-Pembuka

94 15 7
                                    

Sebenarnya kondisi paling membahayakan bagi Darea adalah disaat ia termenung terlalu lama. Ia akan tertarik pada sesuatu karena terlalu lama menatapnya, memutuskan dengan mantap, lalu menyesalinya. Bila dihitung berapa banyak penyesalan yang ia perbuat, Darea yakin pasir di pantai-pun akan kalah dengan jumlah kecerobohannya.
Bisa dikatakan bahwa Darea memiliki otak seperti halnya manusia lainnya. Namun, yang menjadi pertanyaan ialah, apakah otaknya digunakan secara benar? Atau otak tersebut hanya tempat sementara untuk menampung kerupuk udang yang dibelinya setiap sore di Bibi Sari?

Darea bukanlah remaja terkucilkan di lingkungan sosialnya. Sebaliknya, temannya sangat banyak, bisa dibilang satu sekolah ini kenal dengan Darea. Murid sekolah lain juga akan berkata demikian. Kelemahannya bertambah satu, Darea hanya bisa berkata "Iya" di lingkungan sosialnya, sepertinya terakhir ia bilang "Tidak" kalau tidak salah saat umurnya menginjak enam tahun. Ingatannya sangat jelas karena kala itu ia menolak potongan pepaya yang disuapkan oleh ibunya.

Darea dan keputusan yang ia buat tanpa pikir panjang, menyebabkan kehidupan sekolahnya kacau. Dan yang paling penting, hatinya mulai mengambil alih pikirannya.
Darea, sebaiknya kamu harus kembali ke Taman Kanak-Kanak agar kamu fasih mengeja kata "Tidak".

Surat PercobaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang