v

8 4 0
                                    

Sepertinya, kedepannya Darea akan selalu terusik karena kegagalannya dalam memenuhi permintaan Vanessa. Namun, kesengsaraannya tidak berhenti sampai disitu saja. Kira, salah satu teman dekat Darea tiba-tiba mengiriminya pesan yang cukup panjang.

"Rea, aku dengar kamu menyatakan perasaan Vanessa kepada Alde. Namun, sewaktu aku meminta tolong padamu hal yang sama, kamu menolakku. Sepertinya tingkatan orang yang meminta bantuanmu cukup diperhitungkan ya Rea. Padahal aku malu sekali saat memberitahumu mengenai perasaanku kepada Alde. Terima kasih Rea."

Darea menjambak rambutnya kesal.
"Wah! Sepertinya memang benar manusia diciptakan sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya sepertiku yang ditakdirkan sebagai samsak dunia." Darea tertawa frustasi, latihan pianonya sia-sia karena Vanessa tidak menginginkannya lagi, Alde kini mempunyai kesan buruk padanya, dan sekarang teman dekatnya mengungkit masalah yang sudah lampau dikaitkan dengan permasalahannya dengan Vanessa.

♪★*☆♪

🧠: Sebenarnya saya cukup frustasi, apakah Anda mengetahui masalah Darea dengan Kira?

❤️: Itu sudah lama sekali Yang Mulia, namun sepertinya harga dirinya tergores karena Darea melakukan perintah Vanessa.

🧠: Manusia itu rumit sekali. Yang Mulia Anda hebat sekali mengolah perasaan mereka.

❤️: Sebenarnya pengolahan tersebut harus diimbangi pemikiran rasional yang Anda punya Yang Mulia. Saya minta maaf karena masalah tersebut muncul karena kami memutuskannya tanpa persetujuan Anda.

🧠: Yang lalu biarlah berlalu. Kita hanya bisa membisikkan saran kepada Darea. Kini, biarkan ia yang memutuskannya. Darea harus percaya diri karena kita mempercayai dan mendukungnya.

❤️: Perlahan, mungkin setelah Darea mengenal dirinya. Lingkungannya akan mulai terbentuk untuk menerimanya apa adanya.

♪★*☆♪

"Kira, sepertinya kita sudah sepakat mengenai ini. Saat itu, aku dan Alde belum berada dalam bimbingan belajar yang sama. Kedua, aku belum mempunyai nomornya. Ketiga, aku melakukan permintaan Vanessa karena memang keadaannya aku dan Alde bisa melakukan komunikasi. Keempat, ini masalah kalian sendiri, memangnya aku pengantar pesan?. Kelima, mungkin ini saat yang tepat kalau aku harus mundur berteman dengan kalian, bila aku duri yang membuat kalian tidak nyaman, silahkan anggap aku apa di mata kalian. Terima kasih atas kenangannya. Serta aku akan memberitahumu satu hal, karena orang tua kami berteman, jadi bertunangan sejak kecil bukanlah hal yang mengagetkan bukan? Jadi, itu tergantung aku dan Alde untuk melanjutkan atau memutuskannya."

Darea menghela napas panjang. Baginya keberanian adalah hal yang sangat sulit, dimana ia masih ragu atas dirinya sendiri. Rasanya berat tanpa teman dan lingkungan yang biasanya mengelilinginya dengan senyuman. Palsu. Darea ingin memulai dari awal, belajar mengenal dirinya sendiri, lingkungannya, serta dunianya. Memahami perasaannya serta mengontrolnya dengan bijak. Memang sulit, tapi Darea paham satu hal, bila ingin dimengerti seseorang, Darea harus mengenal dirinya terlebih dahulu.

Surat PercobaanWhere stories live. Discover now