BAB 61

35 2 0
                                    

"Hampir aja!" Yoga memarahi Cleo yang ceroboh.

Mereka berempat berhasil masuk ke dalam rumah keluarga Septians.

"Maaf bro, hehe" Cleo terkekeh.

"Udah, mending kita beresin tugas dulu biar ga ada yang curiga" Sergah Varo.

Semuanya mengangguk dan berpencar.

Di kamar Yulia.

"Yulia... Aku datang..." Balqis masuk ke kamar Yulia.

"Cepet banget." Ucap Yulia.

"Iya dong, kan bisa bantu-bantu" jelas Balqis.

"Yaudah bantuin gue make up nih, bentar lagi tamunya bakal Dateng." Sergah Yulia.

"Oke, emangnya mereka kayak apa sih?" Tanya Balqis sambil merias wajah Yulia.

"Katanya mereka itu bangkrut gara-gara sebuah keluarga di luar kota, terus minta bantuan keluarga gue buat ngehancurin musuh mereka." Jelas Yulia.

"Emangnya ayah Lo Mau?" Tanya Balqis.

"Mau, tapi sebagai jaminan mereka tunduk sama keluarga gue, dan... Musuh mereka itu juga musuh keluarga gue katanya."

"Hah? Emang keluarga kayak apa musuh kalian?" Balqis semakin penasaran.

"Gue juga ga tau, mending kita ga usah ikut campur deh." Ucap Yulia.

Mereka selesai.

"Nona... Para tamu sudah datang." Ucap pelayan dari luar pintu kamar.

"Iya!" Teriak Yulia.

"Ayo kita ke sana." Ajak Yulia

Balqis mengangguk.

Para tamu sudah berdatangan.

Varo dan Trans juga berada di sana sambil memegangi nampan.

Varo tertegun melihat salah seorang gadis di sana.

"Itu..." Gumam Varo sambil matanya terbelalak.

"Selamat datang Mr.Smith!" Ucap pemimpin keluarga Septians dengan sumringah.

"Terimakasih Mr.Septians, senang rasanya bisa bekerja sama dengan anda." Johan segera menjabat tangan Sadam-pemimpin keluarga Septians.

"Kenapa mereka ada disini? Dan lili juga?!" Varo sangat terkejut atas kedatangan mereka sampai-sampai nampan yang dia pegang jatuh ke lantai.

Plankk! Bunyi nampan itu membuat semua orang menoleh.

Varo segera mengambil nampan itu dan segera pergi ke dapur.

"Ah maaf Mr.Smith, jangan dihiraukan." Sadam terkekeh.

"Tak masalah Mr.Septians" Johan tersenyum kecut.

"Hm?" Lili dan Yolanda saling pandang.

"Bukannya tadi..." Yolanda tampak familiar dengan badan Varo dengan melihatnya sekilas tadi.

"Ya! Aku yakin itu Varo, tapi kok bisa dia di sini?" Lili sangat terkejut.

Lili dan Yolanda berencana mengikuti tapi ibu Yolanda melarang mereka pergi, tidak sopan jika dilihat tuan rumah.

"Kita harus selidiki nanti."

"Iya!"

Gumam mereka berdua.

"Situasi semakin kacau!" Gumam Varo yang sedang dalam perjalanan ke dapur.

Bug! Varo menabrak Yulia dan Balqis yang ingin ke aula!

"Hm?!"

"Varo?!"

"Ngapain kamu di sini?!"

Yulia dan Balqis terkejut. Varo tak bisa berkata-kata.

"Apa jangan-jangan lo-"

"Tunggu! Gue kesini... Karna gue pelayan di keluarga Smith." Varo berbohong

"Ha?" Yulia dan Balqis bingung mau percaya atau tidak.

"Lo serius?" Tanya Yulia.

"Iya!" Ucap Varo.

"Hm! Ternyata Lo cuma pelayan! Minggir!" Balqis segera mengajak Yulia ke aula.

Yulia menatap Varo sedikit ragu dengan jawaban Varo tadi.

"Hufft, aman." Varo menghela nafas dan langsung ke dapur.

Di aula pertemuan.

"Mr.Smith,apakah anda setuju dengan pernyataan di surat ini?" Tanya Sadam.

"Ini..." Johan sedikit ragu, surat yang dia pegang berisi kepemilikan semua aset milik keluarga Smith, dan Johan harus menanggalkan Nama keluarga Smith jadi Keluarga Septians.

"Tuan, ini teh nya." Staff datang membawa beberapa cangkir teh.

"Jangan terburu-buru, minum dulu teh anda Mr.Smith." Sadam tersenyum.

Johan mengangguk dan meminum teh itu.

Sedikit melirik kertas itu, Staff itu dapat melihat apa yang tertulis di kertas itu.

Staff itu adalah Trans!

BOS MUDA YANG DISAMARKANWhere stories live. Discover now