam di perpustakaan tempo hari itu.

Dan sayangnya Erza tidak memberi ruang untuk Ava menjelaskan kebenaran nya. Jengah mungkin.

"Galau banget ya lo?" tanya Leo melihat wajah lunglai Avasya yang sama sekali tidak ada raut semangat yang tergambar di sana.

"Ya menurut lo aja sih?" sewot Ava menjawab pertanyaan Leo yang terlontar.

Leo terkekeh karena nya,Ava sudah menceritakan segala keluh kesahnya dan pastinya Leo mengerti.

"Udahlah sans aja. Ah elah Ria lama bener dah" cerocos Leo mengusap lengan Ava yang terbalut hoodie berwarna biru mudah cerah.

"Sans bibir lo jontor!"sewot Ava melengos sebal bukan main,kadang Leo sangkleknya tidak tahu situasi hati,"Coba kasih pencerahan yang bener kenapa sih. Gue mau denger" sambung Ava merengek.

Leo terkikik lalu berdehem melankolis,"Sini sini dengerin gue. Logikanya aja mana ada sih cowok yang baek baek aja liat ceweknya ngobrol sama cowok lain bahkan sampai gak ada waktu kalau ada berarti itu cowok udah gak sayang lagi sama ceweknya" tekan Leo panjang lebar dan antusias yang membara. Katakanlah dia lebay.

Ava mengerucutkan bibirnya,"Yaiya tapikan pacar gue juga sibuk sendiri sama dunia basketnya dan yang paling penting bukan gue yang gatel sama cowok cowok di luar sana!" ujar Ava membela diri walau dia tahu ini hanya percuma.

Leo bersungut,"Hm ya emang ribet banget sih masalah percintaan lo itu" katanya,"Mendingan coba lo deh turunin ego lo buat nemuin dia dan ngobrol"saran Leo karena cowok itu merasa saat ini Ava dan Erza sangat butyh komunikasi yang intens.

****

"Minggir gue mau lewat" ujar Ava tanpa minat pada Abel Dkk.

"Pasti lo cari cowok lo kan" tanya Abel menghiraukan teguran Ava.

"BUKAN URUSAN LO!!"

Thea tertawa mengejek,"duh kasian banget model preman tapi ga tahu kalau ada musuh dalam selimut" ujarnya.

"Ga paham gue sama omongan lo! Kalau cari masalah yang ngotak aja bisa?" sarkas Ava.

Ines dan Abel tertawa kencang.

"Tolol banget sih lo!" ujar Ines di sela tawanya.

"AWAS MINGGIR GUE MAU LEWAT! GAPEDULI YANG LO LO PADA MAKSUD" seru Ava geram.

"Lo tuh di khianatin temen lo sendiri bego!!" teriak Abel namun tak di gubris oleh Ava justru gadis itu malah mempercepat langkahnya.

Hampir ke segela penjuru sekolah Ava mencari keberadaan Erza namun nihil. Pemuda itu tidak ada, Ava menyerah dia lelah dan merasakan sakit pada kakinya.

"Ih capek hati capek kaki juga" keluhnya sambil memijit kakinya dengan wajah memelas.

"Gini amat baru buka hati pacaran eh berantem mulu" gerutunya tak bisa menyembunyikan matanya yang berkaca kaca.

"Tuh lo cari cowok lo disitu."

Ava menautkan alisnya bingung sekaligus malas akan kehadiran Abel seorang diri yang tiba tiba melempar gulungan kertas entah apa isinya.

"Apaan sih! Sok asik bat lo!" sinis Ava.

"Ya terserah lo mau percaya gue apa enggak, yang jelas gue berani jamin kalau cowok lo ada di situ. Dan yang pasti lo bakal kaget dia sama siapa" sahut Abel dengan percaya diri.

USAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang