ii

22 7 2
                                    

Raja Hati Sekejap ingin mengatur jadwal keputusan yang Darea buat tanpa menanyakan pendapat Raja Otak Pemikir agar semuanya tersusun rapi tanpa membuat Darea kehabisan energi. Ia terkesiap, begitu banyak keputusan bodoh yang Darea buat tanpa pikir panjang! Raja Hati Sekejap kemudian menyusun Daftar Prioritas Keputusan untuk dibahas dengan Raja Otak Pemikir.
Sakit rasanya saat salah satu teman Darea menyeletuk "Keputusanmu itu membingungkan Rea dan kamu memutuskannya tanpa pikir panjang. Aku ingin tahu isi kepalamu, apakah benar berisi otak atau kerupuk udang?" ujar Vina kesal. Raja Otak Pemikir menangis selama sepersekian detik akibat perkataan itu, namun ia dengan siaga memberi tahu Penjaga Air Mata agar tidak turun menyerang. Ia tidak ingin Darea dipermalukan seperti itu! Inilah salah satu alasan ia mengirim surat permohonan kepada Raja Hati Sekejap.

♪★*☆♪

Darea merasa dirinya berubah, ia tidak lagi merasa sesak walaupun oksigen sudah mengelilinginya tanpa henti. Seperti ada beban yang terangkat saat ia mengucapkan kaca "Tidak" setelah sekian lama ia terjun di komunitas remaja. Seingatnya, kata itu terakhir ia ucapkan saat menolak pepaya yang diberikan oleh ibunya.

"Sepertinya tidak buruk juga menolak!" Mata Darea berbinar sambil menatap Vina yang sedang menyantap roti kejunya.
Vina menghela napas panjang, "Jadi, kenapa baru kamu lakuin itu Re setelah sekian lama kamu diperbudak?"
Wajah Darea kemudian cemberut, tatapan berbinarnya berubah menjadi tatapan sinis kepada Vina.
"Bukan diperbudak, tapi senang menolong" jawab Darea sambil memukul kecil paha Vina.
"Asal kamu tahu Rea, batas antara bodoh dan tidak tahu apa-apa itu tipis sekali. Jadi aku tidak menyalahkan kepribadianmu karena itu." Vina kemudian terkikik.
"Kalau kamu merasa sungkan ke mereka, coba kamu pikir sekarang. Apakah terbesit rasa sungkan dari diri mereka saat meminta hal yang enggak masuk akal ke kamu? Rea, kamu harus tanya ke dirimu sendiri sebelum memprioritaskan kepentingan orang lain!" lanjut Vina serius, ia akhirnya menghabiskan roti kejunya setelah perbincangan ini.

Darea, terdiam. Lalu ia tersenyum kepada Vina. "Vinaku yang omongannya seperti landak, terima kasih sudah menyampaikan rasa sayangmu ke aku dengan cara yang seperti itu."

♪★*☆♪

❤️: "Saya membuat beberapa poin serius mengenai keputusan Darea sebelum kerja sama kita. Keputusannya cukup serius dan menyangkut kehidupan Darea untuk kedepannya."
🧠: "Setelah melihat daftar keputusannya, saya menjadi khawatir. Saya jadi takut mengambil keputusan."
❤️: "Seperti yang saya bilang sebelumnya, semua kerja sama ini ada konsekuensinya Yang Mulia. Mari kita lakukan sebaik mungkin."

Raja Otak Pemikir menjadi gelisah, adapun daftar yang diberikan oleh Raja Hati Sekejap dilengkapi dengan hari, tanggal, serta jam perjanjian. Hal ini membuatnya meragukan keputusan yang akan ia buat kedepannya. Mereka tidak menyangka bahwa tantangan secepat ini datangnya. Krisis pertama yang akan dialami oleh Darea!

♪★*☆♪

"Nanti sore bisa kan Re? Ini suratnya, tolong kamu kasih ke Alde ya Re!" ucap Vanessa seraya menyerahkan amplop berwarna merah muda.
Darea tersenyum tipis, jauh didalam dirinya Raja Otak Pemikir dan Raja Hati Sekejap ingin merutuki dan menjambak Rea dengan sekuat tenaga.

Surat PercobaanWhere stories live. Discover now