BAB 71

37 2 0
                                    

Varo dan Vivi memasuki kampus.

"Kita ke asrama kamu sayang, yang lain udah nunggu." Ucap Vivi.

"Oke"

Saat Varo membuka pintu...

Ctass! Ctas!! Party popper di ledakan.

"Selamat datang kembali Varo" Sambut semua orang.

Varo tersenyum malu.

"Ayo bro duduk dulu sini." Ucap Aldo menarik tangan Varo.

"Sumpah, gue kira Lo bakal mati Varo..!" Lena kesal.

"Haha Varo ga bakal mati sebelum nikah sama Vivi, ya ga?" Ucap Aldo.

"Tapi bro, dari yang kita semua tau, waktu Lo koma Lo nyebutin banyak banget nama, emang mereka siapa?" Tanya Randy.

Varo berfikir sejenak.

"Em... Jadi gini, selama gue koma, gue kayak mimpi tapi nyata gitu, semua di mulai saat gue..." Varo pun menceritakan semua pengalamannya saat koma, mulai dari melawan keluarga Vinci sampai mati di tangan Sadam.

"Gila! Bisa gitu ya?"

"Kayak di film-film action!" Mereka semua terkejut.

"Udah... Yang penting kamu selamat, kayaknya kita ga bakal lagi naik bukit Sahuri deh!" Ucap Vivi sambil membawakan sepotong kue untuk Varo.

"Hahaha bener." Semua orang tertawa.

...

Hari-hari berlalu.

Varo dan Vivi sedang makan di danau dekat kampus.

"Kamu kenapa? Kok bengong gitu? Jangan di mainin baksonya!" Ucap Vivi melihat Varo yang tidak melahap makanannya.

"Ah, aku cuma masih bingung aja, kok bisa semua yang aku lalui itu cuma mimpi, dan... Kakekku itu apakah nyata?" Tanya Varo.

"Emm... Kenapa kamu ga tanya sama keluarga kamu aja? Coba telpon kakak."

"Udah, tapi mereka ga bilang apa-apa."

"Yaudah deh mending kamu fokus ke kuliah aja, bentar lagi kan kita mau lulus." Vivi tersenyum.

"Iya iya... Dan setelah wisuda nanti aku bakal lamar kamu, kita akan menikah sayang!" Varo mengusap kepala Vivi.

"Oke, aku pegang janji kamu ya hihi"

Mereka berdua lanjut makan.

"Eh btw kemarin aku ketemu Lili." Ucap Vivi tiba-tiba.

"Uhuk! Apa?" Varo terkejut.

"Iya aku ketemu Lili, dia kayak orang linglung gitu, terus dia bilang sama aku, 'hati-hati Vivi' sambil senyum aneh gitu, ihh creepy!" Lili tampak kesal.

"Hahaha creepy gimana sayang? Bukannya dia ikut keluarga Smith ke kota asalnya?" Tanya Varo.

"Ya aku ngga tau juga, tapi kayak aneh aja gitu."

Kringg!!! Telepon dari David.

"Ya?"

"Halo Mr.Dinata, malam ini ada kolega yang ingin bertemu dengan anda untuk urusan bisnis, apa anda luang?" Tanya David.

"Ya aku luang, atur aja tempatnya, kita ketemu malam nanti." Varo mematikan telepon.

"Kayaknya penting ya?" Tanya Vivi

"Mungkin, udah yok habisin terus kita balik ke asrama." Ucap Varo.

"Okeii."

...

Malam pun tiba, Varo dan David bertemu dengan Tuan Henrik di restauran dalam hotel.

"Ah senang bertemu dengan anda Mr.Dinata." Sambut Henrik menjabat tangan Varo.

"Santai saja, ayo duduk." Ucap Varo.

Mereka bertiga mendiskusikan beberapa hal tentang perusahaan.

Beberapa saat kemudian.

"Baiklah karna semua sudah beres, kami pergi duluan Tuan Henrik." Ucap Varo.

"Baik Mr.Dinata." Kata Henrik sedikit membungkuk pada Varo.

Saat ingin keluar hotel.

Prankk! Terdengar suara gelas pecah.

"Pergi Lo berengsek!" Teriak seorang gadis pada pria di depannya.

"Ayolah hei, gue udah kasih Lo duit banyak dan sekarang Lo ga mau nurut sama gue?!" Pria itu mencengkeram rambut gadis itu dengan kuat.

"Ada apa ini? Dimana security?" Batin Varo yang kesal melihat seorang melihat menyakiti wanita.

"Mr.Dinata, sebaiknya kita pulang, ini sudah larut." Ajak David.

"Kita bantu gadis itu." Ucap Varo.

David hanya menurut.

"Sial, masih aja mau berontak hah?!" Pria itu mengambil ancang-ancang untuk menampar.

Namun Varo segera menahan tangan pria itu dan memukulnya hingga babak belur!

"Si-siapa Lo?" Tanya pria itu.

Varo tidak menjawab dan malah menendang bokong pria itu.

Pria itu kabur.

"V-varo...?" Gadis itu terbata-bata.

Varo kaget namanya di sebut, saat Varo menoleh..

"Lili?!"

Lili segera ingin berlari keluar meninggalkan Varo namun Varo segera menahan tangan lili.

"Lepasin gue Varo! Gue cuma pecundang!" Teriak lili menangis.

Varo menoleh pada David mengisyaratkan sesuatu.

"Baik, kami akan menunggu di mobil Mr.Dinata." Ucap David berlalu pergi.

"Jangan gitu, ayo gue pesenin kamar buat Lo malem ini." Ucap Varo pada Lili.

Lili kaget! Varo masih baik padanya.

Di kamar hotel.

"Ini Varo minum dulu." Ucap Lili menyodorkan Kopi.

"Makasih" Varo tersenyum dan meminum kopi itu.

"Coba Lo jelasin, apa yang terjadi?" Tanya Varo.

"Gue... Di telantarkan oleh keluarga Smith, mereka bilang gue penyebab kesialan mereka karna Lo udah ngambil aset mereka." Curhat lili.

"Hm?" Varo terkejut!

" Jadi... Otomatis ini salah gue dong!" Batin Varo.

"Terus seka- ahh!" Varo memegangi kepalanya.

"Kopi inii?!!"

Bruk! Varo pingsan!

Kopi yang di buat oleh lili telah di masukkan obat bius!

"Hehe" Lili terkekeh.

Segera lili dengan susah payah mengangkat badan Varo ke atas kasur dan melepas pakaian Varo.

"Lo ga bisa nyalahin gue karna udah lakuin ini Varo... Gue cuma mau Lo jadi milik gue!" Kata lili sambil melepas pakaiannya sendiri.

BOS MUDA YANG DISAMARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang