iii

7 6 1
                                    

Sebenarnya Alde dan Darea tidak sedekat itu untuk membahas topik mengenai kekasih ideal Alde. Mereka sebatas teman semasa kecil yang terhubung karena pertemanan ibu mereka di masa muda dulu. Hari itu Darea hanya menyeletuk pelan saat Vanessa membahas betapa sempurna Alde di matanya saat mereka sekelas dulu. Darea menginterupsi pelan "Oh Alde yang itu? Dia anak dari teman ibuku sekaligus teman lesku."
Perkataan itulah yang membuat mata Vanessa berkilau dan memintanya untuk mengirim surat cintanya kepada Alde. Dan tentu saja Darea yang memiliki kepala berisi kerupuk udang mengiyakan permintaan itu dengan mantapnya.

"Iya Van, kalau dia masuk les ya!" jawab Darea kikuk.
"Kalau dia anak dari teman ibumu, sepertinya kalian cukup dekat kan Rea? Pokoknya kamu usahakan saja ya? Kamu kan terkenal dengan sebutan ibu peri, tolong kabulkan permintaanku ya Rea!" Vanessa memohon sambil menggenggam tangan Darea erat.

Sejujurnya Darea tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Cara mendekati tempat duduk Alde, menyapanya, memikirkan topik obrolan yang basa-basi, sikapnya saat menyerahkan surat agar tidak terjadi salah paham, dan berbagai pikiran lainnya. Darea tidak tahu harus bagaimana. Alde hanya datang ke rumahnya saat hari Minggu saja untuk makan malam reuni dengan keluarga Darea. Selain hari itu, Alde hanya bisa ditemui saat di sekolah dan tempat les. Keringat menjalar di telapak Darea, keningnya, serta pelipisnya.

♪★*☆♪

Raja Otak Pemikir melepas jubahnya, ia merasa gerah dan hampir sinting memikirkan cara untuk membantu Darea.

❤️: "Bagaimana dengan topik menanyakan kabar ibu Alde?"

🧠: "Itu cukup bagus, saya harap Alde tidak muak dengan Darea karena hal ini."

❤️: "Anda harus tenang Yang Mulia, terlalu banyak memikirkan hal buruk tidak dapat menyelesaikan permasalahan ini."

🧠: "Terima kasih atas saran Anda. Untuk selanjutnya, bisakah Darea mengeluarkan surat Vanessa?"

❤️: "Terlalu cepat, namun bila kita memikirkan topik baru, Alde akan merasa basa-basi yang dilontarkan Darea hanya menghabiskan waktunya. Baiklah, mari kita lakukan."

🧠: "Saya berharap Darea melakukannya dengan perlahan tanpa menyakiti perasaan Alde."

❤️: "Harga dirinya dipertaruhkan, saya tidak tahu sampai kapan tuan keringat akan bermain-main di seluruh tubuh
Darea."

🧠: "Saya harap Darea berhasil."

♪★*☆♪

"Darea, apa kamu tidak muak selalu melakukan hal seperti ini?"
Ucapan Alde membekukan Darea, saat ia melebarkan senyumnya. Mulutnya membeku, menatap Alde dengan rasa tidak percaya. Pendekatan yang ia lakukan gagal?

Raja Otak Pemikir dan Raja Hati Sekejap hampir jatuh dari singgasananya. Dibandingkan Rea, sebenarnya yang berhak menangis meraung-raung adalah mereka.

Surat PercobaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang