i

35 8 0
                                    

Bila ditulis berapa banyak keputusan yang Darea ambil tanpa pikir panjang, mungkin seratus tinta tidak dapat menyelesaikannya. Sepertinya otak Rea hanya sebagai pajangan semata, ia selalu memutuskan dalam sekejap mata saja. Hal ini membuat Raja Otak geram dan mengirim surat ke istana Hati untuk mengajak rundingan.
"Yang Mulia Raja Hati Sekejap, berkenankah Anda mengikutsertakan saya dalam pengambilan keputusan? Kita semua ingin kehidupan yang panjang bukan? Saya sangat menyayangkan kehidupan gadis ini karena keputusannya yang tidak logis. Salam Pemikiran dari Raja Otak Pemikir."

Raja Hati Sekejap kemudian memainkan ujung surat tersebut dan berdeham. Sekretaris Lobus 1 kemudian beranjak dari tempatnya seraya mengambil pena untuk menuliskan balasan surat.
"Saya sangat tersanjung dengan pemikiran Anda, Yang Mulia Raja Otak Pemikir. Saran Anda kami terima, tetapi mungkin ada konsekuensi yang harus dibayar disaat kita berdua berdiskusi, dan konsekuensi tersebut ialah..." Sekretaris Lobus 1 kemudian meniup peluitnya, kurir dengan pakaian serba merah menerima surat tersebut dan langsung pergi setelah mengucap salam.

♪★*☆♪

"

Jadi, bagaimana Rea? Kamu mau kan jadi ketua paduan suara angkatan kita?" ucap Ratna, salah satu anggota klub paduan suara. Beberapa orang dibelakangnya memandang Darea penuh harap, karena bagi mereka Darea selalu mengiyakan permintaan dari siapapun tanpa pikir panjang.
Darea terdiam sebentar, matanya sudah berkedip lima kali. Ratna bingung, ini tidak seperti Darea biasanya yang langsung menjawab sebelum kedipan pertama di matanya.
"Maaf ya Ratna, sepertinya enggak bisa. Ada hal lain yang harus aku lakuin." jawab Darea sambil memegang tangan Ratna.
Ratna mengerjap, ia tahu bahwa akhir-akhir ini pendengarannya terganggu akibat terlalu dekat dengan pengeras suara setiap harinya. Sehingga Ratna meragukan apa yang ia dengar beberapa detik sebelumnya.
"Kamu bilang apa Rea? Bisa diulang sekali lagi?"
"Aku enggak bisa jadi ketua paduan suara. Ikut paduan suara aja enggak, rasanya aneh kalau aku tiba-tiba jadi ketua untuk mewakili angkatan kita." jelas Darea untuk kedua kalinya.
Ratna masih terdiam, namun bel pertanda masuk memaksanya untuk tidak bertanya lebih lanjut kepada Darea.

"Ini aneh, apakah dia meminum suatu ramuan pagi ini?"

♪★*☆♪

Raja Otak Pemikir dan Raja Hati Sekejap memutuskan untuk membangun kotak pos ajaib untuk berkirim surat tanpa bantuan kurir yang membutuhkan waktu lama. Dengan begitu, mereka dapat berdiskusi dengan cepat dan membuat keputusan secara tepat pula.

❤️: "Yang Mulia Raja Otak Pemikir, bagaimana pendapat Anda?"
🧠: "Mengingat kondisi nilai dan aktivitas Darea yang tidak karuan, menurut saya kita harus menolak tawaran ini."
❤️: "Akan tetapi wajah Ratna dan teman-temannya sangat memelas, saya kasihan melihatnya."
🧠: "Bukankah kesehatan Darea yang lebih utama, saya mengerti maksud Anda. Tapi pemilik kitalah yang harus diprioritaskan."

Hening, Raja Hati Sekejap sebenarnya tidak tega. Namun pendapat Yang Mulia Raja Otak Pemikir ada benarnya juga.

❤️: "Baiklah, untuk sekarang mari kita tolak."

♪★*☆♪

❤️: Raja Hati Sekejap

🧠: Raja Otak Pemikirmikir

Surat PercobaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang